Bali Dari Kaca Mata Para Perupa Asing

Reporter

Editor

Minggu, 28 Maret 2010 17:16 WIB

TEMPO Interaktif, Ubud - Bali rupanya masih menjadi obyek menarik bagi para perupa mancanegara untuk mengeksplorasi keindahan dan sisi mistisnya. Hal itu terlihat dalam 60 karya mereka yang dibuat sejak masa kolonial hingga abad 21 yang tengah dipamerkan di Hanna Art Space Ubud,sejak Sabtu (27/3) kemarin. “Untuk melihat seberapa jauh pergeseran dari jaman ke jaman,” kata Arif B Prasetyo yang menjadi kurator pameran di sela acara pembukaan, Sabtu (27/3).


Dari masa kolonial tampak karya Rudolf Bonnet, Han Snel dan Arie Smith. Khusus untuk Arie Smith yang kini sudah berusia 94 tahun, terdapat pula karya mutakhir yang dibuat pada awal 2010. Sedangkan untuk masa-masa selanjutnya terdapat nama-nama seperti Anja Zwanenburg (Belanda), Bruce Serrat (UK), Emilie Sermet (Perancis), Margaretha Wiseth (Norway), Keiji Ujie (Jepang), Marck Jurt (Swiss), Piet Nuyttens (Belgia), Paul Moran (AS), Pieter Dieman (Belanda), Razclejan Salvarita (Filipina), Patrik Okorokoff (Perancis), Shan F Clergue (Perancis), Stephan Max Reinhold (Kanada), Stephen Barwell (Australia), Tineke Vermeer (Belanda), Michael Chesney (Kanada) dan Linda Buller (Australia).


Arif mengatakan, bagi perupa generasi baru, citra Bali yang romatik dan eksotik hanya tampak menonjol pada karya Paul Moran dan Shan F. Clergue. Paul Moran menjelajahi kemagisan alam dan kemolekan manusia Bali, khususnya tubuh perempuan. Penggambaran figur gadis Bali dalam lukisan Shan F. Clergue menyiratkan pandangan nostalgis tentang Bali yang murni, alami dan mistis.


Pada sejumlah perupa, “eksotisme spiritual” kini tampil menggantikan “eksotisme alam-budaya Bali” sebagai subjek eksplorasi kreatif. Mereka menjelajahi dimensi tak kasatmata di balik fenomena alam dan budaya Bali. Marck Jurt, Pieter Deiman dan Patrick Okorokoff, misalnya, mengekspresikan daya-daya spiritual yang memberikan karisma pada Bali. Keiji Ujie dan Tineke Vermeer menumbuhkan getar-getar energi kosmis pada karya-karya patung yang terinspirasi alam dan kehidupan di Bali.

Pengamat seni Pande Suteja Neka mengatakan pameran ini memberikan kesempatan bagi seniman Bali untuk melihat hasil karya orang luar dalam melihat Bali. “Kalau kita kan selalu melihat dari dalam karena terlibat langsung dalam berbagai kegiatan di Bali, mungkin saja mereka lebih obyektif,” ujarnya.
Ia sendiri berharap nantinya akan muncul pelukis-pelukis asing yang bisa mempengaruhi seni rupa Bali sebagaimana telah terjadi pada masa Rudolf Bonnet , Walter Spies dan Arie Smith. Hanya kemungkinan untuk terulangnya hal itu semakin kecil, karena perubahan dalam masyarakat Bali yang tidak lagi hidup sebagai komunitas yang nyaris tertutup. Di pihak lain, para pelukis asing cenderung individualis dan hanya datang untuk menikmati serta mencari inspirasi dari Bali.


Advertising
Advertising

ROFIQI HASAN

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

36 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

43 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya