Gaung Puisi di Pekan Budaya di Banda Aceh

Kamis, 16 November 2023 07:06 WIB

Salah satu pembaca puisi di stan Majelis Seniman Aceh di arena Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) 8 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Senin malam, 6 November 2023. PKA 8 berlangsung pada 4-12 November 2023. Foto: TEMPO| Mustafa Ismail.

TEMPO.CO, Banda Aceh - Sejumlah seniman berkumpul di stan Majelis Seniman Aceh (MaSa) di arena Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) malam itu. Ada penyair, penulis cerita, seniman musikalisasi puisi, pegiat teater, hingga pembaca hikayat. Beberapa lainnya seniman asal Aceh di Jakarta yang pulang demi menyaksikan PKA yang berlangsung pada 4-12 November 2023.

Mulanya mereka duduk di booth yang memamerkan buku-buku dan dokumentasi seni itu. Kemudian beberapa di antaranya berdiri dan membaca puisi lewat pengeras suara. Nyaring syair menyelinap di antara orang-orang lewat, pengunjung pekan budaya tersebut. Tapi puisi-puisi itu tak bisa berbuat banyak untuk menghentikan orang lalu menyaksikannya.

Puisi untuk Aceh

Malam makin beranjak. Fikar W Eda, penyair Aceh di Jakarta, kemudian memulai dengan performance art di antara lalu-lalang pengunjung. Sambil melafalkan kata-kata “Palestina, kami datang dengan doa-doa kami” berulang-ulang, ia bergerak magis. Sambil terus bergerak, kemudian ia juga menggotongkan kotak sumbangan untuk Palestina.

Sejumlah seniman lain ikut melafalkan kalimat “Palestina, kami datang dengan doa-doa kami” itu. Suasana pun menjadi begitu syahdu. Atraksi di halaman stan MaSa itu menarik perhatian banyak orang. Tak hanya berhenti untuk menyaksikan, mengambil gambar, dan merekam video, mereka juga turut memasukkan uang di kotak itu.

Devie Matahari membaca puisi tentang kopi di panggung anjungan Kabupaten Bener Meriah di arena PKA 8 di Banda Aceh. Foto: TEMPO| Mustafa Ismail.

Puisi Cinta Satukan Hati

Advertising
Advertising

Puisi Cinta untuk Palestina, begitu tajuk acara Senin malam, 6 November itu, adalah inisiatif spontan para seniman Aceh untuk memberi dukungan dan simpati kepada rakyat Palestina. Para seniman yang terlibat, selain Fikar, ada D Kemalawati, Wina SW1, Devie Matahari, Ipol Sajak, Muista Fahendra, Muhrain, Win Ansar, Herman RN, dan lain-lain.

Ada yang membaca karya sendiri, ada pula puisi orang lain. Fikar membaca puisinya berjudul Palestina. Bunyi, antara lain: Kalian bombardir Palestina/ Menggenang darah di Jalur Gaza/ Kalian rudal Palestina/ Berlumur nanah di Tepi Barat/ Darah/ Nanah/ Tumpah di bukit-bukit dan hamparan/ Ratapan di Jerusalem/ Zikir luka di Masjidil Aqsa

Kemalawati membaca puisi karya Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi berjudul Palestina Saudaraku. Bunyinya, antara lain: Hatiku miris, karena bocah itu menangis Dia terluka Dia tidak bisa berkata Dia tidak tahu di mana bapak ibunya Setiap sepuluh menit satu anak wafat di Gaza. Adapun Wina SW membacakan puisi sendiri Kepada Palestinaku.

Selain membaca puisi, ada pula seniman yang membaca syair dalam bahasa Aceh yang antara lain berisi ajakan kepedulian pada Palestina. Dua pengunjung PKA yang berasal dari Malaysia ikut mampir di sana dan membaca puisi.

“Tiap malam ada atraksi seni di stan Majelis Seniman Aceh, tak putus, hingga malam penutupan PKA (Minggu malam, 12 November),” kata Muhrain, salah satu penggerak acara itu, Senin malam, 13 November.

Selain puisi, ada hikayat, hingga musik. Penyanyi idola remaja Aceh, Nazar Apache, turut meramaikan aksi peduli Palestina itu. “Saya sempat kolaborasi juga dengan Nazar. Dia menyanyi dan saya baca puisi,” tutur Muhrain lagi. Ada pula Thayeb Loh Angen, Magdalena Mustika, S Paru, Kuya Ali, Medya Hus, dan lain-lain.

Pekan Kebudayaan Aceh ditutup pada Ahad malam. Kepala Dinas Kebudayaan Aceh, Almuniza Kamal, menyebut helatan empat tahunan itu melibatkan 4.820 seniman. “Semua anak-anak aceh,” ujarnya dalam sambutan penutupan.

Acara utama dipusatkan di Taman Ratu Safiatuddin yang menyerupai taman mini Aceh berisi rumah adat (anjuran) dari 23 kabupaten/kota di Aceh. Sementara sejumlah acara lain tersebar di sejumlah lokasi, seperti Taman Budaya Aceh, Lapangan Blang Padang, kampus Universitas Syiah Kuala, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, dan lain-lain.

PKA menghadirkan berbagai sajian seni dan budaya Aceh, baik tradisional maupun modern, pertunjukan, pameran, pawai budaya, aneka lomba, seminar, anugerah seni-budaya, dan lain-lain. Ada pula pasar kuliner yang menjual aneka makanan khas Aceh hingga pasar malam dengan sajian komedi putar dan tong setan.

Adapun puisi tak banyak bergema di arena PKA. Di Taman Ratu Safiatuddin, selain di stan majelis seniman, lokasi lain yang sempat diramaikan penyair adalah anjungan Kabupaten Bener Meriah. Atraksi penyair berkolaborasi dengan kelompok seniman didong itu menghipnotis penonton. Sebagian penonton memotret dan memvideokan atraksi mereka. Di antara penonton itu ada pula Pj Bupati Bener Meriah H Haili Yoga, Kepala Dinas Pariwisata Sofya, Kepala Dinas Pendidikan Ruh Akbar, dan Asisten I Hermansyah.

Puisi-puisi yang mereka bacakan antara lain bertema kopi – sesuai dengan daerah Bener Meriah sebagai salah satu sentra kopi arabika. Salah satu penampil adalah Devie Matahari, seniman musikalisasi, yang membacakan puisi berjudul Selendang Kopi karya Fikar W Eda. Puisi itu antara lain berbunyi, “Selendang kopi/ Ujung senja/ Ibu menyulam/ Iringan awan di tepinya / Turun menjadi embun/ Membasahi pagi/ Helai demi helai…”

Tapi gaung puisi kalah nyaring di tengah hiruk-pikuk kesenian lain pekan budaya itu. Meski ada pentas puisi inisiatif para penyair dan lomba puisi di Taman Budaya, namun puisi tak hadir di panggung utama. Padahal, kata Fikar W. Eda, “Aceh sangat kental dengan puisi.”

Pilihan Editor: Gus Mus Baca Puisi di Solo, Sebelum Mulai Ajak Penonton Doakan Palestina

Berita terkait

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

10 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

11 hari lalu

Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

Selain meninggalkan istri dan dua anak, Joko Pinurbo meninggalkan warisan karya-karya puisi. berikut beberapa di antaranya.

Baca Selengkapnya

Kenang Joko Pinurbo: Kepedulian terhadap Perempuan dan Kelompok Marginal

11 hari lalu

Kenang Joko Pinurbo: Kepedulian terhadap Perempuan dan Kelompok Marginal

Joko Pinurbo memiliki jiwa sosial yang tinggi termasuk terhadap perempuan dan kelompok marginal, termasuk saat masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

12 hari lalu

Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

Joko Pinurbo juga meninggalkan karya-karyanya yang sangat lekat dengan pembaca

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

12 hari lalu

Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

Penulis Okky Madasari mengungkapkan duka atas kepergian sastrawan Joko Pinurbo

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

12 hari lalu

Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Penulis Berduka Lewat Media Sosial

Sahabat dan juga teman dekat Joko Pinurbo dari kalangan sastrawan mengungkapkan duka mendalam melalui media sosial X, Sabtu, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Sang Anak Ungkap Keluhan di Paru-paru

12 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo Wafat, Sang Anak Ungkap Keluhan di Paru-paru

Sastrawan Joko Pinurbo alias Jokpin, berpulang pada usia 61 tahun, Sabtu pagi 27 April 2024 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta pukul 06.03 WIB.

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Hari Puisi Sedunia

48 hari lalu

Begini Sejarah Hari Puisi Sedunia

UNESCO menyebut bahwa tujuan dari diadakannya Hari Puisi Sedunia adalah untuk mempromosikan pembacaan, penulisan, penerbitan, dan pengajaran puisi.

Baca Selengkapnya

Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

49 hari lalu

Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono telah bermetamorfosa dalam banyak bentuk, mulai dari komik, novel, hingga film.

Baca Selengkapnya

Mengenang Pujangga Sapardi Djoko Damono, Tentang Hujan Bulan Juni dan Lainnya

49 hari lalu

Mengenang Pujangga Sapardi Djoko Damono, Tentang Hujan Bulan Juni dan Lainnya

Sastrawan Sapardi Djoko Damono lahir di Kampung Baturono, Solo, 20 Maret 1940. Berikut kiprah sang pujangga.

Baca Selengkapnya