Kiprah Berpuisi Putri Wiji Thukul, Terinspirasi Seno Gumira

Kamis, 6 September 2018 15:00 WIB

Fitri Nganthi Wani (kiri) dan Merah Bercerita saat tampil di acara Apresiasi Kumpulan Puisi Kau Berhasil Jadi Peluru di Studio Kopi nDaleme Eyang, Kota Solo, pada Senin malam, 3 September 2018. Fitri membawakan puisi lamanya berjudul Dalam Keabadian Kebenaran Membatu yang dikolaborasikan dengan lagu Derita Sudah Naik Seleher dari puisi Wiji Thukul yang digarap Merah Bercerita (Fajar Merah, paling kanan). (TEMPO,Dinda Leo Listy / Solo)

TEMPO.CO, Solo - Justru bukanlah sang bapak, Wiji Thukul, yang pertama kali mendidihkan darah seni di tubuh Fitri Nganthi Wani, penyair perempuan asal Kota Solo yang baru saja meluncurkan buku kumpulan puisi keduanya, Kau Berhasil Menjadi Peluru.

Baca: Dua Anak Wiji Thukul Berkolaborasi Bawakan Puisi, Bikin Merinding

“Yang paling membekas bagi saya itu justru karya-karyanya Seno Gumira Ajidarma,” kata Fitri, putri bungsu dari pasangan Wiji Thukul dan Dyah Sajirah itu saat berbincang dengan Tempo pada Rabu, 5 September 2018.

Perkenalan Fitri dengan karya Seno Gumira bermula saat dia diajak ibunya, Dyah Sajirah yang akrab dipanggil Sipon, menonton pertunjukan teater di Taman Budaya Yogyakarta pada medio Agustus 2001. Sebagai salah satu penyintas Tragedi Mei 1998, sejak suaminya konon menghilang pada kurun 1996 - 1998, Sipon diundang dalam pertunjukan yang diproduksi oleh Perkumpulan Seni Indonesia (PSI) yang bekerja sama dengan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) itu.

Kala itu Fitri masih duduk di bangku SMP Pangudi Luhur Bintang Laut Solo. Di Jogja itulah kali pertama Fitri menyaksikan pementasan drama yang menurut dia begitu indah. “Drama itu berjudul Mengapa Kau Culik Anak Kami? Saya masih ingat betul, pemainnya saat itu Landung Simatupang,” kata Fitri yang kini berumur 29 tahun, bersuami, dan punya satu anak berumur enam tahun.

Advertising
Advertising

Mengapa Kau Culik Anak Kami: Tiga Drama Kekerasan Politik adalah kumpulan drama karya Seno Gumira yang terdiri dari naskah tiga babak yang dikemas dan diangkat dari kisah nyata. Drama yang mengisahkan penderitaan warga akibat kerusuhan dan konflik sosial perebutan kekuasaan di Jakarta itu dipentaskan di Taman Ismail Marzuki Jakarta dan Taman Budaya Yogyakarta pada Agustus 2001. Selain Landung Simatupang, drama tersebut juga dimainkan oleh Niniek L. Karim.

“Awalnya kupikir bakal membosankan, ternyata tidak. Tata bahasanya bagus,” kata Fitri. Tumbuh dalam generasi yang diasuh oleh tayangan sinetron dan telenovela di televisi, Fitri pun terkagum-kagum saat menyaksikan drama tersebut. Sepulang dari Jogja, mulailah Fitri berburu karya Seno Gumira dan karya-karya sastra lain yang memupuk jiwa seninya.

“Selain Seno Gumira, saya juga suka karya Pram (Pramoedya Ananta Toer),” kata Fitri. Hobi membaca karya sastra itu kian menebal setelah Fitri melanjutkan sekolah di SMA Regina Pacis Solo dan sempat kuliah sampai semester tujuh di Jurusan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

“Aku lebih banyak membaca fiksi seperti karya-karyanya Ayu Utami. Baca puisi suka juga, tapi referensinya kan sedikit. Kalau puisi, siapa tak kenal dengan sang maestro Kahlil Gibran. Aku juga suka karyanya Joko Pinurbo, unik ya sebagai lelaki menulis puisi-puisi seperti itu,” kata Fitri.

Sementara bapaknya sendiri, Wiji Thukul, tidak menempati urutan teratas dalam daftar sastrawan yang memengaruhi proses kreatif Fitri, lantas siapa musisi yang paling sering menjejali telinganya dengan inspirasi? Fitri sontak tertawa saat Tempo menyodorkan nama Fajar Merah, adiknya yang kini sedang mempersiapkan album kedua bersama band Merah Bercerita.

“Musisi favorit saya dan favorit orang banyak dari berbagai belahan dunia adalah Sia (Sia Kate Isobelle Furler, 42 tahun, penyanyi dan penulis lagu asal Australia),” kata sulung Wiji Thukul tersebut.

Berita terkait

Hari Buruh Internasional, Berikut Profil 4 Tokoh Aktivis Buruh Indonesia dari Marsinah hingga Muchtar Pakpahan

1 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Berikut Profil 4 Tokoh Aktivis Buruh Indonesia dari Marsinah hingga Muchtar Pakpahan

Berikut profil dari 4 tokoh hari buruh: Marsinah, Muchtar Pakpahan, Widji Thukul, dan Jacob Nuwa Wea

Baca Selengkapnya

Kisah Raharja Waluya Jati Pernah Surati Jokowi Tuntaskan Kasus Penculikan Aktivis 1998

3 Maret 2024

Kisah Raharja Waluya Jati Pernah Surati Jokowi Tuntaskan Kasus Penculikan Aktivis 1998

Setelah Jokowi menjadi presiden pada 2014, aktivis Raharja Waluya Jati menitipkan pesan kepada Jokowi untuk tuntaskan kasus penculikan aktivis 1998.

Baca Selengkapnya

Hadiri Kampanye Ganjar-Mahfud di Solo, Anak Wiji Thukul Tagih Janji Jokowi Temukan Sang Ayah

10 Februari 2024

Hadiri Kampanye Ganjar-Mahfud di Solo, Anak Wiji Thukul Tagih Janji Jokowi Temukan Sang Ayah

Wani tampil membacakan salah satu puisi karya sang ayah, Wiji Thukul di gelaran kampanye terakhir Ganjar-Mahfud.

Baca Selengkapnya

Koran Achtung Sebut Prabowo Subianto Penculik Aktivis 1998, TKN Akan Lapor ke Bareskrim

13 Januari 2024

Koran Achtung Sebut Prabowo Subianto Penculik Aktivis 1998, TKN Akan Lapor ke Bareskrim

TKN menyatakan penyebutan Prabowo Subianto sebagai penculik aktivis 1998 sebagai tindak pidana pemilu.

Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo Tanggapi Tantangan Kontrak Politik untuk Bereskan Kasus Pelanggaran HAM 1998

23 Desember 2023

Ganjar Pranowo Tanggapi Tantangan Kontrak Politik untuk Bereskan Kasus Pelanggaran HAM 1998

Ganjar Pranowo belum bisa memastikan apakah akan menandatangani kontrak politik soal pelanggaran HAM 1998.

Baca Selengkapnya

60 Tahun Wiji Thukul, Aktivis dan Penyair yang Tak Tentu Rimbanya

27 Agustus 2023

60 Tahun Wiji Thukul, Aktivis dan Penyair yang Tak Tentu Rimbanya

Wiji Thukul menemukan api bagi simbol perlawanan melalui kalimat-kalimat yang menjadi roh bagi kebangkitan jiwa-jiwa melawan rezim otoritarianisme.

Baca Selengkapnya

Apa Maksud Jefri Nichol Unggah Potret Salim Kancil, Widji Thukul, Munir, dan Marsinah?

28 Maret 2023

Apa Maksud Jefri Nichol Unggah Potret Salim Kancil, Widji Thukul, Munir, dan Marsinah?

Aktor Jefri Nichol mengunggah foto tokoh korban pelanggaran HAM seperti Salim Kancil, Widji Thukul, Munir, dan Marsinah. Ini profil mereka.

Baca Selengkapnya

Istri Wiji Thukul Meninggal karena Serangan Jantung, Kenali Silent Killer Ini

7 Januari 2023

Istri Wiji Thukul Meninggal karena Serangan Jantung, Kenali Silent Killer Ini

Serangan jantung seperti yang dialami istri Wiji Thukul karena aliran darah ke jantung sangat berkurang. Apa penyebab silent killer ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Janji Presiden Jokowi Cari Wiji Thukul

7 Januari 2023

Kilas Balik Janji Presiden Jokowi Cari Wiji Thukul

Sampai Sipon meninggal dunia, Wiji Thukul masih berstatus orang hilang. Padahal, Presiden Jokowi pernah berjanji mencari Wiji Thukul.

Baca Selengkapnya

Jokowi Janji Cari Wiji Thukul, Sahabat Dekat Wiji Thukul-Sipon: Ketika Jadi Presiden Lupa Semua

7 Januari 2023

Jokowi Janji Cari Wiji Thukul, Sahabat Dekat Wiji Thukul-Sipon: Ketika Jadi Presiden Lupa Semua

Setelah Wiji Thukul hilang, Sipon tak tinggal diam. Ia mencari suaminya sampai Komnas HAM, bertemu para menteri, dan medapatkan janji Jokowi. Kesehatannya menjadi taruhannya.

Baca Selengkapnya