Atalia Praratya Ikut Menari Merak Bersama 1.000 Orang untuk Kampanye Pengukuhan Warisan Budaya Dunia
Editor
Istiqomatul Hayati
Minggu, 18 September 2022 18:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Atalia Praratya, istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ikut bersama seribu orang dalam pertunjukan Tari Merak pada Ahad pagi, 18 September 2022 di halaman Gedung Sate, Bandung. Ia ikut berdandan yang langsung dipasangkan tudung kepala seperti burung merak oleh suaminya, Ridwan Kamil.
Atalia tampil menonjol dalam gelacan acara berjudul Merak Sadunya (Sedunia) yang diinisiasi maetro tari, Irawati Durban itu. Ia mengenakan kebaya putih, dengan selendang benar-benar menyerupai sayap burung merak, berwarna hijau. Atalia tak sekadar berada di antara seribu orang itu, ia benar-benar menari bersama dalam gerakan yang seirama. Terlihat ibu tiga anak ini benar-benar berlatih agar tampil tak mengecewakan di depan suaminya.
"Ternyata merak putih mah kecapean gengs," tulisnya pada keterangan unggahan video di halaman Instagamnya itu, satu jam lalu. "Pulang ke sangkar," kata Atalia setengah berteriak, lalu membalikkan badan, berlari masuk ke Gedung Pakuan. "Hadeuh, encok...capek," terdengar suaranya saat masuk, sambil terengah-engah.
Gubernur Jawa Barat yang menyaksikan pertunjukan itu mengatakan, Tari Merak yang berasal dari Sunda itu mengatakan, pertunjukan itu sebagai perayaan. "Hari ini berbahagia bisa merayakan bahwa Tari Merak sudah dinyatakan sebagai warisan budaya dunia Indonesia, yaitu dari tanah Sunda," kata Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil itu.
Pertunjukan Tari Merak massal itu diciptakan Irawati pada 1965. Tiga hari lalu, Irawati mengatakan, pertunjukan itu sebagai kampanye agar Tari Merak bisa diakui The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya tak benda. Pengakuan dari UNESCO itu akhirnya disampaikan usai pertunjukan yang juga digelar secara online itu.
Menurut Irawati Durban, ia terdorong menggelar pertunjukan itu lantaran menurut dia, masih sedikit kesenian Sunda yang diakui UNESCO. “Saya punya Tari Merak ajukan saja,” ujarnya. Cita0-citanya kesampaian. Pengakuan UNESCO bahwa Tari Merak sebagai warisan budaya tak benda Indonesia diberikan usai pertunjukan.
Demi mewujudkan acara itu, perempuan berusia 79 tahun itu tak ragu melatih para penari Tari Merak berlatih selama sebulan. Persiapan menari massal itu berlangsung hampir sebulan. Mereka difasilitasi berlatih di pelataran Monumen Perjuangan Jawa Barat di Bandung, salah satunya dengan murid istimewa, Atalia Praratya.
Baca juga: Hikayat Evolusi Tari Merak yang Berkembang Jadi Beragam Versi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.