Gelar Pameran, Pelukis Bali Naikkan Pamor Kertas

Reporter

Senin, 28 April 2014 17:07 WIB

Pelukis Bali Made Kaek menjelaskan Lukisannya pada pameran di Pameran yang berlangsung di Santrian Galeri. Istimewa

TEMPO.CO, Denpasar - Dibandingkan lukisan di atas kanvas, lukisan dengan medium kertas saat ini dianggap sebagai lukisan kelas dua. Padahal secara estetika, kertas memiliki kekuatan dan pesonanya sendiri yang tak bisa ditemukan di media yang lain.

Prihatin dengan kondisi tersebut, tiga pelukis Bali, yakni Made Kaek, Made Somadhita, dan Wayan Linggih terdorong untuk menggelar pameran lukisan khusus bermedium kertas. Pameran berlangsung di Santrian Galeri, Sanur, 25 April hingga 25 Juni 2014. "Diharapkan akan mengembalikan penghargaan komunitas seni rupa pada karya kertas," kata kurator galeri, Dollar Astawa, akhir pekan lalu.

Dollar menjelaskan dalam perkembangan awal seni rupa di Bali pada 1960-an, para pelukis lokal Bali sebenarnya lebih mengandalkan kertas sebagai medium lukisannya. Selain murah, kertas juga lebih mudah didapat. "Mereka juga bisa langsung menjualnya kepada para turis asing yang mulai berdatangan di kawasan Sanur," katanya.

Masuknya para pelukis asing ke Bali yang memperkenalkan medium kanvas kemudian menciptakan kasta baru, seolah-olah lukisan hanya sah kalau diterapkan di atas kanvas. Para kolektor seni rupa dan pedagang lukisan kemudian mendorong pelukis untuk hanya menggunakan kanvas. "Mereka kemudian yang membelikan kanvas dan sekaligus membatasi kreasi mereka," ujarnya.

Dalam pameran itu, masing-masing pelukis menampilkan lukisan dengan gaya yang berbeda. Made Kaek tampil dengan gaya abstrak figuratif yang mendekontruksi penampilan dan tubuh manusia menjadi bentuk-bentuk khayali. Ini berbeda dengan Wayan Linggih yang lebih suka mendeformasi wajah manusia sesuai dengan tafsirannya terhadap wajah yang menurutnya selalu menyimpan sebuah misteri. Adapun Made Somadhita asyik dengan perenungan terhadap keindahan alam dan suasana yang ditampilkan secara natural.

Made Kaek menuturkan medium kertas sesungguhnya memberikan kemudahan bagi pelukis untuk bereksplorasi dalam keadaan apapun karena bisa ditemukan dimana saja. "Seperti menghidupkan kenangan masa kanak-kanak ketika kita masih sangat bebas melukis apapun kemauan kita," ujarnya. Dia yakin, nilai estetis kertas tidak mungkin ditemukan pada media lain. Masalahnya hanya menghapus kesan rendah diri saat ingin mengoleksi lukisan semacam itu.

ROFIQI HASAN

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

36 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

43 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya