Happy Salma: Kasus KPK Kalahkan Rating Sinetron  

Reporter

Editor

Minggu, 8 November 2009 15:40 WIB

TEMPO/Wahyu Setiawan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Di negeri permai ini berjuta rakyat bersimbah luka anak kurus tak sekolah pemuda desa tak kerja...

Penggalan bait lagu Darah Juang yang begitu populer di kalangan aktivis mahasiswa itu mengiringi suara bergelora Happy Salma ketika membacakan puisi Bunga dan Tembok karya Wiji Thukul, korban penculikan pada zaman Orde Baru.

Sabtu (7/11) malam, ia hadir di pelataran Komisi Pemberantasan Korupsi bersama 30-an anggota Komunitas Mahasiswa Jakarta Raya memberikan dukungan terhadap Bibit dan Candra terkait dugaan kriminalisasi yang dilakukan oleh kepolisian.

"Saya kenal Bibit dan Chandra tiga tahun lalu ketika membawakan program KPK di TVRI. Bagi saya mereka loyal dengan pekerjaannya dan tidak mungkin menyeleweng," jawab Happy Salma kepada Tempo.

Apalagi, lanjut Happy, dakwaan terhadap dua pimpinan nonaktif KPK ini juga berubah-ubah, seperti, dugaan suap hingga menyalahgunakan wewenang. "Saya tidak mau menuduh siapa yang salah tapi yang jelas koruptor harus diganyang," ungkap Happy.

Karena ia seorang seniman, kata Happy, baginya puisi adalah cara yang tepat mengekpresikan kegusarannya. Ia sadar, korupsi yang membuat negeri ini hancur berkeping-keping. "Saya setiap hari melihat berita mereka di internet, koran, dan televisi. Kalau dipikir-pikir kasus ini mengalahkan rating sinetron," tambah dia lagi.


MUSTHOLIH

Berita terkait

BW Anggap Pembangkangan KPK ke Ombudsman Hal yang Tak Patut

6 Agustus 2021

BW Anggap Pembangkangan KPK ke Ombudsman Hal yang Tak Patut

KPK menolak menjalankan tindakan korektif yang diberikan Ombudsman perihal alih status pegawai.

Baca Selengkapnya

Deputi Pencegahan Bantah Lakukan Pelanggaran Kode Etik KPK

4 Mei 2019

Deputi Pencegahan Bantah Lakukan Pelanggaran Kode Etik KPK

Dia mengatakan tak pernah diperiksa oleh Direktorat Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat KPK.

Baca Selengkapnya

Catatan 19 Dugaan Pelanggaran Kode Etik Internal KPK versi ICW

18 Oktober 2018

Catatan 19 Dugaan Pelanggaran Kode Etik Internal KPK versi ICW

ICW merilis data mengenai 19 dugaan pelanggaran kode etik di internal KPK dalam rentang 2010-2018.

Baca Selengkapnya

Tanggapi Data ICW, KPK: Sebagian Besar Sudah Ditindaklanjuti

18 Oktober 2018

Tanggapi Data ICW, KPK: Sebagian Besar Sudah Ditindaklanjuti

ICW merilis data 19 dugaan pelanggaran kode etik di internal KPK dalam rentang 2010-2018.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Ada 19 Pelanggaran Kode Etik di Internal KPK

17 Oktober 2018

ICW Sebut Ada 19 Pelanggaran Kode Etik di Internal KPK

ICW menyebut ada 19 pelanggaran kode etik di internal KPK para periode 2010-2018.

Baca Selengkapnya

Tito Karnavian: Aris Budiman Tanpa Cacat dan Berintegritas

25 Oktober 2017

Tito Karnavian: Aris Budiman Tanpa Cacat dan Berintegritas

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, selama di Polri, Dirdik KPK Aris Budiman tanpa cacat dan berintegritas.

Baca Selengkapnya

Kajian Internal Soal Aris Budiman Sudah di Meja Pimpinan KPK

6 September 2017

Kajian Internal Soal Aris Budiman Sudah di Meja Pimpinan KPK

Hasil telaah pengawas internal terhadap Direktur Penyidikan KPK Aris Budiman sudah berada di tangan pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Komisi Hukum Nilai Laporan Aris Budiman Belum Tentu Ada Pidana

3 September 2017

Komisi Hukum Nilai Laporan Aris Budiman Belum Tentu Ada Pidana

Nasir berpendapat bahwa laporan Aris Budiman terhadap Novel tidak akan menganggu hubungan antara kepolisian dengan KPK.

Baca Selengkapnya

Pengawas Internal KPK Mulai Bekerja Periksa Kasus Aris Budiman

3 September 2017

Pengawas Internal KPK Mulai Bekerja Periksa Kasus Aris Budiman

Pemeriksaan ini berkaitan dengan kedatangan Aris Budiman ke rapat panitia khusus hak angket DPR RI.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Aris Serang KPK Untuk Tutupi Perkaranya

3 September 2017

Pengamat Nilai Aris Serang KPK Untuk Tutupi Perkaranya

Laporan Direktur Penyidikan KPK Aris Budiman terhadap Novel Baswedan dinilai tidak tepat.

Baca Selengkapnya