Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

Reporter

Jumat, 2 Februari 2024 09:35 WIB

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna

TEMPO.CO, Jakarta - Kebudayaan terdapat dalam tema debat capres, Ahad, 4 Februari 2024. Komisi Pemilihan Umum atau KPU menetapkan topik debat mengenai Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia dan juga Inklusi.

Beberapa budayawan, sastrawan dan pekerja seni menyampaikan harapannya terhadap debat capres yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), dan akan disiarkan televisi nasional mulai pukul 19.00 WIB.

Penerima penghargaan National Writer's Award SATUPENA 2021 Akmal Nasery Basral Akmal menyampaikan harapannya.

“Harapan saya, ketiga paslon punya strategi kebudayaan yang mampu mensinergikan keunggulan puncak-puncak budaya Indonesia dengan arus deras budaya dunia, tanpa membuatnya menjadi dikotomi yang saling menegasikan,” kata penulis beberapa novel ini saat dihubungi Tempo.co, Rabu, 28 Januari 2024.

Menurut penerima Anugerah Sastra Andalas 2022 untuk kategori budayawan dan sastrawan nasional ini, bonus demografi Indonesia saat ini yang ditandai dengan semakin banyaknya Gen Y dan Gen Z membuat identitas nasional mengalami tantangan jauh lebih berat dibandingkan yang pernah dihadapi generasi-generasi sebelumnya.

Advertising
Advertising

Khusus mengenai tema kebudayaan, KH D Zawawi Imron sastrawan dan budayawan mengharapkan adanya pembahasan mengenai adanya Kementerian Kebudayaan yang mandiri.

“Perlunya Kementerian Kebudayaan yang tidak membonceng pada Kementerian Pendidikan,” katanya saat dihubungi Tempo.co, pada Kamis, 1 Februari 2024.

Sastrawan Yanusa Nugroho mengingkan debat capres itu mengangkat kebudayaan lebih luas lagi. “Aku berharap ada yang mengangkat 'pendidikan bangsa'. Karena kebudayaan itu identik dengan pendidikan, terutama intelegensi dan spiritualitas. Semoga,” kata dia.

Adakah harapan lainnya? Yanusa tertawa. “Sudah, ah.. yang itu saja belum tentu ada. Nanti kebanyakan berharap, malah banyak kecewa,” ujar penggagas konsep pertunjukan wayang kulit televisi Kalasena bersama Ki Manteb Soedharsono yang diangkat ke layar lebar dan diputar di Glassgos University, Skotlandia.

Penyair Willy Ana menginginkan debat capres itu memberikan sebuah gambaran utuh bagaimana merawat dan mengembangkan kebudayaan. Apa yang akan dilakukan capres jika nanti terpilih untuk memajukan kebudayaan. Baik dari sisi kebijakan, anggaran, maupun penguatan sumber daya manusia.

“Keaneragaman dan kebhinekaan kebudayaan Indonesia membutuhkan kepedulian lebih konkret. Tidak sekadar seremonial atau upacara. Perlu dukungan yang lebih kuat bagi pelestarian dan pengembangan kebudayaan,” kata dia kepada Tempo.co, Rabu, 28 Januari 2024.

“Pemerintah juga perlu lebih mempermudah akses terhadap anggaran atau dana untuk kebudayaan,” katanya, menegaskan.

Begitu pula bagi para pelaku budaya, menurut Willy Ana, perlu perhatian yang lebih konkret dan apresiasi yang cukup. “Karya-karya para pelaku kebudayaan perlu dihargai layak agar para pelaku budaya bisa hidup dari karyanya,” ujarnya.

Sementara, penari Rury Nostalgia menjawab singkat. “Siapapun presidennya, semoga kebudayaan makin diperhatikan,” kata pimpinan Sanggar Padnecwara kepada Tempo, Kamis, 1 Februari 2024. “Kebudayaan itu lebih kepada kehidupan berbudaya,” ujarnya, saat dihubungi Tempo.

Pilihan Editor: Debat Capres Tema Kebudayaan, Budayawan Zawawi Imron: Kementerian Kebudayaan Tidak Bonceng Kementerian Lainnya

Berita terkait

Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

17 jam lalu

Sukarno Pernah Melarang Manifesto Kebudayaan 60 Tahun Lalu, Apa itu Manikebu dan Lekra?

Presiden Sukarno pernah melarang Manifesto Kebudayaan pada 60 tahun lalu. Apa itu Manikebu dan Lekra yang mengemuka saat itu?

Baca Selengkapnya

Flexing Mahasiswa KIP, Dosen Administrasi Publik Beberkan Kekurangan Puslapdik

18 jam lalu

Flexing Mahasiswa KIP, Dosen Administrasi Publik Beberkan Kekurangan Puslapdik

Viral flexing mahasiswa penerima fasilitas bantuan keuangan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) belum berarti menunjukkan bantuan yang salah sasaran

Baca Selengkapnya

Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

2 hari lalu

Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

Pakar mengatakan kebaya bisa menjadi identitas budaya Indonesia berbasis kelokalan dengan sejarah panjang busana di Nusantara.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

2 hari lalu

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?

Baca Selengkapnya

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

4 hari lalu

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

Sejumlah perpustakaan asing milik kedutaan besar negara sahabat di Jakarta berbenah untuk menarik lebih banyak anak muda, khususnya generasi Z.

Baca Selengkapnya

Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

8 hari lalu

Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

Mengenang Umar Kayam, pemeran Sukarno dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Kakek Nino RAN ini seorang sastrawan dan Guru Besar Fakultas Sastra UGM.

Baca Selengkapnya

18 Tahun Kepergian Pramoedya Ananta Toer, Kisah dari Penjara ke Penjara

8 hari lalu

18 Tahun Kepergian Pramoedya Ananta Toer, Kisah dari Penjara ke Penjara

Sosok Pramoedya Ananta Toer telah berpulang 18 tahun lalu. Ini kisahnya dari penjara ke penjara.

Baca Selengkapnya

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

11 hari lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

11 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo di Mata Rekan Penulis: Ramah dan Cerdas

11 hari lalu

Joko Pinurbo di Mata Rekan Penulis: Ramah dan Cerdas

Sejumlah teman sejawat membagikan kesan mereka terhadap sosok Joko Pinurbo yang dikenal cerdas, suka membantu, dan ramah.

Baca Selengkapnya