TEMPO.CO, Jakarta - Chris Brown, penyanyi R&B asal Amerika Serikat berhasil menjual lebih dari 94.000 tiket untuk konser mendatangnya di Afrika Selatan. Namun, konser tersebut memicu kecaman keras dari kelompok advokasi hak-hak perempuan. Afrika Selatan, yang dikenal memiliki salah satu tingkat femisida dan kekerasan berbasis gender tertinggi di dunia, menjadi medan protes terhadap kedatangan sang bintang.
Pelantun ‘Sensational’ itu dijadwalkan tampil di Johannesburg pada 14-15 Desember mendatang, namun kelompok advokasi Women for Change meluncurkan petisi yang mendesak konsernya dibatalkan—merujuk pada kekerasan yang pernah melibatkan Chris di masa lampau.
Petisi Tolak Konser Chris Brown
Women for Change memulai petisi di Change.org pada 2 Oktober lalu, hingga saat ini telah mengumpulkan lebih dari 28.000 tanda tangan. Petisi tersebut menyerukan agar promotor, pemerintah Afrika Selatan, dan penyelenggara konser mempertimbangkan kembali kehadiran Chris di FNB Stadium, Johannesburg.
Konser ini dijadwalkan hanya beberapa hari setelah peringatan global 16 Hari Aktivisme Melawan Kekerasan Berbasis Gender. “Acara ini menjadi penghinaan langsung terhadap jutaan perempuan dan anak perempuan yang menjadi korban kekerasan di Afrika Selatan dan di seluruh dunia,” bunyi petisi tersebut.
Sabina Walter, Direktur Eksekutif Women for Change, mengungkapkan rasa kecewanya melalui wawancara dengan BBC, pada Ahad, 13 Oktober lalu. “Ketika seseorang seperti Chris Brown diberi panggung di negara yang berada di tengah krisis kekerasan berbasis gender, itu mengirimkan pesan yang merusak—bahwa ketenaran dan kekuasaan lebih penting daripada akuntabilitas,” kata dia.
Kilas Balik Kasus Kekerasan Chris Brown
Chris Brown memiliki riwayat kasus kekerasan terhadap perempuan. Pada 2009, ia mengaku bersalah atas tuduhan penganiayaan terhadap mantan pacarnya, Rihanna, setelah perselisihan menjelang Grammy Awards. Ia dijatuhi hukuman lima tahun masa percobaan, pelayanan masyarakat, dan konseling.
Sejak itu, Chris Brown telah dilarang masuk ke beberapa negara seperti Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia Baru. Kendati demikian, permintaan dari para penggemar di Afrika Selatan begitu tinggi, tiket konsernya di FNB Stadium ludes terjual hanya dalam dua jam. Hingga saat ini, pihak Chris Brown belum memberikan tanggapan resmi atas petisi ini.
DEADLINE | BILLBOARD | BBC
Pilihan Editor: Chris Brown Digugat karena Dugaan Pemukulan di Klub Malam London