TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan 30 September menjadi salah satu momentum paling besar dalam sejarah revolusi Indonesia. Saat itu, terjadi pemberontakan dan penangkapan banyak orang yang dianggap terlibat dalam peristiwa bersejarah tersebut. Salah satunya penangkapan Anwas Tanuamijaya, ayahanda Okky Asokawati.
Meski saat itu sang ayah dianggap terlibat dengan pemberontakan tersebut, Okky mengatakan ia bisa menjalankan kehidupannya dengan normal. "Saya inikan lahir tahun 1961. Ya, sementara kejadian itu tahun 1965. Jadi selama saya hidup saya tidak pernah merasakan hal yang memberatkan ataupun sesuatu yang membuat saya tidak nyaman," kata Okky saat dihubungi Tempo, Jumat siang, 2 Oktober 2015.
Dia mengenang ketika ayahnya dipenjara, ia masih bisa melakukan aktivitas normal seperti anak-anak lainnya.
"Sekolah saya lancar. Lalu ibu saya juga mengajari saya piano dan bahasa Inggris," katanya.
Model yang kini aktif menjadi anggota dewn ini mengaku orang tuanya selalu mengatakan bahwa ayahnya hanya difitnah ikut terlibat dalam pemberontakan. "Mengetahui hal, itu, ya malah membuat kami tidak takut," aku ibu dua orang putri ini.
Baca juga:
G30S, Soekarno Bersembunyi di Halim dan Bogor
Saat G30S, Bung Karno Teradang Kepungan Tentara
Ia melanjutkan setelah ayahnya keluar dari penjara, pun, itak ada yang berubah dalam kehidupannya.
"Jadi kalau ada yang tanya bagaimana kehidupan saya saat itu, tidak ada yang luar biasa. Bahkan, setelah ayah saya keluar, ayah saya tidak memberikan reaksi ataupun memberikan nilai-nilai negatif kepada kami," kenang dia.
Saat ini, Okky hanya meminta pemerintah agar bisa memperbaiki segala sesuatunya menjadi lebih baik bagi semuanya agar isu ini tidak menyababkan kegaduhan, ketidakseimbangan, ataupun menjadikan negara menjadi terpecah belah sehingga menciptakan suasana yang tidak kondusif untuk pembangunan kedepannya.
"Bagaimana caranya? Ini tugas pemerintah. Pemerintah yang harus fikirkan," tutup Okky.
DINI TEJA
Baca juga:
Menelusuri-Jagal-di-Tanah-Air
Burhan-Kampak-Jagal-Pemburu-PKI