Bohemian Rhapsody, Sepinya Dunia Freddie Mercury

Reporter

Tempo.co

Editor

Aisha Shaidra

Rabu, 31 Oktober 2018 18:23 WIB

Adegan personel Queen saat mengisi acara musik amal terbesar Live Aid di Wembley Stadium tahun 1985. (Twentieth Century Fox Films)

TEMPO.CO, Jakarta - Bohemian Rhapsody dimulai dari konser Live Aid, di Wembley Stadium tahun 1985. Tanpa menyorot utuh sosok Freddie Mercury, sang vokalis legendaris itu. Hanya selintas pergerakannya dari bangun tidur, kaki yang melintas di antara kucing-kucing di sebuah rumah mewah, sampai ia hadir di hadapan penonton yang disorot dari balik punggungnya.

Lalu kita diajak mundur, ke kehidupan seorang pria muda, Farrokh Bulsara (Rami Malek) seorang porter di Bandara Internasional Heathrow. Di Inggris, Farrokh dan keluarganya adalah imigran Parsi-India dari Zanzibar. Revolusi Zanzibar di tahun 1964—ribuan orang Arab dan India tewas dibunuh—mendorong keluarga ini pindah ke Middlesex, Inggris.

Farrokh digambarkan tak ingin hanya dipandang sebagai seorang imigran ditambah lagi ayahnya yang cukup konservatif. Farrokh yang cukup gemulai itu merupakan lulusan desain, dandanannya nyentrik, geraknya luwes, di sela pekerjaannya sebagai porter, ia doyan menulis lagu, menyanyi, menikmati musik di klub.

Di satu malam, anak muda itu begitu percaya diri, menyodorkan selembar kertas lagu buatannya kepada gitaris band Smile, Brian May (Gwilym Lee) dan drumer Roger Taylor (Ben Hardy). Malam itu Brian May dan Roger yang baru saja kehilangan vokalis hanya meringis melihat kehadiran Farrokh Bulsara di hadapan mereka. Di malam yang sama Farrokh pun beraksi, mengeluarkan kemampuan vokalnya yang unik. Mereka bersepakat lalu merekrut John Deacon (Joseph Mazzello) sebagai pembetot bass.

Adegan personel Queen saat melakukan proses rekaman album dalam film Bohemian Rhapsody. (Twentieth Century Fox Films)

Advertising
Advertising

Penampilan pertama Farrokh di klub bersama Smile saat itu sempat diragukan, tapi toh rupanya ia punya kepercayaan diri yang tinggi. Bahkan ia berseloroh, empat gigi seri tambahan di dalam mulutnya memberi ruang tambahan yang membuat suaranya spesial.

Kita singkat lagi, band Smile mulai dapat perhatian, komposisi terbarunya perlahan menggiring keempat pemuda yang sebetulnya punya latar belakang pendidikan tinggi. Misal Brian May lulusan doktor astrofisika, atau Roger Taylor yang mengenyam pendidikan kedokteran gigi, kemudian beralih ke biologi. Hal itu juga sempat disinggung dalam sebuah adegan sebelum band ini ditinggalkan Freddie untuk bersolo karier.

Berikutnya, Lahirnya Queen dan Freddie Mercury

<!--more-->

Rami Malek memerankan Freddie Mercury, vokalis band Queen dalam film Bohemian Rhapsody

Komposisi Smile yang baru itu akhirnya berubah nama menjadi Queen, tentu berdasarkan usul Farrokh. Farrokh mendeklarasikan pergantian namanya menjadi Freddie Mercury. Ia tegaskan nama itu di depan personel Queen, di hadapan orang tua dan adiknya.

Kisah Smile yang bertransformasi menjadi Queen dan perjalanan band ini bisa dibilang begitu moncer. Dengan aksi panggung khas dan juga busana yang senantiasa fancy.

Tak ada kisah suka duka atau ripuhnya para personel menghadapi bermasalah saat band ini dibentuk. Ujug-ujug mereka sudah muncul sebagai band yang punya nama, sudah punya manajer, membuat album, dan menjalani berbagai tur dengan mudahnya. Tokyo, Los Angeles, Rio, beberapa lokasi tur dihadirkan dalam montase dengan warna dan aneka huruf besar-besar.

Hal itulah yang membuat di hampir di lebih dari tiga puluh menit pertama film ini nampak kurang menggigit. Hanya ada kisah band ini terbentuk, kisah romansa Freddie dengan cinta sejatinya, Mary Austin (Lucy Boynton) yang lantas kerap mendukung kariernya dan juga segala pilihan hidup yang dijalani Freddie, termasuk menjadi penyelamat saat Freddie terpisah dari keluarga Queen.

Hal menarik dari biopik seorang Freddie Mercury dalam Bohemian Rhapsody, salah satunya menampilkan cuplikan asli aksi panggung Queen dalam beberapa adegan dalam film ini. Beragam konser yang ramai, megah, serta cuplikan video klip terjalin, perlahan mendorong yang mendengar lagu ikut bernyanyi atau mengentakkan kaki.

Lalu bagian cerita beberapa kisah lahirnya lagu-lagu hits mereka. Misal Love of My Life yang dibuat Freddie untuk satu-satunya perempuan yang ia cintai, pasangan cinta platoniknya, Marry Austin. Atau bagaimana lagu We Will Rock You tercipta lantaran mereka ingin membuat lagu yang bisa melibatkan para penggemar ikut bernyanyi dan menciptakan bunyi.

Dan tentu Bohemian Rhapsody, lagu yang dipakai sebagai judul film yang diberi porsi cerita cukup besar. Lagu tersebut lahir saat Queen akan menggarap sebuah album. Adegan lucu kala Freddie memaksa Roger Taylor terus mengulang untuk mencapai nada tinggi meneriakkan Galileo digarap begitu lucu.

Freddie terinspirasi dari bagaimana megahnya sebuah pementasan opera. Kelak, lagu Bohemian ini masuk dalam album studio keempat Queen berjudul A Night at the Opera. Album ini dirilis lima tahun setelah Queen berdiri, 21 November 1975.

Di awal terciptanya, lagu ikonis ini tak mendapat respons bagus. Pihak label menolak lagu ini menjadi single utama. Pertimbangannya lirik yang aneh dengan adanya campuran kata Silhouetto, Scaramouch, fandango, galileo, Figaro, bahkan bismillah. Dan durasi lagu yang tak lazim, enam menit lebih. “Tak akan ada yang mendengarkan Queen,” ucap si pemeran perwakilan label. Adu pendapat terjadi yang membuat Queen keluar dari label dan mempromosikan lagu mereka sendiri.

Sunyinya kehidupan Freddie Mercury

<!--more-->

Rami Malek memerankan Freddie Mercury dalam Bohemian Rhapsody. (Twentieth Century Fox Films)

Selain bagaimana lagu demi lagu tercipta dan eksistensi Queen makin beranjak ke puncak panggung musik dunia, Bohemian Rhapsody menyorot sisi kehidupan seorang Freddie yang begitu rapuh dan tertutup. Freddie terlihat begitu tersiksa kala menyembunyikan cerita keluarganya dan orientasi seksualnya di hadapan wartawan saat menggelar konferensi pers.

Di balik segala ketenaran dan kekayaan yang perlahan ia kantongi, Freddie perlahan merasa dirinya sepi. Kesehariannya penuh pesta, orang datang dan pergi namun menyisakan sunyi. Freddie pun mulai masuk ke dunia obat-obatan, alcohol, dan seks bebas sebagai pelarian. Ia memutuskan hubungan dengan Marry, meninggalkan Queen, menikmati kebahagiaan semu. Dan kegamangan Freddie sukses digambarkan Rami lewat ekspresi dan dialog bernada rapuh dan penuh keraguan.

Freddie menghabiskan hidup dengan kucing-kucingnya di sebuah hunian mewah. Perlahan menyadari untuk kembali memperbaiki hubungannya dengan keluarga, Queen, dan jujur terhadap dirinya sendiri.

Emosi-emosi semacam ini tak muncul di adegan-adegan awal. Sehingga, di mula hanya melihat Freddie yang fenomenal itu sebatas sosok flamboyan, tahu yang ia inginkan, tapi kita tak dibawa masuk ke kedalaman batinnya. Perjalanan emosi ini mulai nampak setelah film melewati nyaris setengah cerita.

Naskah yang ditulis oleh Anthony McCarten (Darkest Hour, The Theory of Everything) ini cukup klise mengisahkan perjalanan karier sebuah band, seorang musikus. Namun, gambaran soal kisah lagu hits dibuat, masuknya kisah personal yang selama ini tak begitu banyak dipahami, perlahan menghantarkan kisah Bohemian Rhapsody pada akhirnya menjadi melankolis. Namun jalinan cerita dan dialog yang dihadirkan makin kuat di akhir.

Secara pemeranan, para aktor yang terlibat memainkan perannya dengan baik. Malek bisa dibilang sukses menghidupkan Freddie dalam dirinya dengan segala pernik kekhasannya: gaya bibirnya, gerak-geriknya, juga saat menunjukkan sisi kehidupan yang kehilangan banyak hal. Belum lagi ekspresi-ekspresi yang kerap membuat sekilas kehilangan bayangan bagaimana Freddie sesungguhnya, lantaran Rami dalam balutan busana, potongan rambut, kumis, seolah menyaksikan Freddie Mercury sesungguhnya sampai kita melihat fotonya yang asli dan gigi palsu kelewat tonggos yang dipakai Rami.

Baca: Di Film Bohemian Rhapsody, Rami Malek Freddie Mercury

Dan akhirnya Bohemian Rhapsody kembali pada sebuah momen penting, terlibatnya Queen dalam konser yang dihadiri sekitar 70 ribu penonton untuk penggalangan dana, Live Aid. Kisah ini menghangat dan jadi penyelamat.

Berita terkait

Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

1 hari lalu

Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

Sutradara Hanung Bramantyo menyebut film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa awalnya hadir delam dua versi, 21+ dan 17+.

Baca Selengkapnya

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

5 hari lalu

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

Film drama biopik Glenn Fredly The Movie mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 25 April 2024

Baca Selengkapnya

Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

7 hari lalu

Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

The Fall Guy film aksi stuntman produksi Universal Pictures yang tayang di bioskop Indonesia, pada Rabu, 24 April 2024

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

7 hari lalu

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

Bambang Soesatyo mengungkapkan, keluarga besar FKPPI akan segera memproduksi atau syuting film "Anak Kolong".

Baca Selengkapnya

Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

13 hari lalu

Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be

Baca Selengkapnya

Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

15 hari lalu

Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.

Baca Selengkapnya

7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

16 hari lalu

7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.

Baca Selengkapnya

8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

19 hari lalu

8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.

Baca Selengkapnya

Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

21 hari lalu

Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal

Baca Selengkapnya

7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

22 hari lalu

7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.

Baca Selengkapnya