Merawat Tari yang Berkarat  

Reporter

Editor

Senin, 26 April 2010 17:41 WIB

Tarian "Serimpi Karatan" koreografer Migiyono Kasido di Studio Mugi Dance, Kartosuro. (Tempo/Andry Prasetyo)
TEMPO Interaktif, Sukoharjo - Sanggar Mugi Dance, Solo, Jawa Tengah, menggarap sebuah kreasi dari tarian tradisional Jawa, Tari Srimpi. Rencananya, tari kreasi tersebut akan dipentaskan di Teater Salihara, Jakarta, pada akhir bulan ini. Sebelum pentas di Jakarta, Mugi Dance menggelar pentas pemanasan di depan puluhan anak sekolah dasar di sanggar mereka di Sukoharjo, pada Ahad kemarin.

Tari Srimpi Neyeng, begitu nama tarian hasil kreasi itu, yang berarti Rimpi yang berkarat. Sepintas, gerakan Srimpi Neyeng tersebut tak jauh berbeda dengan Srimpi Ludiromadu, ciptaan dari Pakubuwana IV, yang berkuasa di Keraton Kasunanan Surakarta pada sekitar 1800. Pakaian yang dikenakan oleh penarinya juga hampir sama dengan penari Srimpi biasa.

Bedanya, iringan musik dalam Srimpi Neyeng tersebut menggunakan gamelan berirama Kodok Ngorek, yang sering digunakan dalam upacara adat. Terkadang, musik pengiring tersebut berbaur dengan riuhnya suara knalpot di jalan raya.

Advertising
Advertising

Srimpi Neyeng dibawakan tiga penari perempuan dan satu pria. Selain mengenakan pakaian Srimpi, ketiga penari perempuan itu melilitkan gulungan tikar yang robek di beberapa tempat. Seorang dalang perempuan duduk bersimpuh sembari bersenandung.

Mereka menari layaknya tari Srimpi. Ritme tariannya mengikuti suara ketukan dalang pada sebuah kotak dari kayu. Menjelang akhir pementasan yang berdurasi sekitar 45 menit tersebut, mereka melepas tikar yang melilit tubuhnya sembari terus bersenandung. Dalang perempuan menjahit beberapa helai tikar tersebut dengan sebuah tali.

Menurut sang koreografer Mugiyono Kasido, tarian tersebut merupakan sebuah kritikan kepada penguasa mengenai bagaimana mereka memperlakukan sebuah seni tradisi. Menurut dia, kesenian hanya dimiliki tanpa sekali pun dipelihara. “Akhirnya berkarat,” kata Mugiyono.

Mugiyono menyatakan, ia menciptakan tarian tersebut sejak tahun lalu. “Setelah ada negara yang mengklaim jika Tari Pendet merupakan miliknya,” ujar lulusan Sekolah Tinggi Seni Indonesia Solo tersebut. Dari kasus tersebut, ia menyadari bahwa Indonesia memiliki kekayaan seni tradisi yang dibiarkan berkarat tanpa dirawat.

Dan yang cukup istimewa, pementasan Srimpi Neyeng tersebut merupakan pementasan perdana di sanggar Mugi Dance. “Selama ini sanggar hanya untuk latihan,” kata Mugiyono.

Dalam garapan ini, Mugiyono juga pertama kalinya berkolaborasi dengan ibunya, Murharti, yang tampil sebagai dalang. Menurut dia, kolaborasi tersebut untuk menggambarkan jika sebuah seni tradisi harus dilestarikan secara turun temurun.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

39 hari lalu

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

7 Desember 2023

Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

Butet Kartaredjasa menyebut bahwa pementasan seninya diintervensi oleh pihak kepolisian karena larangan menampilkan satir politik.

Baca Selengkapnya

HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

28 Juli 2023

HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

Komunitas seni dan budaya, Sangkami mengusulkan pementasan seni dan budaya melibatkan para anggota MPR.

Baca Selengkapnya

Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

25 April 2023

Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

Rangkaian Monas Week menyuguhkan pertunjukan musik khas Idul Fitri serta Air Mancur Menari dan video mapping.

Baca Selengkapnya

4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

21 Januari 2023

4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

Acara-acara itu tak sekadar untuk membuat meriah Imlek, tapi memiliki makna di dalamnya.

Baca Selengkapnya

Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

14 Desember 2022

Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

Ada sejumlah agenda seni budaya yang akan kembali digelar di kawasan Kaliurang pada libur Natal dan Tahun Baru.

Baca Selengkapnya

Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

3 September 2022

Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

Gabungan seniman Kabupaten Bekasi kembali manggung untuk memeriahkan Lebaran Anak Yatim setelah dua tahun terhalang pandemi

Baca Selengkapnya

Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

23 Maret 2021

Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

Tari Sri Kayun dan fragmen Suroloyo Wrehaspati dibawakan oleh seniman Kulon Progo dan pegawai pemerintah daerah sebagai penari pendukung.

Baca Selengkapnya

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.

Baca Selengkapnya

Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

1 Desember 2020

Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

Tentu ada beberapa tantangan saat memproduksi pentas teater. Salah satu kendala utamanya adalah mencari cara agar pentas tetap dapat roh.

Baca Selengkapnya