Meneriakkan Aceh dari Kota ke Kota  

Reporter

Rabu, 21 November 2012 02:11 WIB

Mesjid Raya Baiturrahman. TEMPO/Lourentius EP

TEMPO.CO, Jakarta - Mereka baru benar-benar berpisah, Senin dini hari, 19 November 2012. Di Surabaya, pagi itu, mereka kembali pada rencana masing-masing. Sebelumnya, Minggu malam, mereka sempat mampir di kantor Kontras Surabaya untuk berdiskusi, membaca puisi, membawakan musikalisasi puisi, juga melantunkan tembang dan puisi dalam bahasa Jawa.

Kafilah Kebudayaan, begitulah nama rombongan seniman dari berbagai lapangan seni itu. Ada belasan orang yang terlibat dalam kafilah itu. Mereka adalah penyair, pemusik, perupa, fotografer, pelantun tembang Jawa, dan penggiat kebudayaan lainnya. Menggunakan dua mobil minibus yang penuh sesak, mereka singgah dari satu kota ke kota lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Kegiatan ini digerakkan oleh Komunitas Surau Kami, Semarang, Jawa Tengah. "Kami adalah rombongan kebudayaan, bukan rombongan kesenian," kata Guspar Wong, pimpinan kafilah itu. Disebut rombongan kebudayaan karena mereka tidak hanya tampil membawakan karya seni, tapi menyajikan gagasan-gagasan budaya. Maka itu, setiap tampil, selalu ada pengantar atau semacam orasi kebudayaan oleh anggota rombongan itu.

Dalam misi itu, mereka meneriakkan persoalan Aceh. Gagasannya bertolak dari buku puisi penyair Aceh, Zubaidah Djohar, "Pulang Melawan Lupa" (2012). Buku ini berisi gugatan Penyair Zhu, begitu ia akrab disapa, terhadap beragam persoalan di Aceh, baik pada masa konflik maupun setelah konflik seperti tsunami, ekses-ekses penerapan syariat Islam, dan sebagainya.

Pulang dalam kontek puisi itu adalah konsep kembali kepada diri sendiri, kepada kebenaran, kembali pada sebuah keharusan. Beragam persoalan yang terjadi di Aceh mengharuskan semua pihak kembali pada inti persoalan itu sendiri untuk menyelesaikannya. "Pulang adalah jalan untuk memecahkan persoalan," ujar Zhu, kandidat doktor yang aktivis perempuan ini.

Sebelum menuju ke Surabaya, mereka singgah di Malang. Ada dua tempat yang mereka pilih di kota apel itu. Pertama, Sabtu malam, 17 November, mereka tampil dalam acara Music Camp Encompas di Wisma Gunung Tabor, Tumpang. Mereka membaca puisi dan membawa musikalisasi puisi diselingi para seniman Malang, peserta Music Camp serta sejumlah pemusik senior setempat.

Esoknya, Minggu siang, 18 November, mereka berdiskusi dengan para mahasiswa, seniman Malang, dan aktivis di markas Indonesia Dragonfly Society (IDS) di Jalan Kediri, Malang. Dalam kesempatan itu, tak hanya para seniman yang membaca puisi atau membawa musikalisasi. Mahasiswa, wartawan, serta Direktur IDS Wahyu Sigit juga didaulat membaca puisi.

Sebelumnya lagi, dalam rentetan perjalanan ini, mereka telah tampil di Jepara dan Madiun pada pekan sebelumnya. Surabaya adalah kota terakhir dalam sesi pertama misi itu. Sesi selanjutnya mereka akan mengunjungi sejumlah kota lain. "Kafilah Kebudayaan akan ditutup di Aceh pada Februari 2013," ujar Zhu.

MUSTAFA ISMAIL

Berita terkait

Polda Aceh: Dua Senpi Jenis M-16 Sisa Konflik di Aceh yang Diserahkan Warga Pidie Masih Aktif

8 September 2023

Polda Aceh: Dua Senpi Jenis M-16 Sisa Konflik di Aceh yang Diserahkan Warga Pidie Masih Aktif

Dirreskrimsus Polda Aceh, Kombes Winardy sebut 2 senpi jenis M-16 yang diserahkan warga Pidie pekan lalu masih aktif.

Baca Selengkapnya

Jejak Darah dan Sejarah Rumoh Geudong yang Kini Dirobohkan

25 Juni 2023

Jejak Darah dan Sejarah Rumoh Geudong yang Kini Dirobohkan

Bukti pelanggaran HAM Berat yang terjadi di Rumoh Geudong dirobohkan. Berikut peristiwa sejarah yang terjadi di Rumah Geudong.

Baca Selengkapnya

18 Tahun Lalu, Jurnalis Ersa Siregar Tewas dalam Konflik Bersenjata di Aceh

29 Desember 2021

18 Tahun Lalu, Jurnalis Ersa Siregar Tewas dalam Konflik Bersenjata di Aceh

Jurnalis RCTI, Sory Ersa Siregar tewas dalam konflik bersenjata di Aceh pada 29 Desember 2003.

Baca Selengkapnya

Kontras Tagih Komitmen Jokowi Terhadap KKR Aceh

24 Oktober 2017

Kontras Tagih Komitmen Jokowi Terhadap KKR Aceh

Jokowi diminta menerbitkan peraturan oresiden yang mendukung kerja-kerja KKR Aceh.

Baca Selengkapnya

KKR Aceh Terbentuk, Ini Persoalan di Depan Mata

25 Agustus 2016

KKR Aceh Terbentuk, Ini Persoalan di Depan Mata

Nasir menjelaskan keberadaan KKR Aceh mempunyai persoalan hukum.

Baca Selengkapnya

TNI Minta Din Minimi Dihukum  

21 Juli 2016

TNI Minta Din Minimi Dihukum  

"Panglima TNI katakan, itu anak saya. Siapa yang membunuh TNI, harus lewati proses hukum dulu."

Baca Selengkapnya

Pemerintah dan DPR Bahas Pemberian Amnesti Din Minimi  

21 Juli 2016

Pemerintah dan DPR Bahas Pemberian Amnesti Din Minimi  

Bambang Soesatyo menyebutkan pemberian amnesti kepada Din Minimi merupakan janji negara.

Baca Selengkapnya

Calon Anggota Komisi Kebenaran Rekonsiliasi Aceh Jalani Uji Kelayakan dan Kepatutan  

18 Juli 2016

Calon Anggota Komisi Kebenaran Rekonsiliasi Aceh Jalani Uji Kelayakan dan Kepatutan  

Dari 21 calon yang menjalani uji kelayakan dan kepatutan, akan dipilih tujuh orang sebagai anggota Komisi Kebenaran Rekonsiliasi Aceh.

Baca Selengkapnya

Korban Kekerasan TNI di Aceh Tuntut Jokowi Tegakkan HAM  

18 Mei 2016

Korban Kekerasan TNI di Aceh Tuntut Jokowi Tegakkan HAM  

KontraS Aceh mendesak pemerintah memulihkan hak-hak keluarga korban karena peristiwa itu dilakukan oleh negara.

Baca Selengkapnya

Kelompok Bersenjata Myanmar Belajar Perdamaian ke Aceh

17 Februari 2016

Kelompok Bersenjata Myanmar Belajar Perdamaian ke Aceh

Selama di Aceh kelompok bersenjata tersebut menemui pejabat daerah dan organisasi kemasyarakatan.

Baca Selengkapnya