Merayakan Budaya Pop di Asia  

Reporter

Kamis, 21 Agustus 2014 20:41 WIB

Pengunjung menikmati karya Sam Siren asal Brunei Darussalam dengan judul Chasing The Rabbit Sounds dalam pameran Korea ASEAN 25th Anniversary New Icon Pop In Asia di Galeri Salihara, 18 Agustus 2014. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu sudut Galeri Salihara dipenuhi ilustrasi dan video sesosok gadis berpakaian pemandu sorak bermata besar dengan rambut merah jambu. Sepintas, penampilannya langsung mengingatkan pada tokoh manhwa—sebutan komik dari Korea. Meski salah satu lutut dan matanya dibalut perban, sosok pemandu sorak dalam video tetap melompat dan mengayunkan pom-pomnya dengan semangat. Ilustrasi ini seperti memberikan pesan untuk pengunjung galeri.

“Banyak hal buruk terjadi di dunia saat ini yang membuat kita terluka, tapi kita harus tetap bersemangat dan memberikan semangat pada yang lain,” ujar Lee Hyun Jin, seniman pembuat instalasi ini, di Galeri Salihara, 15 Agustus lalu.

Lee adalah satu dari 13 seniman dari Korea dan Asia Tenggara yang ikut serta dalam pameran "New Icon: Pop in Asia", yang diselenggarakan oleh Center for Art and Community Management Surya University.

Pameran yang diselenggarakan untuk memperingati 25 tahun hubungan Korea dan ASEAN ini digelar di Galeri Salihara sejak 15 Agustus hingga 7 September mendatang. Dilihat dari tajuknya, pameran ini bertujuan untuk melihat bagaimana seniman dari setiap negara mengeksplorasi budaya populer, yang saat ini begitu menggurita.

Selain Lee Hyun Jin, ikut serta pula Lee Wan (Korea), Ise (Malaysia), Phunk (Singapura), Yuree Kensaku dan Maythee Noijinda (Thailand), Sam Siren (Brunei Darussalam), Sokuntevy Oeur (Kamboja), Ole Viravong Scovill (Laos), Arker Kyaw (Myanmar), Thomas Daquioag (Filipina), Ngoc Vo (Vietnam), serta Serrum dan Stereoflow (Indonesia).

Jeong-ok Jeon, kurator pameran ini, menyebutkan mereka adalah seniman terpilih dari setiap negara peserta yang memiliki ketertarikan terhadap budaya pop. "Kami juga mencari berbagai seniman yang memiliki pendekatan dan menggunakan media berbeda agar kita bisa melihat variasi dalam pameran ini," ujar Jeong.

Seniman Asia yang memilih pendekatan pop, ujar Jeong, punya kecenderungan yang cukup berbeda dengan seniman Barat. Seniman Barat lebih banyak menekankan pada aspek reproduksi dalam budaya pop. ”Sedangkan seniman Asia lebih banyak menggunakannya untuk membagi cerita personal mereka,” ujarnya.

Kecenderungan ini terlihat dalam karya-karya yang dipamerkan di galeri. Contohnya saja Sam Siren yang melihat Jakarta dari mata dan telinga seseorang dengan synesthesia—kondisi neurologis yang membuatnya melihat warna setiap kali mendengar suara. Ada pula Yuree Kensaku dan Maythee Noijinda yang melakukan interpretasi kontemporer terhadap dongeng rakyat Thailand. Juga, Thomas D. Daquioag yang mengangkat para pekerja kelas bawah sebagai tokoh superhero.

RATNANING ASIH




Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

36 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

42 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya