TEMPO Interaktif, Palembang: Menjelang pemilihan Gubernur Sumatera Selatan, dua artis bersaudara kandung yang juga presenter kondang Thantowi Yahya dan Helmi Yahya menjadi santapan pemberitaan lokal dan nasional. Keduanya dikesankan sedang bertarung di arena politik.
Thantowi Yahya yang kader Golkar mendukung penuh calon Gubernur Sumsel Alex Noerdin yang juga menjadi rival adiknya, Helmy Yahya, yang dicalonkan oleh PDI Perjuangan untuk posisi Wakil Gubernur berpasangan dengan Syahrial Oesman.
"Kami tetap solid sebagai saudara. Siapa yang tidak bangga adiknya menjadi calon Wagub, hanya kakak yang gila yang tidak bangga," kata Tanthowi bersama Helmy Yahya di Palembang hari ini.
Menurut Tanthowi, dirinya tetap membangun hubungan dan komunikasi dengan adiknya. Dia juga mengatakan bahwa yang terjadi saat ini hanya pilihan keyakinan politik semata.
"Sebagai kader Golkar saya akan mendukung semua kebijakan partai, baik pada pemilukada, pemilu dan sebagainya," katanya. Karena Partai Golkar sudah menunjuk Alex Noerdin sebagai calon Gubernur Sumsel, maka dirinya harus mendukung kebijakan partai tersebut.
Selain itu, keputusannya untuk mendukung Partai Golkar sudah ditetapkan sebelum Helmy maju menjadi calon Gubernur Sumsel priode 2008-2013. Apalagi, saat ini dirinya merupakan caleg dari Sumsel II untuk DPR RI, dengan nomor 1.
Sementara itu, sang adik Helmi Yahya mengatakan bahwa abangnya merupakan mentor sekaligus gurunya. Sulit baginya untuk melupakan Tanthowi, namun dia juga memahami pilihan politik sang abang. "Saya dua minggu ini akan fokus ke persoalan kampanye kami, tentu saya akan maju terus," katanya.
Dia juga meminta masyarakat untuk tidak melihat hubungan dirinya dengan Tanthowi pecah dan tidak akur. Diakui oleh Tanthowi bapaknya sendiri adalah tokoh dari PPP. "Jadi di keluarga besar kami ada Golkar, PDI Perjuangan dan PPP, itu demokrasi," ujarnya.
ARIF ARDIANSYAH
Berita terkait
Dana Pengawasan Pilkada 2015 di 27 Daerah Masih Bermasalah
22 Agustus 2016
Bawaslu telah meminta Mendagri Tjahjo Kumolo untuk memfasilitasi penyelesaian permasalahan dana hibah pengawasan pilkada 2015.
Baca SelengkapnyaKPU Susun Opsi Verifikasi Dukungan Calon Perseorangan
12 Juli 2016
Hadar bakal meminta bantuan Direktorat Pendudukan dan Catatan Sipil memastikan keberadaan pendukung calon perseorangan.
Baca SelengkapnyaKajian KPK: Ada Calon yang Hartanya Minus Maju di Pilkada
29 Juni 2016
KPK melakukan penelitian dengan mewawancarai 286 calon yang kalah pada pilkada. Ini temuannya.
Baca SelengkapnyaPemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Muna Diwarnai Keributan
19 Juni 2016
Polisi mengevakuasi anggota KPUD Muna keluar dari TPS sambil melepaskan tiga tembakan ke udara.
Baca SelengkapnyaHari Ini Pemungutan Suara Ulang Pilkada Kabupaten Muna
19 Juni 2016
Ini merupakan pemungutan suara ulang yang kedua kali akibat saling gugat dua pasangan calon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaRevisi UU Pilkada, Bawaslu Kini Bisa Periksa Politik Uang
6 Juni 2016
Bawaslu kini bisa memeriksa kasus politik uang dalam pilkada.
Baca SelengkapnyaSyarat Calon Perorangan Dipersulit, Ini Kata Pendukung Garin
6 Juni 2016
Pendukung Garin menilai seharusnya DPR sebagai wakil rakyat membuat aturan yang lebih bermutu.
Baca SelengkapnyaDisahkannya UU Pilkada Dinilai Memicu Potensi Konflik
5 Juni 2016
Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadli Ramadhanil menilai, ada persoalan yang akan terjadi seusai DPR mengesahkan UU Pilkada.
Baca SelengkapnyaUndang-Undang Pilkada Akhirnya Disahkan, Ini Reaksi PKS
2 Juni 2016
PKS sebelumnya menilai anggota DPR yang maju ke pilkada tak perlu mundur dari keanggotaan di Dewan, melainkan hanya perlu cuti.
Baca SelengkapnyaDPR Sahkan Undang-Undang Pilkada
2 Juni 2016
DPR akhirnya mengesahkan undang-undang tentang pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota dalam sidang paripurna hari ini.
Baca Selengkapnya