Niniek L. Karim Ingin Festival Film Indonesia Jadi Rumah Gadang
Selasa, 4 Mei 2010 19:13 WIB
Tugas Niniek tergolong berat. Ia bertanggung jawab menyusun perencanaan dan pedoman penyelenggaraan FFI, mendukung pelaksanaan kegiatan festival/pekan film Indonesia di luar negeri serta mengkoordinasikan keikut-sertaan film-film Indonesia di festival Internasional.
“Semua perencanaan terbuka untuk diperdebatkan. Tidak jarang kita sampai berantem. Tapi saya pikir itu bunga-bunga interaksi,” tutur perempuan berusia 61 tahun ini di Jakarta Pusat, Selasa (4/5).
Salah satu pemain film Ketika Cinta Bertasbih 2 ini sudah mengepalai komite sejak 11 Agustus kemarin. Kisaran akhir tahun ini, komite berniat menggelar kembali anugerah yang juga dikenal sebagai penghargaan citra di Jakarta. “Kita berusaha mengakomodasi semua kepentingan insan film nasional,” terang Niniek.
Sehingga di FFI nanti, Niniek melanjutkan, tidak muncul lagi dua kelompok yang saling bertentangan seperti yang terjadi pada tahun-tahun belakangan ini. “Semua harus sadar bahwa kita masyarakat perfilman Indonesia,” tegas perempuan kelahiran Mataram, 14 Januari, tersebut.
Dengan cara begitu, Niniek percaya legitimasi FFI sebagai anugerah tertinggi penghargaan film nasional segera bangkit kembali. “Ibarat rumah, saya ingin FFI menjadi rumah gadang bagi semua penghargaan film seperti IMA atau Jiffest,” ujar perempuan berdarah Minang tersebut.
MUSTHOLIH