TEMPO.CO, Jakarta - Ki Cilik Guntur Bumi Al Qurthubi atau Dukun Cilik Guntur Bumi dikenal sebagai paranormal atau dukun. Pemilik nama asli Muhammad Susilo Wibowo itu lahir di Semarang, 17 Februari 1982. Dia dikenal setelah bergabung dalam acara reality show televisi yang berjudul Pemburu Hantu.
Julukan Cilik Guntur Bumi diakui Susilo Wibowo diperoleh dari kiai besar yang juga mantan Presiden RI, K.H. Abdurahman Wahid (Gus Dur) kini almarhum.
Namanya semakin dikenal luas ketika dia menikahi mantan artis cilik, Puput Melati. Kemudian, namanya terus kondang karena kerap diwawancarai di acara infotainment hingga dia sempat dijuluki ustad seleb. UGB juga pernah merilis beberapa single religi sampai membuat video klip.
Sebelum menikahi Puput, ia dikabarkan telah menikahi seorang perempuan asal Semarang, yang sampai saat itu statusnya belum jelas sudah cerai atau belum.
Ustad Guntur Bumi atau Susilo Wibowo mulai naik daun ketika ia membuat isu menemukan buaya putih di muara Sungai Pleret Semarang yang dimuat di media massa nasional. Isu yang kontroversial itu disinyalir hanya untuk mendongkrak popularitasnya semata.
Di Semarang, Guntur Bumi memiliki padepokan pengobatan alternatif. Namun, banyak pasiennya yang merasakan pengobatannya itu tidak membuat mereka sembuh, padahal si pasien sudah membayar dengan biaya yang tidak sedikit. Sehingga banyak yang merasa tertipu dengan tindakan ustad tersebut.
UGB dikabarkan pernah menikah siri dengan artis Nuri Maulida, yang membuat rencana pernikahan Nuri dengan calon tunangannya yang berasal dari Malaysia, Muhammad Adam Yahya, batal.
Saat ini UGB tengah ditahan dan diperiksa Polda Metro Jaya terkait penipuan. Kabarnya, sang istri terkena imbasnya untuk kasus pencucian uang.
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
13 hari lalu
Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen
Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.
