Award untuk Nano Riantiarno  

Reporter

Editor

Rabu, 31 Desember 2008 09:33 WIB

TEMPO/Santirta M.

TEMPO Interaktif, Jakarta: Dari atas panggung, Norbertus Riantiarno nembang. Hanya suara tuanya yang terdengar. Lirik Cirebonan itu ia nyanyikan sebagai pesan untuk dirinya dan orang lain: pengingat agar jangan lupa.

Nano kini berusia 59 tahun. Sabtu malam lalu di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Federasi Teater Indonesia memberinya FTI Award sebagai tokoh teater Indonesia tahun ini.

Para juri, yaitu Jacob Sumardjo, Nirwan Ahmad Arsuka, Jajang C. Noor, Kenedy Nurhan, dan Radhar Panca Dahana, sepakat memilihnya. "Dia orang teater yang setia tapi tidak pernah dihargai," kata Jacob.

N. Riantiarno, demikian namanya kerap dikutip, menyukai teater sejak bersekolah di kota kelahirannya, Cirebon. Lulus SMA pada 1967, dia kuliah di Akademi Teater Nasional Indonesia. Pada 1968, bersama Teguh Karya, ia mendirikan Teater Populer.

Kini namanya melekat dengan Teater Koma. Kelompok teater ini ia dirikan pada 1 Maret 1977. Hingga 2008, sudah lebih dari 110 produksi panggung dan televisi digarap oleh kelompok ini. Sekitar 80 naskah ditulis sendiri oleh Nano.

Advertising
Advertising

"Orang teater dipaksa berwaspada dan tahan banting," kata Nano, mengenang perjalanannya. Ia, bersama tokoh teater lainnya, mengalami hidup di bawah tekanan pemerintahan represif Soeharto. Suasana tak mendukung, tapi mereka berusaha bertahan dengan berkarya.

Sejumlah karya Nano bersama Teater Koma pernah batal pentas, misalnya Maaf. Maaf. Maaf. (1978), Sampek Engtay (1989) di Medan, dan Opera Kecoa (1990) di Jakarta. Pihak berwajib mengganjalnya dengan alasan perizinan.

Pada 1990, Teater Koma menggarap pementasan Suksesi. Selama 11 hari pementasan, setiap hari ia diinterogasi oleh aparat negara.

Setelah Orde Baru berlalu, angin demokrasi berembus. Sindiran terhadap pemerintah tak lagi menjadi ciri khas para "aktivis". Nano menyadari hal itu dan menekankan sisi estetika Teater Koma: dramaturgi, pengaktoran, dan pendalaman naskah.

Sabtu malam itu, Nano berpakaian hitam-hitam. Rangkaian bunga berwarna kuning, merah, dan putih melingkar di lehernya. Dari atas panggung, ia menyebut tokoh-tokoh yang berpengaruh terhadapnya, yaitu almarhum Teguh Karya, almarhum Arifin C. Noor, Rendra, dan Putu Wijaya. Mereka adalah guru sekaligus rekannya selama 42 tahun berteater--32 tahun di antaranya di Teater Koma.

"Berbagai aral, luka, kami terima dengan ikhlas. Hati yang tulus, akal sehat, dan kreativitas adalah sesuatu yang layak diperjuangkan sampai kapan pun, baik ada dukungan maupun tidak," ujarnya.

Malam itu, Sari Majid, adik ipar Nano sekaligus orang angkatan kedua Teater Koma, juga naik panggung. Ditemani Syaiful Anwar, sesama angkatan pendiri Teater Koma, ia membacakan dua adegan Tanda Cinta yang ditulis Nano: adegan empat Komedi Pahit pada Suatu Senja dan adegan lima Tuhan Kuketuk Pintumu pada Suatu Malam.

Adegan empat mengisahkan dua orang (suami-istri) yang membicarakan pengadilan setelah si suami ditangkap karena menebar pamflet bertuliskan "Masih adakah cinta di antara kita?" Dan kala itu, dari kursi penonton, Nano terus mengarahkan matanya ke panggung.

IBNU RUSYDI

Berita terkait

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan dari Pemerintah: Iriana, Anwar Usman, dan Bobby Nasution

2 hari lalu

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan dari Pemerintah: Iriana, Anwar Usman, dan Bobby Nasution

Sejumlah keluarga Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendapat penghargaan dari pemerintah: Iriana, Bobby Nasution, dan Anwar Usman.

Baca Selengkapnya

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

2 hari lalu

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

Penulis Palestina Basim Khandaqji, yang dipenjara 20 tahun lalu di Israel, memenangkan hadiah bergengsi fiksi Arab pada Ahad

Baca Selengkapnya

Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi

2 hari lalu

Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi

Atas pencapaian hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) 2022, dan mendapatkan nilai terbaik nasional dengan status kinerja tertinggi.

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

4 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

7 hari lalu

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

Sejumlah inovasi ID FOOD mendapat apresiasi dari pelaku teknologi informasi di Tanah Air karena efektif mendukung aktivitas bisnis pangan.

Baca Selengkapnya

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

7 hari lalu

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

Wartawan Semyon Yeryomin gugur akibat serangan drone Ukraina pada akhir pekan lalu. Dia mendapat penghargaan dari Moskow

Baca Selengkapnya

13 Bom di Jakarta Menerima Penghargaan Ho Chi Minh City International Film Festival

12 hari lalu

13 Bom di Jakarta Menerima Penghargaan Ho Chi Minh City International Film Festival

Film 13 Bom di Jakarta menerima dua penghargaan bergengsi dari Ho Chi Minh City International Film Festival

Baca Selengkapnya

Mengenal Ragam Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan TNI

12 hari lalu

Mengenal Ragam Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan TNI

Gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan TNI memiliki makna yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Bintang Jalasena, Penghargaan TNI AL yang Berjiwa Kesatria

12 hari lalu

Mengenal Bintang Jalasena, Penghargaan TNI AL yang Berjiwa Kesatria

Tak hanya prajurit TNI AL, Bintang Jalasena juga diberikan kepada WNI bukan prajurit, bahkan WNA yang telah berjasa.

Baca Selengkapnya

Tak Suka Hadiah Pemberian Kerabat, Apa yang Harus Dilakukan?

14 hari lalu

Tak Suka Hadiah Pemberian Kerabat, Apa yang Harus Dilakukan?

Tak semua hadiah yang diterima seperti yang diharapkan atau bahkan kita sama sekali tak suka barang yang diberikan. Apa yang harus dilakukan?

Baca Selengkapnya