TEMPO.CO, Jakarta - Setelah sukses menggelar pementasan Kabayan Jadi Presiden, Orde Omdo, dan Roman Made in Bali, kali ini Indonesia Kita dan Butet Kertaredjasa menggelar pantas drama komedi yang berjudul "Datuk Bagindo Presiden".
Pementasan bernuansa Minang ini bertujuan untuk mengenang kembali para tokoh nasionalis dan cendekiawan asal tanah Minang. Pementasan dilakukan di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, 28-29 Agustus 2015.
Banyak tokoh nasionalis yang berasal dari Minang, seperti Bung Hatta, Agus Salim, Buya Hamka dan lain-lain yang dikenal memiliki aspek kultural dan pendidikan agama yang kuat dan terus bertumbuh menjadi pemilik yang menghargai siap kebangsaan dalam konteks pluralisme Indonesia.
Melalui drama ini masyarakat juga diajak untuk lebih mengenal peran orang Minang terhadap Indonesia. "Orang Minang itu jangan hanya dikenal dengan rumah makan Padang-nya," ujar M. Fadhli Wayoik, ketika memerankan tokoh Datuk Bagindo Presiden.
Adegan lalakon sudah mengundang tawa sejak awal adegan. Meskipun demikian, banyak dialog yang berada sindiran yang dilontarkan dalam setiap dialognya. "Memang banyak banget sentilan yang tajem dalam pementasan ini," ujar Nirina Zubir seusai pementasan, Jumat, 28 Agustus 2015.
Tak hanya sindiran terhadap pemerintah mengenai korupsi, berbagai sindiran terhadap perilaku masyarakat masa kini, seperti mengabadikan makanan dengan kamera handphone-pun ditampilkan.
"Cerita yang hadir di sini memang dekat dengan kehidupan dan tingkah polah masyarakat kita," ujar Nirina.
Datuk Bagindo Presiden yang dipentaskan di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki dibintangi oleh M. Fadhli Wayoik, Nirina Zubir, Lukman Sardi, Jajang C. Noer, Buset, serta berkolaborasi dengan Cak Lontong, Akbar, dan Trio GAM.
DINI TEJA
Berita Menarik
Sujiwo Tedjo Menerawang: Militer Geser Jokowi, Bukan Prabowo
Gusar, RJ Lino Ancam Jokowi, Rini Soemarno Telepon Kapolri
Ratu Ini Tak Hanya Cantik, Julukannya Juga Bikin Bergidik