Etos Bulukumba dalam Sepotong Lakon

Reporter

Editor

Selasa, 27 Juli 2010 09:20 WIB

TEMPO/Dwi Narwoko

TEMPO Interaktif, Makassar - Sebagai masyarakat agraris di pedesaan, Bulukumba punya kebiasaan bahu-membahu saat anggota masyarakatnya menggelar hajatan. Lelaki dan wanita tak mau ketinggalan. Tanpa diundang, mereka berbondong-bondong ke rumah mempelai. Di saat kaum pria membuat laminan, janur, dan memasang tenda, para ibu dan remaja putri tak kalah gesit di dapur. Meracik bumbu, memotong daging, atau membuat penganan untuk tamu dan undangan.

"Semua mencerminkan semangat gotong royong masyarakat saat akan menggelar pesta pernikahan," kata Dewi Fauziah, Pembina Sanggar Tari Adinda kepada Tempo, Sabtu pekan lalu.
Etos kerja dan semangat gotong royong ini dicoba diangkat oleh Sanggar Tari Adinda dalam tarian Sipakala' biri' ri pa' buntingang, Sabtu pekan lalu, di Benteng Fort Rotterdam, Makassar.

Gemulai gerak delapan penari wanita tampak anggun dengan balutan kostum warna cerah. Empat berwarna kuning, empat lain berwarna hijau. Bawahan berupa sarung sabbe' dengan motif kotak-kotak selaras dengan warna baju. Kesan anggun semakin terpancar dari selendang merah yang melekat di badan.

Mula-mula, penari berbaris delapan menghadap penonton sebagai simbul salam penghormatan. Seiring dengan suara musik pengalun dan lantunan syair, kedelapan penari membagi diri menjadi dua kelompok sesuai dengan warna baju. Kadang mereka duduk membentuk lingkaran seraya menirukan beberapa gerakan, lazimnya para ibu dan remaja putri yang sedang meracik bumbu.

Dewi menuturkan, sudah menjadi kebiasaan sebagian besar warga di Bulukumba, jika salah seorang warga menggelar hajatan, seperti pesta pernikahan, kaum wanita datang membantu hingga hajatan berakhir. Kebiasaan yang sudah menjadi semacam budaya di kalangan masyarakat Bugis Makassar, masih terpelihara dengan baik. "Sampai sekarang kebiasaan seperti ini masih berlangsung, terutama di kalangan masyarakat pedesaan yang masih mengedepankan budaya gotong royong," ia menjelaskan.

Advertising
Advertising

Dewi menambahkan, tarian ini menyampaikan pesan kebersamaan yang menjadi ciri khas masyarakat agraris di Sulawesi Selatan. Lakon berdurasi kurang dari 15 menit itu menunjukkan ciri khas warga Kabupaten Bulukumba. Beberapa gerakan dalam tarian banyak diilhami dari tari Salondreng, tarian yang juga mengisahkan pelaksanaan prosesi pernikahan. "Iringan beberapa alat musik didominasi oleh perkusi, untuk menghidupkan tarian itu sendiri," kata dia.

Dominasi perkusi sebagai alat musik tradisional begitu terasa sepanjang pertunjukan selama sekitar setengah jam. Ganrang, rebana, dan alat musik pukul dari bambu, Katto'-katto', begitu rancak terdengar. Sesekali ritme pertunjukan terkesan lamban dalam nada-nada sedikit melo saat iringan kecapi dan suling mengalun. Musik begitu dinamis mengiringi gerak gemulai kedelapan penari yang tampil dengan full make up.

Penampilan rombongan asal Bulukumba ditutup dengan tari Mario Uleng. Tarian ini menggambarkan keceriaan pemuda dan pemudi saat menanti bulan purnama. Berbeda dengan suguhan sebelumnya, kali ini petikan kecapi dan alunan seruling terdengar dominan. Seperti hendak menyesuaikan gerak delapan pasang muda-mudi yang larut dalam keceriaan di bawah siraman purnama.
Ketika kegelapan menyelimuti bumi, para remaja pun dirundung resah, menanti purnama yang tak kunjung tiba.

Tunrung Pakkajanra

Pergelaran seni Sulawesi Selatan di Benteng Rotterdam pada Sabtu pekan lalu semakin semarak dengan penampilan Sanggar Sejati, mewakili Kota Makassar. Enam penari pria tampil begitu padu dalam lakon Tunrung Pakkanjara. Eksplorasi perkusi, seperti ganrang, menjadi ciri khas tarian yang mengutamakan gerak keenam penari ini.

Dentuman ganrang bertalu-talu semakin menghidupkan suasana. Eksplorasi alat musik tradisional yang biasanya hanya dimainkan dengan memukul dengan menggunakan jari tangan ini tak lagi tampak. Ganrang dipukul dengan menggunakan dua kayu yang panjangnya seukuran lengan orang dewasa. Bersahut-sahutan, sambung-menyambung, memecah keheningan malam yang mulai merayap seantero kota.

"Itulah keunikan Tunrung Pakkanjara," kata Vian, seorang penari seusai pertunjukan pada Sabtu itu. "Gerakan penari mesti selaras dengan ketukan ganrang yang bertalu-talu yang seolah tak mau berhenti."

Nada nada yang dimunculkan begitu apik sekaligus rancak. Selaras spirit tarian, yang menggambarkan keceriaan para prajurit kerajaan. Prajurit yang memainkan gerakan Pa'raga.

ARIFUDDIN KUNU

Berita terkait

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

34 hari lalu

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

7 Desember 2023

Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

Butet Kartaredjasa menyebut bahwa pementasan seninya diintervensi oleh pihak kepolisian karena larangan menampilkan satir politik.

Baca Selengkapnya

HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

28 Juli 2023

HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

Komunitas seni dan budaya, Sangkami mengusulkan pementasan seni dan budaya melibatkan para anggota MPR.

Baca Selengkapnya

Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

25 April 2023

Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

Rangkaian Monas Week menyuguhkan pertunjukan musik khas Idul Fitri serta Air Mancur Menari dan video mapping.

Baca Selengkapnya

4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

21 Januari 2023

4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

Acara-acara itu tak sekadar untuk membuat meriah Imlek, tapi memiliki makna di dalamnya.

Baca Selengkapnya

Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

14 Desember 2022

Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

Ada sejumlah agenda seni budaya yang akan kembali digelar di kawasan Kaliurang pada libur Natal dan Tahun Baru.

Baca Selengkapnya

Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

3 September 2022

Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

Gabungan seniman Kabupaten Bekasi kembali manggung untuk memeriahkan Lebaran Anak Yatim setelah dua tahun terhalang pandemi

Baca Selengkapnya

Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

23 Maret 2021

Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

Tari Sri Kayun dan fragmen Suroloyo Wrehaspati dibawakan oleh seniman Kulon Progo dan pegawai pemerintah daerah sebagai penari pendukung.

Baca Selengkapnya

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.

Baca Selengkapnya

Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

1 Desember 2020

Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

Tentu ada beberapa tantangan saat memproduksi pentas teater. Salah satu kendala utamanya adalah mencari cara agar pentas tetap dapat roh.

Baca Selengkapnya