Melacak Jejak 11 Maestro Sastra  

Reporter

Editor

Sabtu, 7 Agustus 2010 12:31 WIB

PAGELARAN MAESTRO SASTRA. FOTO ANTARA/Regina Safri
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Karya sebelas maestro sastra ditampilkan di Taman Budaya Yogyakarta, Jumat (6/8) malam lalu. Pementasan karya mereka berupa pembacaan puisi, pembacaan naskah dengan monolog serta musikalisasi puisi. Kesebelas maestro itu adalah Nasjah Jamin, Umar Kayam, Linus Suryadi AG, Kuntowijoyo, WS Rendra, Muhammad Dipodegoro, Suryanto Sastroatmojo, YB Mangunwijaya, Subagyo Sastrowardoyo, Kirdjomulyo dan Pak Besut.

Pembacaan karya sastra mereka dimulai dengan pembacaan puisi Nasjah Jamin seperti orang biasa membaca puisi dengan datar. Pada naskah Umar Kayam yang berjudul "Celana Kolor di Pasar Sukowati" ditampilkan monolog oleh Andika Ananda dengan tiga ekspresi, yaitu sebagai Umar Kayam, Mister Rigen dan narator. Gerakan dan ekspresi pembaca naskah pun menghidupkan karya Umar yang sangat beken dengan karya "Mangan Ora Mangan Kumpul" (Makan Tidak Makan Asal Kumpul). Saat menyaksikan pembacaan naskah itu, para penonton seolah menonton film dengan imaninasi sendiri.

Puisi karya Kuntowijoyo yang berjudul "Suluk Awang-Awung" yang dibacakan oleh Evi Idawati, sangat kental dengan aroma mistis (suluk) dan sufistik. Ekspresi Evi saat membaca puisi itu seolah semakin "sakau" dan tenggelam dalam puisi itu. Berbeda dengan yang lainnya, dua puisi yang berjudul "residu" dan "Abimanyu di Padang Kurusetra" karya Linus Suryadi AG dipentaskan dengan iringan musik yang rampak paduan gitar klasik, semielektrik, bas petot, biola dan gendang. Para pemain musik dari komunitas Sarkem.

"Pergelaran karya sastra sang maestro ini untuk mengapresisasi karya mereka, karya ini menginspirasi penciptaan seni sastra dan pengembangan bidang ilmu sastra di Indonesia," kata Sri Eka Kusumaning Ayu, ketua panitia Gelar Karya Maestro di Taman Budaya Yogyakarta.

Ia menambahkan, Gelar Karya Maestro ini juga untuk mengenalkan sekaligus menonjolkan seni sastra Yogyakarta kepada masyarakat luas. Karya para maestro dipilih untuk dipentaskan karena para kreatornya mempunyai intensitas dalam berproses dalam waktu panjang serta teruji sosial maupun budaya.

Tak hanya ditampilkan dalam pertujnukan di panggung, karya mereka juga diabadikan pada seni instalsi "sastorkios", sebuah kios bambu yang berada di depan Hall Taman budaya dihiasi dengan puisi, cuplikan kalimat karya sastra para maestro. Tak cukup itu, puisi-puisi juga diabadikan di atas lantai dengan cat. Dan yang lebih unik ada empat bangku dari kayu jati yang diukir berupa ukiran tulisan judul-judul karya sasstra.

Muhammad Ainun Nadjib, budayawan yang akrab dipanggil Emha, berorasi budaya dengan judul "Gelar Karya Para Maestro" sebelum pementasan. Ia berpendapat, para maesrto sastra itu bagaikan rajawali. Umar kayam sebagai pemelihara dan penjaga karakter bangsa, Kuntowijoyo sungguh-sungguh berilmu mata rajawali, Nasjah Jamin yang dianggap bisa terbang dan melata, Muhammad Diponegoro mampu memasak nasi sastra di atas kompor budaya agama lingkungannya yang hampir tanpa sumbu dan api.

Linus Suryadi AG diapresiasi sebagai yang menyelam di lautan kemesraan dan etika "Jawi", Suryanto Sastroatmojo sebagai penjaga sipul tali sejarah dari Astinapura, lemoria Atlantis, Anglingdarma Batik Madrim hingga Kemusu, YB Mangunwijaya sebagai wasit manusia dan masyarakat kemanusiaan, WS Rendra yang tidak bersedia membiarkan anak-anak bangsanya merunduk rendah diri, yang senantiasa gagah karena menjaga pertanda manusia adalah kreativitasnya. Dan Pak Besut yang dengan suaranya membangun kehgembiraan hidup menjadi kebesaran sehingga mengatasi segala yang bukan kegembiraan.

"Saya tidak menyebut Kirdjomulyo karena dia adalah sosok yang di atas maestro, sampai saat ini dia sastrawan yang menulis cerita drama paling banyak," kata Emha.

Ia menambahkan, burung rajawali oleh Tuhan diberi rangsum usia relatif sama dengan manusia, antara 60-80 tahun, naik turun. Jika manusia Yogyakarta menggunakan wacana "katuranggan" dan menemukan dirinya adalah rajawali, bukan emprit atau cipret, atau sekurang-kurangnya ia menemukan potensi rajawali dalam dirinya, maka tinggal bercermin pada burung itu.

"Karena hidup pada irama dan skala waktu yang relatif sama," kata dia.

Muh Syaifullah

Berita terkait

Bank BJB dan Unpar Dukung UMKM Berkelanjutan

21 Februari 2024

Bank BJB dan Unpar Dukung UMKM Berkelanjutan

Bank bjb dan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) berkolaborasi dalam seminar bertajuk "Riset Pasar: Berdayakan Lokal, Bisnis Mengglobal" untuk mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Barat memiliki bisnis yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Buka Seminar dan Uji Kompetensi Ikatan Motor Indonesia (IMI) II-2023

29 November 2023

Bamsoet Buka Seminar dan Uji Kompetensi Ikatan Motor Indonesia (IMI) II-2023

Bambang Soesatyo membuka Seminar dan Uji Kompetensi IMI II-2023 bagi Pelaksana dan Penyelenggara Olahraga Kendaraan Bermotor. Diikuti 296 peserta

Baca Selengkapnya

Taylor Swift Jadi Topik Pembahasan Seminar Akademis Berjudul Swiftposium

22 September 2023

Taylor Swift Jadi Topik Pembahasan Seminar Akademis Berjudul Swiftposium

Pengaruh Taylor Swift sebagai ikon pop menjadikan popularitas dan karyanya sebagai pembahasan seminar akademis

Baca Selengkapnya

Seminar Implementasi Proper PKN II, Sekda Hana Sangat Dukung Gustaf Griapon

14 September 2023

Seminar Implementasi Proper PKN II, Sekda Hana Sangat Dukung Gustaf Griapon

Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura menjadi mentor pada Seminar Implementasi Proyek Perubahan PKN Tingkat II Angkatan XXX

Baca Selengkapnya

PT EMLI Gelar Seminar untuk Industri Manufaktur di Batam

28 Juli 2023

PT EMLI Gelar Seminar untuk Industri Manufaktur di Batam

PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI) kembali menggelar kegiatan bertajuk Mobil Nationwide General Manufacture Seminar di wilayah Batam.

Baca Selengkapnya

Hari Anak Nasional, Ajak Keluarga Tingkatkan Ilmu Parenting

21 Juli 2023

Hari Anak Nasional, Ajak Keluarga Tingkatkan Ilmu Parenting

Good Doctor bekerja sama dengan Jakarta Escape Citypark gelar seminar parenting mengenai pola hidup sehat pada perayaan Hari Anak Nasional 2023.

Baca Selengkapnya

Cerita di Balik Hari Sejarah Nasional Setiap 14 Desember

14 Desember 2022

Cerita di Balik Hari Sejarah Nasional Setiap 14 Desember

14 Desember sebagai Hari Sejarah Nasional merujuk pada tanggal dimulainya Seminar Sejarah Nasional 1957 di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Gelar Seminar Kebangsaan untuk Milenial

15 November 2022

Mas Dhito Gelar Seminar Kebangsaan untuk Milenial

Pemkab Kediri berupaya menyiapkan kaum milenial siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Baca Selengkapnya

Seminar Huawei di SUTD Hubungkan Talenta Digital ASEAN dan Singapura

4 September 2022

Seminar Huawei di SUTD Hubungkan Talenta Digital ASEAN dan Singapura

Seminar Huawei itu bertujuan membantu peserta mempelajari pengembangan karir di masa depan di bidang teknologi, serta mendorong kewirausahaan.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Bicara Integrasi Nasional di Seminar APPSI Bengkulu

20 Juni 2022

Anies Baswedan Bicara Integrasi Nasional di Seminar APPSI Bengkulu

Anies Baswedan membuka acara Seminar Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia di Gedung Raya Semarak, Bengkulu.

Baca Selengkapnya