Festival Monolog Putu Wijaya di Rumah Sakit Sanglah

Selasa, 21 November 2017 12:07 WIB

Pentas Monolog Putu Wijaya. Dok.IST

TEMPO.CO, Denpasar -Lembaran-lembaran kertas berhamburan dari seorang pria yang membelakangi penonton. "Ini apalagi? Sana perbaiki semua!" kata Arya Warsaba Sthiraprana Duarsa saat pentas dalam rangkaian Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya di area parkir Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Minggu, 19 November 2017. Arya mementaskan monolog berjudul 'Pemimpin' karya Putu Wijaya.

Arya memutar kursi menghadap ke puluhan penonton, sorot cahaya lampu mulai mengubah suasana yang sebelumnya temaram. Arya melanjutkan bermonolog menggambarkan sikap sebagai seorang pemimpin yang sewenang-wenang. Dokter yang kini bertugas di RSUP Sanglah itu terakhir mementaskan teater pada 22 tahun lalu. Saat itu, Arya masih bersama komunitas Sanggar Minum Kopi.

Meskipun sudah lama ia tidak menjajal seni pertunjukkan, namun ia tidak ingin terbebani saat bermonolog. "Monolog itu bisa dibaca dan dimainkan sendiri, enggak perlu banyak orang dan waktu khusus," tutur dokter yang memiliki minat seni dalam menulis puisi dan cerita pendek (cerpen).

Terang sorot lampu kini mengarah ke Putu Satria Kusuma. Dramawan asal Singaraja, Kabupaten Buleleng itu tampil setelah Arya. Penggagas Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya itu mementaskan naskah berjudul 'Setan'.

Satria menggunakan kopiah serta menenteng tas, tangan kanannya menggenggam penggaris. Ia memerankan tokoh sebagai seorang guru. "Saya bisa mengubah anak yang otaknya udang menjadi jenius seperti Einstein," ujarnya saat mulai bermonolog.

Advertising
Advertising

Satria bicara dengan nada yang tegas serta sorot matanya tajam memberikan tekanan. Ia memainkan monolog itu menggambarkan tentang para pejabat yang berpendidikan, namun berperilaku layaknya penindas. "Bekas murid saya setelah mereka pintar dan menduduki jabatan penting di pemerintahan, bukan melayani rakyat tetapi sibuk menggandakan uang untuk kepentingan sendiri," tuturnya. "Ini yang membuat saya kecewa, sehingga saya terpaksa pergi dari tempat mengajar itu."

Satria tampil komunikatif dengan penonton. Meskipun menggambarkan tokoh yang penuh amarah. Namun di beberapa bagian, Satria melontarkan kejenakaan sehingga penonton tergelak.

Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya dipentaskan secara maraton di seantero Bali. Acara tersebut dimulai pada Maret lalu di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Singaraja. Perjalanan festival monolog karya Putu Wijaya akan berakhir Desember. Monolog 'Pemimpin', kemudian 'Setan' adalah pementasan yang ke-66.

Menurut Satria, festival monolog diadakan dengan semangat kesederhanaan. "Belum ada pementasan di rumah sakit. Mudah-mudahan (pentas monolog) menjadi sentuhan budaya," ujarnya.

Ia menambahkan Festival Monolog Bali 100 Putu Wijaya menjadi wadah untuk menumbuhkan gairah teater bagi semua kalangan, terutama generasi muda. "Tidak mencari kualitas (pementas monolog), karena ini bagi yang berminat. Ya, berusaha mencari yang baru dan menarik," katanya.

Berita terkait

Pentas Suamiku Oto dan Bel Pintu, Maudy Koesnaedi: Monolog yang Sangat Menantang

14 Desember 2023

Pentas Suamiku Oto dan Bel Pintu, Maudy Koesnaedi: Monolog yang Sangat Menantang

Maudy Koesnaedi berperan sebagai istri Oto Iskandar Dinata, RA. Soekirah dalam pementasan serial monolog Di Tepi Sejarah, Suamiku Oto dan Bel Pintu.

Baca Selengkapnya

100 Hari Nano Riantiarno Berpulang, Ini Kenangan Rangga Bhuana

30 April 2023

100 Hari Nano Riantiarno Berpulang, Ini Kenangan Rangga Bhuana

Hari ini, 100 hari Nano Riantiarno berpulang. Berikut kenangan putranya, Rangga Bhuana terhadap pendiri Teater Koma dan budayawan itu.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Bicara Soal Puan Maharani dan Anies Baswedan Usai Kunjungan Ganjar Pranowo

16 Oktober 2022

Butet Kartaredjasa Bicara Soal Puan Maharani dan Anies Baswedan Usai Kunjungan Ganjar Pranowo

Butet Kartaredjasa menuturkan, kalangan seniman terbuka untuk bertemu tokoh berbagai latar termasuk politik seperti Ganjar Pranowo.

Baca Selengkapnya

Punya Kumis Baplang Antar Wanggi Hoed Perankan Sosok Gombloh di Panggung Monolog

24 Agustus 2022

Punya Kumis Baplang Antar Wanggi Hoed Perankan Sosok Gombloh di Panggung Monolog

Wanggi Hoed menuturkan, bagian tersulit baginya berperan sebagai Gombloh adalah penyakit yang diderita penyanyi itu lantaran kerap batuk-batuk.

Baca Selengkapnya

Seri Monolog Di Tepi Sejarah Suguhkan Cerita Lima Pahlawan Akan Tayang Virtual Mulai Hari Ini

17 Agustus 2022

Seri Monolog Di Tepi Sejarah Suguhkan Cerita Lima Pahlawan Akan Tayang Virtual Mulai Hari Ini

Produser monolog Di Tepi Sejarah, Happy Salma menuturkan, pementasan ini menjadi ruang belajar mengenalkan para pahlawan.

Baca Selengkapnya

Debut Monolog, Dira Sugandi Akui Punya Banyak Kesamaan dengan Pelukis Emiria Soenassa

4 Juli 2022

Debut Monolog, Dira Sugandi Akui Punya Banyak Kesamaan dengan Pelukis Emiria Soenassa

Penyanyi Dira Sugandi berhasil memainkan pertunjukan monolog panjang Emiria Soenassa: Yang Tertinggal di Jakarta pada Sabtu, 2 Juli 2022. Pertunjukan monolog tersebut ini merupakan penampilan pertama Dira bermain di dunia monolog. Dira berhasil menjadi sosok Emiria Soenassa, seorang pelukis perempuan yang turut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia lewat dunia seni rupa namun namanya jarang tercatat di buku sejarah kita.

Baca Selengkapnya

Monolog Ismail Marzuki, Lukman Sardi: Menghargai Sosok Pahlawan Tanpa Memegang Senjata

1 Juli 2022

Monolog Ismail Marzuki, Lukman Sardi: Menghargai Sosok Pahlawan Tanpa Memegang Senjata

Lukman Sardi bercerita, ayahnya, pebiola legendaris, Idris Sardi dan sang kakek yang juga pemusik, sangat dekat dengan Ismail Marzuki.

Baca Selengkapnya

Pementasan Monolog Inggit Garnasih, Happy Salma: akan Berbeda dari Sebelumnya

17 Mei 2022

Pementasan Monolog Inggit Garnasih, Happy Salma: akan Berbeda dari Sebelumnya

Happy Salma lalu mengajak beberapa beberapa orang untuk berkolaborasi membuat pementasan yang lebih spesial.

Baca Selengkapnya

Putu Wijaya 78 Tahun, ini Deretan Karya Sastrawan Asal Tabanan Bali

11 April 2022

Putu Wijaya 78 Tahun, ini Deretan Karya Sastrawan Asal Tabanan Bali

Putu Wijaya hari ini 78 tahun. Sastrawan ini telah menghasilkan banyak karya dan penghargaan tingkat internasional.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Putu Wijaya, Jurnalis yang Besar di Panggung Teater

11 April 2022

78 Tahun Putu Wijaya, Jurnalis yang Besar di Panggung Teater

Sastrawan Putu Wijaya hari ini berulang tahun ke-78. Ia sosok dari jurnalis ke panggung tetaer.

Baca Selengkapnya