Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dua Anak Wiji Thukul Berkolaborasi Bawakan Puisi, Bikin Merinding

image-gnews
Putra penyair Wiji Thukul, Fajar Merah (kanan) bersama adiknya Fitri Nganthi Wani membacakan puisi ketika menghadiri pembacaan puisi karya Wiji Tukul di Taman ismail Marzuki, Jakarta, 24 Januari 2017. Pembacaan puisi usai menonton film Istirahatlah Kata-Kata yang berkisah tentang Wiji Thukul itu untuk mengenang penyair dan aktivis yang memperjuangkan demokrasi pada masa orde baru. ANTARA/Wahyu Putro A
Putra penyair Wiji Thukul, Fajar Merah (kanan) bersama adiknya Fitri Nganthi Wani membacakan puisi ketika menghadiri pembacaan puisi karya Wiji Tukul di Taman ismail Marzuki, Jakarta, 24 Januari 2017. Pembacaan puisi usai menonton film Istirahatlah Kata-Kata yang berkisah tentang Wiji Thukul itu untuk mengenang penyair dan aktivis yang memperjuangkan demokrasi pada masa orde baru. ANTARA/Wahyu Putro A
Iklan

TEMPO.CO, Solo -"Darimu jenderal penindas / hamba meracik senjata / Dari bubuk mesiu kebenaran / membentuk peluru-peluru kata." Bait pertama puisi berjudul Dalam Keabadian Kebenaran Membatu dibacakan putri Wiji Thukul, Fitri Nganthi Wani dengan suara lantang. Suasana yang semula riuh di Studio Kopi nDaleme Eyang pada Senin malam itu, 3 September 2018, seketika teredam.

Diiringi petikan dua gitar akustik dan lirih tabuhan cajon di sela interlude lagu Derita Sudah Naik Seleher yang dimainkan Merah Bercerita, Fitri tampak begitu berapi-api. Puisi pendek yang mengisahkan panjangnya perjuangan sang ayah, Wiji Thukul, dalam melawan tirani itu dia baca dengan intonasi cepat dan bernada tinggi. Meski hanya membawakan satu puisi lawasnya, penampilan singkat Fitri mampu mengaduk emosi para pengunjung.

"Merinding saya," kata Nurul Aisyah, salah satu pengunjung dari Kabupaten Klaten yang rela menempuh perjalanan sekitar 20 kilometer demi menghadiri acara bertajuk Apresiasi Kumpulan Puisi Kau Berhasil Menjadi Peluru di kafe yang tak jauh dari kediaman keluarga Presiden Joko Widodo di wilayah Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, itu.Fajar Merah (tengah) saat tampil di Kamis Manja #9, acara bulanan komunitas pegiat musik indie di kafe Lokal Jajan, Kabupaten Klaten, pada Kamis malam, 30 Agustus 2018. DINDA LEO LISTY / KLATEN.

Selain Merah Bercerita, acara Apresiasi Kumpulan Puisi Kau Berhasil Menjadi Peluru itu juga dimeriahkan oleh sejumlah komunitas pegiat sastra di Solo, seperti Blues Kata, Yuditeha (Kamar Kata), Soesilo Adinegoro (Sang Akar Institute), Panji Sukma (Semesta Bersua), Rudyaso Febriadhi (Warkop Cemara Sewu), dan lain-lain.

Kau Berhasil Menjadi Peluru adalah buku kumpulan puisi kedua karya Fitri Nganthi Wani, putri sulung Wiji Thukul, penyair dan aktivis yang hilang sejak akhir 1998. Buku kumpulan puisi yang baru diluncurkan di Yogyakarta pada 8 Juni lalu itu seakan menjawab kumpulan puisi bapaknya yang berjudul Aku Ingin Jadi Peluru yang terbit pada 2000.

Malam itu Fitri sengaja tidak membacakan salah satu dari 51 puisi yang terangkum dalam buku barunya. “Puisi Kau Berhasil Menjadi Peluru kan sudah dibuat lagu oleh Merah Bercerita, tadi dinyanyikan juga,” kata Fitri saat ditemui Tempo di lokasi acara. Merah Bercerita adalah band yang digawangi empat personel, salah satunya Fajar Merah, adik Fitri sekaligus putra bungsu Wiji Thukul.Fitri Nganthi Wani, putri Wiji Thukul, meluncurkan buku puisi Kau Berhasil Jadi Peluru berisikan 52 puisi yang ia tulis sejak 2010-2018, pada Jumat, 8 Juni 2018. (ISTIMEWA)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Fajar Merah, puisi Dalam Keabadian Kebenaran Membatu karya Fitri justru menyimpan sejarah yang cukup berkesan di sepanjang perjalanannya bermusik. Fajar mengatakan, puisi itu ditulis kakaknya saat Merah Bercerita akan pentas di Jombang, Jawa Timur, pada 2014.

“Saat itu saya dan teman-teman Merah Bercerita sudah bingung mau mengulik apa lagi. Akhirnya saya tawari Mbak Fitri untuk bikin puisi buat dikolaborasikan dengan lagu Derita Sudah Naik Seleher yang diadopsi dari puisi Wiji Thukul. Jadi (kolaborasi) ini terjadi karena sesuatu yang spontan,” kata Fajar.

Baca: Album Kedua Merah Bercerita Tanpa Puisi Wiji Thukul

Setelah empat tahun berselang, kolaborasi bersejarah antar adik dan kakak dari pasangan Wiji Thukul dan Dyah Sajirah alias Sipon pun akhirnya terulang. “Sebenarnya saya suka nyanyi juga. Tapi adik saya nggak boleh. Dia bilang, sudah kamu di puisi saja. Mungkin dia khawatir kalau tersaingi,” kata Fitri sambil tertawa.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Begini Sejarah Hari Puisi Sedunia

32 hari lalu

Penyair Gus Jur Mahesa membaca puisi dalam aksi Jokowi Offside di Cikapundung River Spot, Bandung, Jawa Barat, 7 November 2023. Aksi yang dihadiri akademisi, praktisi seni budaya, dan mahasiswa, bersama Forum Masyarakat Sipil Jawa Barat, melakukan aksi tiup peluit sebagai simbol menentang intervensi dan kolusi Presiden Jokowi terkait putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi. TEMPO/Prima mulia
Begini Sejarah Hari Puisi Sedunia

UNESCO menyebut bahwa tujuan dari diadakannya Hari Puisi Sedunia adalah untuk mempromosikan pembacaan, penulisan, penerbitan, dan pengajaran puisi.


Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

32 hari lalu

Aktor Koutaro Kakimoto (kiri), Velove Vexia, dan sutradara Hestu Saputra dalam Meet and Greet Film Hujan Bulan Juni di Jakarta, 1 November 2017. Film ini bercerita tentang kisah cinta dosen bernama Pingkan (Velove Vexia), dengan sang kekasih Sarwono (Adipati Dolken). Tempo/ Fakhri Hermansyah
Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono telah bermetamorfosa dalam banyak bentuk, mulai dari komik, novel, hingga film.


Mengenang Pujangga Sapardi Djoko Damono, Tentang Hujan Bulan Juni dan Lainnya

33 hari lalu

Sapardi Djoko Damono saat acara Meet and Greet film Hujan Bulan Juni di Jakarta 1 November 2017. Tempo/ Fakhri Hermansyah
Mengenang Pujangga Sapardi Djoko Damono, Tentang Hujan Bulan Juni dan Lainnya

Sastrawan Sapardi Djoko Damono lahir di Kampung Baturono, Solo, 20 Maret 1940. Berikut kiprah sang pujangga.


Kisah Raharja Waluya Jati Pernah Surati Jokowi Tuntaskan Kasus Penculikan Aktivis 1998

51 hari lalu

Raharja Waluya Jati. ICW
Kisah Raharja Waluya Jati Pernah Surati Jokowi Tuntaskan Kasus Penculikan Aktivis 1998

Setelah Jokowi menjadi presiden pada 2014, aktivis Raharja Waluya Jati menitipkan pesan kepada Jokowi untuk tuntaskan kasus penculikan aktivis 1998.


Hadiri Kampanye Ganjar-Mahfud di Solo, Anak Wiji Thukul Tagih Janji Jokowi Temukan Sang Ayah

10 Februari 2024

Fitri Nganthi Wani (kanan), anak penyair dan aktivis HAM Wiji Thukul bersama seniman dan budayawan Yogyakarta, Butet Kertaredjasa (kiri) hadir di Hajatan Rakyat di Benteng Vastenburg Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 10 Februari 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Hadiri Kampanye Ganjar-Mahfud di Solo, Anak Wiji Thukul Tagih Janji Jokowi Temukan Sang Ayah

Wani tampil membacakan salah satu puisi karya sang ayah, Wiji Thukul di gelaran kampanye terakhir Ganjar-Mahfud.


Koran Achtung Sebut Prabowo Subianto Penculik Aktivis 1998, TKN Akan Lapor ke Bareskrim

13 Januari 2024

Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto saat menerima dukungan dari Nelayan di Kertanegara 4, Jakarta, Jumat, 12 Januari 2023. Nelayan yang tergabung dalam Solidaritas Nelayan Indonesia (SNI) mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumuing Raka pada Pilpres 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Koran Achtung Sebut Prabowo Subianto Penculik Aktivis 1998, TKN Akan Lapor ke Bareskrim

TKN menyatakan penyebutan Prabowo Subianto sebagai penculik aktivis 1998 sebagai tindak pidana pemilu.


Ganjar Pranowo Tanggapi Tantangan Kontrak Politik untuk Bereskan Kasus Pelanggaran HAM 1998

23 Desember 2023

Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo saat menggunakan pakaian adat Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD saat menggunakan pakaian adat Madura tiba untuk menjalani debat perdana calon wakil presiden untuk pemilu 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat, 22 Desember 2023. Debat cawapres kali ini mengangkat tema soal ekonomi kerakyatan dan digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur, dan perkotaan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Ganjar Pranowo Tanggapi Tantangan Kontrak Politik untuk Bereskan Kasus Pelanggaran HAM 1998

Ganjar Pranowo belum bisa memastikan apakah akan menandatangani kontrak politik soal pelanggaran HAM 1998.


5 Contoh Sajak Sunda yang Bisa Dijadikan Inspirasi

4 Desember 2023

Karya sajak juga tersedia dalam bahasa Sunda. Berikut ini 5 sajak sunda dengan makna yang mendalam dan bisa dijadikan inspirasi. Foto: Canva
5 Contoh Sajak Sunda yang Bisa Dijadikan Inspirasi

Karya sajak juga tersedia dalam bahasa Sunda. Berikut ini 5 sajak sunda dengan makna yang mendalam dan bisa dijadikan inspirasi.


Gaung Puisi di Pekan Budaya di Banda Aceh

16 November 2023

Salah satu pembaca puisi di stan Majelis Seniman Aceh di arena Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) 8 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Senin malam, 6 November 2023. PKA 8 berlangsung pada 4-12 November 2023. Foto: TEMPO| Mustafa Ismail.
Gaung Puisi di Pekan Budaya di Banda Aceh

Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) pada 4-12 November 2023 menghadirkan aneka sajian seni dan budaya. Seniman menggelar pentas puisi untuk Palestina.


Puisi Palestina Saudaraku Karya Menlu Retno Marsudi Saat Aksi Bela Palestina

7 November 2023

Wawancara Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi. Tempo/Tony Hartawan
Puisi Palestina Saudaraku Karya Menlu Retno Marsudi Saat Aksi Bela Palestina

Momen emosional Menlu Retno Marsudi bacakan puisi berjudul Palestina Saudaraku di depan ribuan massa dalam Aksi Bela Palestina di Monas, Ahad lalu.