Rumah Seni Cemeti, Cambuk Seniman Muda Yogyakarta  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Minggu, 3 Februari 2013 16:57 WIB

Pasangan suami istri pengelola Rumah Seni Cemeti, Nindityo Adipurnomo dan Mella Jaarsma. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta- Seperempat abad Rumah Seni Cemeti, seperti kawah Candradimuka seniman muda. Alunan musik balada, hasil petikan gitar menggema bercampur tawa. Rumah Seni Cemeti, Sabtu malam 2 Februari 2013, riuh. Pemetik gitar itu, seorang bertopeng kepala burung warna hijau, berparuh lancip. Di kirinya, ada pria berambut Mohawk, sibuk melukis di tembok. Di sebelahnya, ada bule sedang menyusun batangan besi membentuk instalasi menyerupai perahu.

Manusia burung itu, tak lain seniman instalasi Arya Pandjalu. Sedangkan pria berambut mohawk itu, perupa kawakan Eddie Hara. Dan bule pembuat instalasi kapal itu, seniman intalasi asal Australia, Ben Fox.

Malam itu, ketiganya membaur bersama ratusan seniman lain di Cemeti. Mereka hadir dalam peringatan hari jadi ke-25 Rumah Seni Cemeti, yang dikelola seniman suami istri, Nindityo Adipurnomo dan Mella Jaarsma.

Perayaan ulang tahun Cemeti, yang jatuh pada 31 Januari, kali ini digelar hingga akhir tahun 2013. Ada sembilan kegiatan yang dirangkum, lewat tema besar “Turning Targets”.

“Kami rayakan, karena ada target dan positioning Cemeti harus diubah,” kata Nindityo, yang tampil dengan balutan celana ketat merah dan kemeja bercorak, gambar dekoratif.

Sekitar 400 seniman dari berbagai daerah dan manca negara hadir, membawa sejumlah peralatan seni. Nindityo meminta, setiap seniman yang datang harus membuat karya dan langsung memamerkannya malam itu.

Karya yang ditampilkan bermacam-macam. Mulai dari lukis, mural, video, foto, instalasi, bahkan penganan gulali dan roti kering. Perupa tekstil Caroline Rika, hadir dengan karya ‘Roti Ramalan’, dan menjualnya per biji Rp 3 ribu. Dalam roti berbentuk boneka itu, di tengahnya ada kertas berisi ramalan nasib.

Perupa kawakan Eddie Hara mengungkapkan, Cemeti menjadi oase seni rupa bagi seniman muda di Yogyakarta, di tengah gempuran galeri besar dengan orientasi komersial. Cemeti menjadi satu di antara sedikit rumah seni yang tidak diskriminatif pada seniman. “Karya alternatif dan nonkonvensional masih diterima,” kata dia.

Seniman Edi Prabandono mengatakan, Cemeti mempelopori gerakan berbeda bagi perkembangan galeri di Yogyakarta. “Saat semua galeri menganggap karya nyeleneh tak bisa masuk, Cemeti berani merintisnya,” kata dia.

Sedangkan perupa grafis Uji Handoko, mengungkapkan Cemeti, seperti kawah Candradimuka bagi seniman muda. “Menjadi ruang nyata pertama belajar bagaimana menyikapi dunia seni rupa yang kompleks di luar,” katanya.

Meski demikian, Eddie Hara menilai Cemeti sebagai rumah seni sekaligus galeri, seharusnya tetap memikirkan sejumlah langkah untuk bertahan. “Tak serta merta menghilangkan unsur komersialnya, meski tak perlu sampai dominan. Asal bisa memenuhi kebutuhan operasional,” kata dia.

Menurut Nindityo, Cemeti sengaja tak berhadap-hadapan dengan galeri komersial. “Jika mengikuti galeri komersial, kami bisa tenggelam,” katanya. Oleh sebab itu, mulai 2006 Cemeti gencar membuat program residensi seniman, yang memberi pembinaan bagi seniman muda (biasanya satu program 3 orang dari Indonesia, Eropa dan Asia) selama 3 bulan berproses bersama di Cemeti.

PRIBADI WICAKSONO


Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

36 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

42 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya