TEMPO.CO, Jakarta - Mereka baru benar-benar berpisah, Senin dini hari, 19 November 2012. Di Surabaya, pagi itu, mereka kembali pada rencana masing-masing. Sebelumnya, Minggu malam, mereka sempat mampir di kantor Kontras Surabaya untuk berdiskusi, membaca puisi, membawakan musikalisasi puisi, juga melantunkan tembang dan puisi dalam bahasa Jawa.
Kafilah Kebudayaan, begitulah nama rombongan seniman dari berbagai lapangan seni itu. Ada belasan orang yang terlibat dalam kafilah itu. Mereka adalah penyair, pemusik, perupa, fotografer, pelantun tembang Jawa, dan penggiat kebudayaan lainnya. Menggunakan dua mobil minibus yang penuh sesak, mereka singgah dari satu kota ke kota lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kegiatan ini digerakkan oleh Komunitas Surau Kami, Semarang, Jawa Tengah. "Kami adalah rombongan kebudayaan, bukan rombongan kesenian," kata Guspar Wong, pimpinan kafilah itu. Disebut rombongan kebudayaan karena mereka tidak hanya tampil membawakan karya seni, tapi menyajikan gagasan-gagasan budaya. Maka itu, setiap tampil, selalu ada pengantar atau semacam orasi kebudayaan oleh anggota rombongan itu.
Dalam misi itu, mereka meneriakkan persoalan Aceh. Gagasannya bertolak dari buku puisi penyair Aceh, Zubaidah Djohar, "Pulang Melawan Lupa" (2012). Buku ini berisi gugatan Penyair Zhu, begitu ia akrab disapa, terhadap beragam persoalan di Aceh, baik pada masa konflik maupun setelah konflik seperti tsunami, ekses-ekses penerapan syariat Islam, dan sebagainya.
Pulang dalam kontek puisi itu adalah konsep kembali kepada diri sendiri, kepada kebenaran, kembali pada sebuah keharusan. Beragam persoalan yang terjadi di Aceh mengharuskan semua pihak kembali pada inti persoalan itu sendiri untuk menyelesaikannya. "Pulang adalah jalan untuk memecahkan persoalan," ujar Zhu, kandidat doktor yang aktivis perempuan ini.
Sebelum menuju ke Surabaya, mereka singgah di Malang. Ada dua tempat yang mereka pilih di kota apel itu. Pertama, Sabtu malam, 17 November, mereka tampil dalam acara Music Camp Encompas di Wisma Gunung Tabor, Tumpang. Mereka membaca puisi dan membawa musikalisasi puisi diselingi para seniman Malang, peserta Music Camp serta sejumlah pemusik senior setempat.
Esoknya, Minggu siang, 18 November, mereka berdiskusi dengan para mahasiswa, seniman Malang, dan aktivis di markas Indonesia Dragonfly Society (IDS) di Jalan Kediri, Malang. Dalam kesempatan itu, tak hanya para seniman yang membaca puisi atau membawa musikalisasi. Mahasiswa, wartawan, serta Direktur IDS Wahyu Sigit juga didaulat membaca puisi.
Sebelumnya lagi, dalam rentetan perjalanan ini, mereka telah tampil di Jepara dan Madiun pada pekan sebelumnya. Surabaya adalah kota terakhir dalam sesi pertama misi itu. Sesi selanjutnya mereka akan mengunjungi sejumlah kota lain. "Kafilah Kebudayaan akan ditutup di Aceh pada Februari 2013," ujar Zhu.
MUSTAFA ISMAIL
Berita terkait
Polda Aceh: Dua Senpi Jenis M-16 Sisa Konflik di Aceh yang Diserahkan Warga Pidie Masih Aktif
8 September 2023
Dirreskrimsus Polda Aceh, Kombes Winardy sebut 2 senpi jenis M-16 yang diserahkan warga Pidie pekan lalu masih aktif.
Baca SelengkapnyaJejak Darah dan Sejarah Rumoh Geudong yang Kini Dirobohkan
25 Juni 2023
Bukti pelanggaran HAM Berat yang terjadi di Rumoh Geudong dirobohkan. Berikut peristiwa sejarah yang terjadi di Rumah Geudong.
Baca Selengkapnya18 Tahun Lalu, Jurnalis Ersa Siregar Tewas dalam Konflik Bersenjata di Aceh
29 Desember 2021
Jurnalis RCTI, Sory Ersa Siregar tewas dalam konflik bersenjata di Aceh pada 29 Desember 2003.
Baca SelengkapnyaKontras Tagih Komitmen Jokowi Terhadap KKR Aceh
24 Oktober 2017
Jokowi diminta menerbitkan peraturan oresiden yang mendukung kerja-kerja KKR Aceh.
Baca SelengkapnyaKKR Aceh Terbentuk, Ini Persoalan di Depan Mata
25 Agustus 2016
Nasir menjelaskan keberadaan KKR Aceh mempunyai persoalan hukum.
Baca SelengkapnyaTNI Minta Din Minimi Dihukum
21 Juli 2016
"Panglima TNI katakan, itu anak saya. Siapa yang membunuh TNI, harus lewati proses hukum dulu."
Baca SelengkapnyaPemerintah dan DPR Bahas Pemberian Amnesti Din Minimi
21 Juli 2016
Bambang Soesatyo menyebutkan pemberian amnesti kepada Din Minimi merupakan janji negara.
Baca SelengkapnyaCalon Anggota Komisi Kebenaran Rekonsiliasi Aceh Jalani Uji Kelayakan dan Kepatutan
18 Juli 2016
Dari 21 calon yang menjalani uji kelayakan dan kepatutan, akan dipilih tujuh orang sebagai anggota Komisi Kebenaran Rekonsiliasi Aceh.
Baca SelengkapnyaKorban Kekerasan TNI di Aceh Tuntut Jokowi Tegakkan HAM
18 Mei 2016
KontraS Aceh mendesak pemerintah memulihkan hak-hak keluarga korban karena peristiwa itu dilakukan oleh negara.
Baca SelengkapnyaKelompok Bersenjata Myanmar Belajar Perdamaian ke Aceh
17 Februari 2016
Selama di Aceh kelompok bersenjata tersebut menemui pejabat daerah dan organisasi kemasyarakatan.
Baca Selengkapnya