TEMPO Interaktif, Jakarta :Tiga hari menginap di tempat penampungan tenaga kerja wanita (TKW) milik perusahaan penyalur tenaga kerja Indonesia, di kawasan Bekasi, menyisakan kesan yang mendalam pada diri aktris Kinaryosih.
Sehingga tak aneh, saat diminta menceritakan pengalamannya mondok di penginapan TKW itu, salah seorang pemeran di film Medadak Dangdut ini begitu bersemangat.
Namun, artis yang memulai debutnya sebagai model itu, menyebut perkiraannya itu salah total, beberapa saat setelah ia berbaur langsung dengan mereka. “Mereka adalah sosok-sosok tegar yang tidak gampang menyerah. Aku merasakan melihat mereka memiliki semangat dan tekad yang kuat untuk menguah nasib menjadi lebih baik,” tutur Kinar saat dihubungi di Jakarta, Senin (24/11) malam.
Tak hanya itu, peraih piala Citra pada Festival Film Indonesia 2006 itu, juga mengaku banyak belajar dari mereka. Khususnya, soal ketegaran mereka dalam menyikapi kenyataan hidup. Mereka tak kenal kata menyerah, meki ditengah himpitan keterbatasan. “Mereka pun tidak cengeng, cuma teriak-teriak minta pekerjaan ke pemerintah. Tetapi sadar dengan apa yang mereka miliki dan bertekad bekerja di luar negeri. Bahkan, mengirim devisa ke negeri ini,” tandas Kinar.
Lantaran itulah, aktris kelahiran Jakarta 3 Maret 1979, itu meminta kepada pemerintah agar memberikan perhatian yang lebih kepada para TKW tersebut. “Caranya, tidak usah muluk-muluk. Berikan perlindungan kepada mereka saat di luar negeri. Berikan bantuan saat mereka bermasalah, karena mereka telah berjasa,” papar pemeran dalam film Betina, sebuah film garapan Lola Amaria.
Kinar pekan lalu, menginap di tempat penampungan para TKW. Awalnya, ia hanya ingi berbaur dengan mereka guna menyelami kehidupan dan psikologi mereka demi mendapatkan pemahaman karakter seorang TKW.
Pemahaman itu sangat ia perlukan, karena ia didapuk memerani karakter tokoh utama dalam sebuah film yang bertutur tentang TKW, True Love yang mulai syuting pertengahan bulan Desember mendatang. “Tapi, meski sudah mendapatkan chemistry-nya, aku akan menginap lagi di tempat mereka. Minggu-minggu ini, pokoknya. Rasanya aku harus banyak belajar dari mereka,” kata Kinar.
Di tempat penampungan itu, Kinar memang tak sekadar numpang tidur. Tetapi juga menjalani pekerjaan yang biasa dilakukan para TKW itu. Mulai dari mencuci sendiri, masak, bahkan mengikuti pelajaran dari para pembina.
Dan yang pasti, Kinar merasa banyak mendapatkan pelajaran saat bergaul dengan mereka, bukan untuk kepentingan pembuatan film semata, yaitu sebuah pelajaran tentang kegigihan menggapai kehidupan yang lebih baik. “Itu pelajaran yang sangat berharga bagiku,” imbuhnya dengan nada serius.
Arif Arianto