TEMPO.CO, Jakarta - Tidak ada yang menyangka, keluarga India berhasil mendominasi pasar sinetron di Indonesia. Pasalnya, kehadiran mereka di Indonesia semula hanyalah pelarian dari gejolak India di tahun 1947. Dan, bisnis pertama yang mereka geluti adalah berdagang.
Kepada wartawan The Hindu, Manoj Punjabi menuturkan, awalnya keluarga Punjabi memiliki bisnis tekstil di Surabaya. Bisnis tekstil merupakan bisnis andalan keturunan Sindhi, salah satu sub-etnik India. Barulah, pada tahun 1972, saat Manoj lahir, keluarga Punjabi pindah ke Jakarta.
Saat itulah mereka memulai bisnis film, yang telah lebih dulu dirintis oleh keluarga Samtani. Keluarga Samtani diklaim sebagai pelopor bisnis film. Di tahun 1960, mereka mulai memproduksi film di bawah perusahaan Rapi Film. Di samping Samtani dan Punjabi, ada pula nama keluarga Soraya dan Dheeraj yang turut menghiasi produksi film dan sinetron di Indonesia.
Seperti halnya keluarga Punjabi, keluarga Samtani pun semula menggeluti bisnis tekstil. Sebelum pindah ke Jakarta, mereka berbisnis tekstil di Surakarta. Sunil Samtani, yang kini menjabat sebagai produser eksekutif di Rapi Film menuturkan, ia dan Manoj dulu sama-sama bersekolah di Memorial International School Gandhi, yang mayoritas siswanya merupakan keturunan Sindhi.
Meski semula hanya berdagang, keluarga India terbukti piawai dalam memproduksi sinetron di Indonesia. Sekitar 50 persen hiburan televisi Indonesia dibuat oleh perusahaan yang dipimpin oleh orang India, si pedagang tekstil yang kini berjaya.