TEMPO Interaktif, - Penggalan puisi A Precius Human Life itu kiriman Dalai Lama, lengkap dengan fotonya yang dicetak di selembar kartu.
Every day, think as you wake up,
Today I am fortunate to have woken up,
I am alive, I have a precious human life.
Ratusan surat lain tergantung di dalam limas piramida tembus pandang berukuran panjang tiap sisi 5 meter dengan tinggi 3,5 meter. Sekitar 300 lembar kertasnya memuat foto, pesan tertulis, dan lukisan itu digelar di halaman Sanggar Olah Seni (SOS) Babakan Siliwangi, Bandung, mulai 24 September hingga 3 Oktober 2011. Bertema "Peace, Journey to the East," koleksi surat pada International Mail Art Exhibition kedua itu berasal dari sederet tokoh politik dan perdamaian, sastrawan, seniman, atlet, hingga selebritas dunia.
Para tokoh itu, antara lain, adalah penulis Paulo Coelho, Jacky Collins, Presiden Yunani, Gubernur California Arnold Schwarzenegger, Presiden Israel Simon Perez, mantan Presiden George Bush, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kartu mereka berdampingan dengan kiriman surat dari atlet Mika Duno, Pele, Boris Becker, Joseph Blatter, Miss Universe 2009 Stefania Fernandez, aktris Nichole Kidman, Shu Qi, John Travolta, Al Jarreau, Elizabeth Taylor, dan Jacky Chan.
Sebagian besar tokoh terkenal dunia itu umumnya memakai surat beserta foto diri dalam gaya formal dan potret. Puluhan seniman, seperti dari Argentina, Australia, Brazil, Kanada, Cili, Cina, Kolombia, dan Italia, memilih cara lain. Ada yang melukis suratnya atau membuat kolase gambar. Tak hanya memakai kertas, seorang seniman Italia, Roberto Barlati, misalnya, melukis di atas plastik pembungkus barang elektronik.
Pameran yang digagas Evie Satijadi, Toni Antonius, dan Deden Sambas dari Sanggar Olah Seni Babakan Siliwangi itu diadakan dua tahun sekali. Permintaan kiriman itu ke kotak surat 6622 dimulai sejak tahun lalu lewat surat elektronik. "Surat balasan yang masuk hampir setengahnya," kata Toni di sela-sela pembukaan pameran pada Ahad, 25 September 2011. Sebelumnya, tema yang diangkat berjudul "From the World with Love".
Menurut Toni, pameran ini menampilkan jenis karya seni rupa lain dalam bentuk surat. Panitia membebaskan bentuk ekspresi seni dan tanggapan pengirimnya. "Secara visual dari setiap pengirim dan seniman punya sentuhan yang orisinil. Gambar di sehelai surat tentu akan berbeda dengan di kanvas atau pesanan orang," ujarnya.
Surat dinilai makin berharga karena telah melewati perjalanan panjang. Kiriman yang tiba dalam kondisi rusak, lecek, sobek, dicoret-coret, bahkan terkena sensor petugas pos, seperti gambar perempuan telanjang, menjadi nilai lebih dari seni surat ini.
Menurut Deden Sambas, seni surat memang kurang dikenal di Indonesia, tapi di luar negeri cukup populer untuk menjalin jejaring dan dukungan tokoh dunia serta seniman terhadap isu tertentu. Misalnya untuk kepedulian terhadap veteran perang di Jerman baru-baru ini.
Pada pameran kali ini, kata Deden, tema perdamaian disuarakan secara global. Bagi Bandung dan Sanggar Olah Seni sendiri, jaringan dan dukungan luas dibutuhkan untuk isu lingkungan yang kembali menghangat, yaitu kontroversi pembangunan rumah makan di kawasan hutan kota Babakan Siliwangi. Sanggar yang berdiri sejak lama di pinggir hutan itu terancam tergusur.
ANWAR SISWADI
Berita terkait
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa
35 hari lalu
Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
Baca SelengkapnyaGrey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman
42 hari lalu
Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.
Baca SelengkapnyaBelasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal
16 Oktober 2023
Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance
Baca SelengkapnyaSelasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel
23 September 2023
Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.
Baca SelengkapnyaPameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar
19 September 2023
Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.
Baca SelengkapnyaKelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung
4 September 2023
Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.
Baca SelengkapnyaFenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika
20 Agustus 2023
Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.
Baca SelengkapnyaLato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung
19 Juni 2023
Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.
Baca SelengkapnyaGaleri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia
21 Mei 2023
Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.
Baca SelengkapnyaPameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri
7 April 2023
Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.
Baca Selengkapnya