Drawing tentang Kemurungan  

Reporter

Editor

Rabu, 5 Mei 2010 15:40 WIB

"Pagi Hampir Mati" karya Maria Magdalena. (Tempo/Heru CN)

TEMPO Interaktif, Bantul - Apa yang terjadi ketika tiga orang perempuan sengaja menarik diri dari hiruk-pikuk kehidupan selama beberapa hari? Hasilnya ternyata adalah 28 karya drawing yang kini dipajang dalam pameran bertajuk Gloomy Alone di El Pueblo Cafe, di Jalan Patangpuluhan Gang Kesehatan 2A, Sonosewu, Bantul, 1-5 Mei 2010.

Ke-28 materi pameran tersebut masing-masing karya Maria Magdalena, 21 tahun, Nurify, 24 tahun dan Novie Elisa, 26 tahun. Ketiga perempuan ini tergabung dalam kelompok yang mereka sebut dengan Daki Tebal.

Nurify, lulusan STIE YKPN Yogyakarta tahun 2009, menemukan sebuah kebebasan personal dalam kesunyiannya. Kebebasan itu kemudian ia personifikasikan dalam sosok manusia setengah burung. Sosok itu berupa seorang gadis dengan mata sayu, namun memiliki mulut lancip seperti burung.

“Itu memang sosok evolusi antara burung dan manusia. Melalui sosok itulah saya kemudian mengeksplorasi kebebasan personal melalui karya-karya drawing,” jelas sarjana manajemen yang lebih suka berkesenian ini.

Ada sembilan karya Nurify pada pameran ini. Ia selalu menggunakan drawing pen dengan pewarna cat poster di atas kertas berukuran 18 X 18 cm. Salah satu karya yang menarik adalah sosok gadis berparuh yang sedang melahirkan sosok manusia setengah burung lainnya. Judulnya : menelor.

Sementara dua perupa lainnya, Maria Magdalena dan Novie Elisa, justru menemukan idiom yang sama. Keduanya, menampilkan sosok yang sedang menjahit dirinya, sebuah ekspresi atas capaian saat mereka dalam keheningan.

Novie Elisa, alumnus Universitas Negeri Jember, Jawa Timur, lebih suka menggunakan spidol sebagai medium gambar, bahkan melahirkan dua karya yang berjudul Jahit I berupa sosok gadis yang sedang menjahit tangannya sendiri, dan Jahit II berupa sosok perempuan yang sedang menjahit bibirnya sendiri.

Sedangkan Maria Magdalena, mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta angkatan 2007, dalam karyanya yang berjudul Menjahit menampilkan dua sosok manusia yang saling menjahit luka menganga di dada. Tubuh kedua sosok itupun terkesan tepotong oleh seutas benang yang ditarik oleh paruh burung gagak.

Burung gagak kembali muncul pada karya lainnya yang berjudul Pagi Hampir Mati. Menggunakan drawing pen, Maria Magdalena menampilkan sesosok gadis yang tengah tertidur dan dua ekor burung gagak yang hinggap di ranjang. Maria sengaja menghadirkan burung berbulu hitam itu untuk menegaskan tentang kematian.

Materi pameran ini, menurut kurator Isrol Triono, merupakan artikulasi Kelompok Daki Tebal tentang kemurungan saat dalam kesendirian melalui bahasa visual. “Dengan benda-benda di sekitarnya, mereka mengeksplorasi diri. Kadang menemukan kejadian yang mengejutkan,” tulisnya dalam katalog pameran.

Heru CN

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

40 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

46 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya