TEMPO.CO, Yogyakarta -- Usia Dede Rusman baru menginjak 15 tahun pada 15 Desember 2012. Namun, di tangan remaja itu tergenggam piala bergengsi yang hampir selalu didambakan seluruh insan perfilman Tanah Air, Piala Citra. Dede terpilih sebagai Pemeran Terbaik Pilihan Khusus Dewan Juri pada malam penganugerahan Piala Citra 2012 di Benteng Vredeburg Yogyakarta, Sabtu, 8 Desember 2012.
Remaja berlogat kental Bali ini menarik perhatian juri lewat perannya dalam film Rumah di Seribu Ombak, yang mengambil latar perkampungan asri Singaraja, Bali. Dede yang tercatat sebagai siswa kelas satu di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Triatmajaya Singaraja, Bali, itu mengaku syok saat mendapat kabar menjadi pemenang. Ia sama sekali tak pernah menyangka bakal duduk bersama para aktor kondang yang jadi nomine penghargaan. Seperti Dedy Mizwar, Donny Damara, Butet Kartaradjesa, dan Christine Hakim.
"Sebenarnya saya cuma daftarin teman ikut casting. Teman saya malu, jadi minta yang antre casting saya. Tapi ternyata kok malah terpilih," kata Dede seusai menerima piala itu.
Film yang disutradarai Erwin Arnada ini mengisahkan kehidupan anak-anak dengan kompleksitasnya. Mulai kasus pelecehan seksual hingga kehidupan toleransi dan keberagaman.
Dede sempat panik saat namanya disebut untuk naik ke podium menerima piala. "Saya grogi, nih, mau ngomong apa," katanya, yang disambut tawa orang-orang yang memadati panggung terbuka itu.
Remaja berperawakan kurus itu lantas menceritakan kedatangannya ke Yogyakarta, yang harus diantar dan ditunggui ayahnya. Mulai dari rumah di Singaraja sampai menunggu pesawat di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, yang membutuhkan waktu sangat lama.
"Pertama, piala ini untuk ayah saya, yang sudah mengantar dan menunggui saya sampai bandara, dari pukul empat sampai setengah delapan pagi," katanya. Ia pun berharap industri film membuka peluang lebih besar bagi para pemuda yang tinggal di daerah.
