Kenangan tentang Senen di Atas Panggung

Reporter

Editor

Selasa, 2 September 2008 09:32 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Mereka bicara tentang Senen. Cerpenis Hamsad Rangkuti menceritakan pengalamannya ketika dipeluk dari belakang oleh seorang wanita di Senen, ketika pertama kali datang ke Jakarta dan berkumpul dengan seniman Senen. Penyair Taufiq Ismail memaparkan banyak nama seniman yang berkiprah di Senen. "Sesekali H.B. Jassin juga ke sini, tapi ia tidak suka nongkrong, ngobrol ke sana-kemari," kata Taufiq.

Kenangan tentang Senen itu ditumpahkan di atas panggung Nongkrong Sastra dan Musik Merdeka di Gelanggang Remaja Senen, Jakarta Pusat, Jumat malam lalu. Sejumlah seniman tampil dalam acara itu, seperti Taufiq Ismail, Hamsad Rangkuti, Misbach Yusa Biran, Dedy Mizwar, Ahmadun Yosi Herfanda, Diah Hadaning, Sihar Ramses Simatupang, dan Viddy A.D.

Hamsad membacakan petikan novelnya berjudul Ketika Lampu Berwarna Merah, yang mengambil latar Senen. Novel setebal 210 halaman ini pernah dimuat bersambung di sebuah koran pada 1981 dan diterbitkan menjadi buku 10 tahun kemudian. Bagian novel yang dibacakan itu menceritakan seorang wanita yang meninggal di sebuah gubuk.

Dilukiskan, wanita tua tersebut ditemukan telah kaku pada sebuah malam. Lalu, tiga orang lelaki datang membawa mayat itu dan menaruhnya di sebuah pintu toko. Mereka berharap akan mendapat rezeki dari apa yang mereka lakukan. Benar saja, pagi-pagi, ketika si pemilik toko bangun, ketiga lelaki yang pura-pura tidur ini pun dibangunkan dan diminta menyingkirkan mayat itu.

Setelah berhasil mendapat uang, mereka pun membawa pergi mayat tersebut. Bukan ke makam, melainkan ke toko lain. "Masih ada tiga toko lagi yang perlu didatangi. Mayat ini tidak akan berkurang setelah toko yang terakhir sekalipun," kata salah seorang di antara mereka. Mereka pun mengulang apa yang mereka lakukan di toko pertama.

Adapun Taufik Ismail menyampaikan orasi berjudul "Sesudah 63 Tahun, Berharap akan Keadilan Masih Bisakah?" Dalam pidato itu, salah satunya, ia menyorot kemerosotan akhlak, budaya permisif yang makin menjadi-jadi, narkoba, alkohol, nikotin, dan pornografi. "VCD biru dengan kata-kata, itulah fiksi gaya masa kini," katanya di atas panggung.

Seusai sesi baca sastra dan orasi, pada pukul 8 malam acara dilanjutkan dengan pertunjukan musik merdeka oleh Komunitas Planet Senen. Ini adalah babak terakhir rangkaian acara yang dimulai sore itu. Sesi pertama adalah diskusi tentang sastra urban dan kemerdekaan berekspresi. Acara ini lekat dengan kata-kata "merdeka" karena masih mengambil momen Hari Kemerdekaan RI.

Mustafa Ismail


Berita terkait

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

20 Februari 2020

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

Forum Seniman ragukan pernyataan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait tak akan mengkomersialisasi kawasan pusat kesenian itu usai revitalisasi TIM.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

1 Mei 2019

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

Serikat pekerja media dan industri kreatif atau Sindikasi mendorong ekosistem kerja yang berkeadilan di peringatan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

23 Oktober 2018

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

Seniman muda Bandung, Etza Meisyara, menyumbangkan seluruh hasil karyanya yang terjual di pameran tunggalnya di Prancis untukkorban gempa Palu.

Baca Selengkapnya

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

9 Oktober 2018

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

Sejumlah seniman di Yogyakarta punya cara sendiri untuk menyikapi kasus Ratna Sarumpaet dan berbagai kabar hoax yang beredar di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

7 Oktober 2018

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

Gitaris grup band punk Marjinal, Mike, bersama sejumlah aktivis dan seniman ikut memantau pertemuan IMF - World Bank di Bali.

Baca Selengkapnya

Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

26 Juli 2018

Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

Upaya cepat yang dilakukan Anies Baswedan menangani Kali Item mendapat respons beberapa pihak salah satunya seniman mural

Baca Selengkapnya

Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

11 Januari 2018

Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

Beberapa orang akan berpikir bahwa seorang seniman tidak akan mendapatkan pekerjaan dan tidak bisa bertahan. Simak pengalaman pelukis Naudal Abshar.

Baca Selengkapnya

Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

17 Oktober 2017

Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

Instalasi seni Teguh Ostenrik yang ketujuh, ditanam untuk mengembalikan keindahan laut Pulau Bangka

Baca Selengkapnya

Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

22 September 2017

Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

Malam ini, Teras Budaya Tempo menggelar kegiatan penggalangan dana bertajuk Simpati untuk sastrawan Hamsad Rangkuti.

Baca Selengkapnya

Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

21 Juli 2017

Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

Seniman Tisna Sanjaya memprotes Panitia Khusus Angket DPR soal KPK dengan melakukan performance art di samping Gedung Merdeka Bandung.

Baca Selengkapnya