Meara Panigoro, Drama Musikal Menjanjikan
Editor
Evieta Fadjar Pusporini
Minggu, 14 April 2013 20:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pementasan drama musikal Gita Cinta 2013 akan digelar pada 18 sampai 21 April mendatang di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Produser eksekutif Artswara, Meara Hanafiah Panigoro (40) menilai drama musikal mendapat tempat di hati penikmatnya.
Drama musikal dari cerita bersambung Gita Cinta dari SMA karya Eddy D Iskandar ini pernah dimuat di majalah remaja tahun 1970-an dan diangkat ke layar lebar dengan bintang utama Yessy Gusman dan Rano Karno.
Kesuksesan pementasan Gita Cinta tiga tahun lalu, membuat Meara menggelar pementasan ulang dengan sutradara, cerita dan porsi pemain berbeda. Dari 25 pemain, 15 diantaranya pemain baru yang didapat dari proses audisi. “Bedanya kali ini, tidak banyak bintang terlibat,” kata anak sulung dari dua bersaudara pengusaha Arifin Panigoro dan Raisis Panigoro ini.
Meara tergerak untuk menampilkan kembali Gita Cinta dengan alasan, pilihan cerita cinta universal, tragis, tidak berakhir indah (happy ending) dan kesukaannya pada lagu-lagu karya Guruh Soekarnoputra.
Pementasan Gita Cinta terdahulu memasang nama nama seperti Cyntia Lamusu, Surya Saputra dan Kikan, sepupu Meara dari pihak ibu. Kini, yang terlibat kebanyakan yang memiliki kemampuan menyanyi seperti yang menjadi Ratna, Andrea Miranda putri dari Purwatjaraka, Galih diperankan penyanyi Gabriel Harvianto, Netta KD penyanyi asal Bandung, Chandra Satria dan Sita Nursanti.
Meara mengaku menyukai drama musikal. Ia dibesarkan dengan menonton lawak Srimulat, Wayang Orang Barata di Senen, sampai pertunjukan teater Broadway dan teater West End di London, Inggris.
”Saya suka Phantom of the Opera, Les Miserables, Miss Saigon, Sound of music dan West Side Story,” kata ibu tiga anak ini. Pertunjukan itu menggabungkan unsur musik, tari dan akting. Dan Meara punya keinginan menampilkan pertunjukan sejenis Broadway dengan konsep lebih mudah dicerna dan dinikmati penonton di Indonesia.
Meara ingin memberi alternatif hiburan dan tontonan yang merupakan gabungan suara indah dan akting. Pengarah musiknya, Dian HP, pengarah vocal Nyak Ubiet Raseuki. “Ceruk pasar ada, sejak 2010 banyak drama musikal yang dipergelarkan. Salah satu alasannya, masyarakat Jakarta haus hiburan dan cinta pada drama musikal sehingga mau menonton lagi,” kata Meara yang hobi traveling ini.
Industri musikal di dunia barat sudah dirintis sejak 30 tahun lalu oleh pertunjukan seperti Phantom of the opera,” Sementara di Indonesia baru empat tahun belakangan ini. Baru menyentuh kalangan A dan B,” kata Meara. Selain Gita Cinta, Meara pernah memproduksi Ali Topan The Musical.
Perbedaan penonton dan karakter cerita drama musikal Gita Cinta dan Ali Topan jelas berbeda. Meski dari latar cerita tahun 1970-an. “Ali Topan lebih gelap dan menyentuh usia 17 tahun ke atas, sedangkan Gita Cinta bisa ditonton keluarga,” katanya.
Perempuan lulusan bidang manajemen sumber daya manusia di Australia ini mengaku tertarik di bidang seni. “Saya suka menyanyi dan menari,” ungkap Meara yang tahun lalu mengeluarkan single Tak Ada Sepertimu di album perdana, Aku yang menggandeng musisi Tohpati, Pongki Barata, dan Bemby Noer.
EVIETA FADJAR