TEMPO.CO, Jakarta - Enak nian jadi artis senior Donny Damara. Maju sebagai calon anggota legislatif DPR dari Partai Nasional Demokrat, ia tak perlu mengeluarkan uang sepeser pun. "Nasdem akan mem-back up full semuanya, hingga kampanye nanti. Caleg lain juga," kata Donny kepada Tempo, Jumat, 26 April 2013.

Bahkan, kata dia, pengurus partai juga yang mengurus, dari pendaftaran hingga hal-hal kecil terkait pemberkasan caleg. Misalnya, menyediakan materai. "Disediakan kok," kata dia.

Menurut Donny, proses perekrutan berjalan komunikatif saat ia pertama kali diajak bergabung dengan Nasdem. Karena merasa punya visi dan misi perubahan yang sama, ia pun bersedia menjadi caleg. Tak sia-sia, pria berusia 46 tahun itu dijagokan mewakili daerah pemilihan Jawa Barat IX (dapil Jabar IX) dengan nomor urut satu. "Dapil saya terkenalnya dengan SMS, yaitu Sumedang, Majalengka dan, Subang," ujarnya tersenyum.

Donny tak menampik, dibiaya partai dan mendapat nomor urut bagus menjadi beban berat baginya. "Saya tidak akan menjanjikan apa-apa, tapi saya menampung dulu apa yang mereka butuhkan. Saya berniat baik kok, dan siap bersaing," kata dia.

Membayangkan duduk di kursi Senayan, Donny berharap bisa menjadi bagian dari Komisi X yang membidangi masalah pendidikan, budaya, dan olahraga. Di sana ia berhasrat memberi kontribusi perubahan di bidang pariwisata Tanah Air. "Sangat disayangkan, kita punya banyak tempat yang indah seperti di Raja Ampat, Papua, tapi aksesnya sulit sekali. Saya akan ubah itu," ujarnya yakin.

Berbeda dengan Donny, penyanyi Edo Kondologit, yang maju dengan kendaraan PDI Perjuangan harus menyiapkan uang yang tak sedikit sekitar Rp 500 juta. "Itu risiko perjuangan, ada harga yang harus saya bayar," kata dia santai. (Baca juga: Wanda Hamidah Ogah Nyaleg Lagi)

MUNAWWAROH

Topik Terhangat:
Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional | Bom Boston

Berita Lainnya:
Soal Susno Duadji, Polda Jabar Dinilai Lebay
Raffi Ahmad Pulang, Ibunda: Alhamdulillah
Ketika Sosialita Merayu Penderita Leukimia
Syarat Jadi Sosialita yang Sesungguhnya
Sosialita yang Bergaul dengan Pemulung