Adaptasi Festival Film di Saat Pandemi

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 15 November 2020 12:27 WIB

Ilustrasi - Ventilator rumah sakit. (ANTARA/Shutterstock/am)

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi COVID-19 membuat banyak sektor memutar otak untuk terus berjalan. Tak terkecuali industri perfilman melalui festival film yang tahun ini banyak beralih ke platform digital atau daring (online). Beberapa di antaranya termasuk European Union Film Festival (EUFF) di Indonesia (Europe on Screen) dan di beberapa negara lainnya.

Veronica Flora, kurator Festival Film EU di India mengatakan transisi ini cukup menantang, mengingat ia dan penyuka film di India sudah terbiasa untuk datang ke festival dan menonton film di teater secara langsung sebelum adanya pandemi. "Tentu kita merindukan waktu ketika kita bisa menonton film bersama di layar lebar. Tapi, di sisi lain, kita harus bisa beradaptasi dengan situasi ini, bagaimana kita bisa mendulang partisipasi masyarakat selayaknya festival film luring," kata Veronica dalam diskusi virtual, Jumat 13 November 2020 malam.

Sependapat dengan Veronica, kurator Festival Film EU (EUFF) di Zimbabwe, Roberta Wagner, mengatakan bahwa ini adalah tahun pertama baginya untuk menghelat festival film secara daring di negara tersebut.

Menurut Roberta, meski banyak tantangan, dengan banyaknya adaptasi dan perbedaan karakteristik antara kedua format festival, membuatnya dan tim mempelajari banyak hal baru. "Saya belajar banyak hal, termasuk lebarnya kemungkinan yang bisa kita raih melalui festival film daring. Kita bisa menemukan cara hebat untuk dapat terhubung dengan dunia, dan berpikir lebih luas lagi; meskipun kita tidak bisa membagi emosi secara langsung," kata Roberta.

Lebih lanjut, wanita asal Jerman itu mengatakan bahwa mengubah pola pikir dan kebiasaan menghadiri festival daring memang memakan waktu. Namun, dengan pihaknya yang proaktif untuk berkomunikasi dengan masyarakat hingga kedutaan besar, akhirnya bisa mendorong untuk beralih sementara ke platform digital untuk menikmati festival film. "Dengan online, ada kesempatan untuk terhubung ke dunia, apalagi buat pembuat film lokal untuk meraih banyak orang melalui sinema. Ini adalah sesuatu yang patut untuk dirayakan," ujar Roberta.

Advertising
Advertising

Bicara soal sineas lokal, selama empat tahun perhelatan EUFF di negara bagian selatan Afrika itu, Roberta mengatakan pihaknya telah melibatkan pembuat film di Zimbabwe untuk belajar soal film. "Di dua tahun pertama kami menayangkan film-film dari Eropa dengan gaya penceritaan yang beragam, dan bisa menikmatinya dengan penyuka film di Zimbabwe," kata Roberta.

"Di tahun ketiga kami berubah dan mendukung industri film di sini, meliputi program pelatihan bagi pembuat film muda bersama para pakar film," ujarnya menambahkan.

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

2 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

14 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

36 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.

Baca Selengkapnya

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

36 hari lalu

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman pada Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

39 hari lalu

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

Otoritas kesehatan Jepang telah memperingatkan adanya lonjakan infeksi radang tenggorokan yang berpotensi mematikan

Baca Selengkapnya

Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

4 Maret 2024

Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

Masyarakat yang tidak paham mungkin berpikir penyakit X berarti ada virus baru yang sedang menyebar global seperti Covid-19 yang baru lalu.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada 2023 Tertinggi Sejak Covid-19

1 Februari 2024

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada 2023 Tertinggi Sejak Covid-19

BPS mencatat kunjungan wisatawan mancanegara pada Desember 2023 mencapai angka tertinggi sejak pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Akui Pernah Kerja Sama dengan Pinjol, Setelah Dievaluasi Tak Diperpanjang

29 Januari 2024

Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Akui Pernah Kerja Sama dengan Pinjol, Setelah Dievaluasi Tak Diperpanjang

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (FKG Unpad) mengakui pernah bekerja sama dengan sebuah perusahaan pinjaman online alias pinjol.

Baca Selengkapnya