TEMPO.CO, Jakarta - Menyusul penemuan bayi oleh asisten rumah tangga (ART) di rumahnya di Bali, aktris Nana Mirdad turut prihatin terhadap nasib bayi tersebut. Sebab menurutnya, bila tidak menginginkan bayi, seharusnya masih ada jalan lain, bukan dengan cara membuangnya.

Anak sulung pasangan Jamal Mirdad dan Lydia Kandau itu pun kembali membagikan kondisi terkini bayi perempuan yang ditemukan di semak-semak dekat rumahnya pada Sabtu, 20 Januari 2024. "Ini bukan aksi heroik. Inilah hal yang harusnya kita lakukan sebagai manusia biasa. Jika menolong bayi yang terlantar adalah aksi heroik maka dunia kita benar-benar sudah terbolak balik," tulisnya di unggahan Instagram dua jam lalu pada Ahad, 21 Januari 2024.

Seperti diketahui, kejadian ini merupakan kedua kalinya yang dialami oleh Nana Mirdad. Pada Oktober 2020, dia juga menemukan mayat bayi di pantai dekat rumahnya saat tengah berolahraga dengan suaminya, Andrew White, "Dan tragisnya, ini berarti sudah kedua kalinya saya menyaksikan bayi yang dibuang begitu saja oleh orang tuanya. Sayangnya yang pertama sudah nyaris tak berbentuk dan sudah rata dengan tanah."

Nana Mirdad Imbau Ibu yang Tak Inginkan Anak: Masih Ada Jalan Lain

Lewat keterangan unggahan bayi yang sedang dirawat itu, Nana Mirdad mengaku tidak mau menghakimi ibu yang membuang bayinya, menurutnya, selalu ada jalan lain yang bisa dilakukan. "Saya dan keluarga bukan orang-orang yang suka mencari ketenaran dalam hal-hak yang menyedihkan seperti ini, tapi akhirnya saya rasa penting untuk mengangkat issue ini dan ikut andil untuk menyadarkan masyarakat terutama wanita-wanita yang sedang mengandung bahwa jika memang kalian tidak menginginkan bayi yang ada di kandungan kalian, masih ada jalan lain," tulisnya.

Menurut Nana, dia tak ingin perempuan yang menghadapi persoalan serupa diam. Sebab seharusnya, mereka masih bisa mencari pertolongan, daripada membuang bayi yang tak berdosa itu, "Cari bantuan, jangan pernah diam saja dan memilih jalan pintas untuk membuang anak yang kalian lahirkan dari rahim kalian untuk mati di pinggir jalan."

Nana Mirdad membawa bayi yang ditemukan ARTnya dibuang di semak-semak di dekat rumahnya, Sabtu, 20 Januari 2024. Foto: Instagram.

Bukan untuk Menghakimi, Nana Mirdad: Membuang Bayi Tak Bisa Dibenarkan

Untungnya, bayi tersebut selamat usai diberi pengobatan oleh Nana Mirdad dan keluarganya. Bayi itupun sekarang dilaporkan dalam kondisi yang sehat. Sementara itu, Nana menyayangkan peristiwa ini terjadi. Sebagai seorang ibu, ia merasa sangat prihatin dan tak tega.

"Bayi yang ART saya temukan kemarin, enggak pernah memilih untuk dilahirkan dari rahim ibunya. Sembilan bulan di dalam kandungan, mendengar suara ibunya, saya hanya bisa membayangkan betapa tak sabarnya ia untuk melihat ibunya secara langsung, suara yang selama ini menenangkan hatinya. Namun sungguh disayangkan hal itu enggak akan pernah ia rasakan," tulisnya.

Ibu dua anak itu mengungkap isi hatinya bukan sebagai alat untuk menghakimi para ibu lainnya di luar sana yang memilih mengakhiri nyawa bayi mereka dengan cara membuangnya. Namun, dia ingin agar kejadian serupa bisa dihentikan karena bagaimanapun hal tersebut merupakan tindakan keji.

"Banyak faktor kenapa seorang wanita mungkin tidak menginginkan anak di dalam kandungan mereka, saya enggak berbicara disini untuk menghakimi keinginan mereka. Tapi jelas cara yang dipilih untuk mengakhiri nyawa bayi ini kejam. Dan sampai kapanpun hal ini enggak bisa dibenarkan," tulisnya.

Ungakapan Terima Kasih Nana Mirdad atas Perhatian untuk Bella

Terakhir, aktris berusia 38 tahun ini juga turut mengungkap terima kasihnya kepada publik. "Terima kasih banyak untuk semua doa dan perhatiannya untuk Bella, begitu bayi kecil itu diberi nama oleh Tika, penemunya. Mari kita sama-sama menebar kebaikan, jalankan hal yang benar, saling mengingatkan satu sama lain," tulisnya.

Dia juga mengimbau agar orang-orang mulai membantu menyebarkan kesadaran soal isu penting ini. Sebagaimana diketahui, masih banyak Bella lainnya yang juga membutuhkan.

Pilihan Editor: Cerita Nana Mirdad Sempat Merasa Hampa dan Kurang Bersyukur di Usia 38 Tahun