Kata Dosen Film Unpad Tentang Everything Everywhere All at Once: Pukulan Mematikan Terhadap Nihilisme
Reporter
Mohammad Hatta Muarabagja
Editor
Dwi Arjanto
Kamis, 16 Maret 2023 04:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Everything Everywhere All at Once meraup sukses besar di ajang Academy Awards ke-95 atau Oscar 2023 yang digelar di Dolby Theatre, Los Angeles, Minggu, 12 Maret 2023.
Film arahan sutradara duo Daniel, Daniel Kwan dan Daniel Scheinert itu membawa pulang 7 Piala yang meliputi Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Skenario Asli Terbaik, Aktris Terbaik, Aktris Pendukung Terbaik, Aktor Pendukung Terbaik, dan Penyuntingan Terbaik.
Dosen Kajian Film Universitas Padjadjaran Annissa Winda Larasati berpendapat bahwa Everything Everywhere All at Once (selanjutnya disebut EEAAO) merupakan bagian dari postmodern dimana makna diciptakan dalam bingkai yang dekat tanpa menarik realitas transenden, yakni cara berpikir tentang hal-hal yang melampaui apa yang terlihat di alam semesta. Jadi, makna tentang kebaikan itu sendiri ada dari hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, demikian paparnya.
Memukul Nihilisme
Annissa sejalan dengan pernyataan bahwa EEAAO merupakan ‘pukulan mematikan’ terhadap nihilisme.
“Film ini seperti mengkonkretkan krisis emosional abstrak dengan mengangkat Evelyn ke dalam peran yang krusial terhadap keselamatan dunia tetapi lewat penanganan masalah pribadinya. Itu menurut saya benar-benar merupakan pembingkaian mikrokosmos dan makrokosmos di level yang berbeda,” kata Annissa ketika dihubungi Tempo pada Selasa, 14 Maret 2023.
Annissa juga menyoroti film ini dari segi penyuntingan yang hasilnya luar biasa. Ini mengingat bujetnya yang tidak banyak, hanya digarap oleh 5 orang kru, bahkan cuma mengandalkan Adobe Premiere Pro.
“Hal ini menunjukkan bagaimana tools are just tools but it takes skills untuk menghasilkan sebuah karya yang extraordinary,” demikian penulis buku Memaksa Ibu Jadi Hantu: Wacana Maternal Horror dalam Film Indonesia Kontemporer itu.
Melihat tiga pemeran dari film tersebut sukses meraih 3 Piala Oscar 2023, yakni Michelle Yeoh sebagai Best Actress, Ke Huy Quan sebagai Best Supporting Actor, dan Jamie Lee Curtis sebagai Best Supporting Actress, dosen Unpad tersebut menilai mereka layak mendapatkannya.
“Peforma akting mereka memang sudah tidak diragukan, apalagi punya puluhan tahun pengalaman. Inilah bagaimana usaha keras, dedikasi, pantang menyerah, dan terus berusaha memberikan yang terbaik pada akhirnya membuahkan hasil,” Annissa memungkasi analisanya tentang Everything Everywhere All at Once.
HATTA MUARABAGJA
Pilihan editor :Lika-liku Perjalanan Karier Michelle Yeoh di Layar Perak
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.