TEMPO Interaktif, Jakarta: Kulitnya putih bersih. Hidung rada mancung. Gaya bicaranya kalem, ketika tertawa tampak malu-malu. Muhammad Ridho Irama, nama pangeran dangdut kelahiran Jakarta, 14 Februari 1989, itu. Dia anak Rhoma Irama, legenda raja dangdut yang menelurkan puluhan album dengan grup musiknya, Soneta.
Gelar pangeran datang dari sang raja sendiri. “Kalau sang raja punya anak, kan namanya pangeran. Dan, saya rasa tidak akan ada yang protes,” ujar Rhoma sambil terkekeh, ketika memperkenalkan anak kesayangannya itu pada peluncuran single hits Ridho Rhoma dan Sonet 2 Band.
Diberondong pertanyaan wartawan kalau pamor pangeran masih nebeng popularitas sang raja, ia hanya tersenyum. “Meski namaku ada nama Rhoma Irama, tapi kemasan kami beda,” sang pangeran mencoba berkelit. Sang ayah, Ridho menjelasakan, beraliran dangdut klasik. Ia dan Sonet 2 (baca Sonet two) condong ke pop.
Embel-embel kebesaran Bang Haji, sebutan lain Rhoma Irama, tentu membuat Ridho terbebani. “Beban itu ada, tapi positif,” katanya. Dalam arti, pangeran dangdut harus selalu tampil prima di atas panggung melebihi sang raja yang memukau penggemar.
Menggapai tenar dirasakan Ridho tak gampang. Apalagi ia hadir dikala industri musik dangdut tengah loyo. Untuk membangkitkan kembali seperti yang dilakukan ayahnya pada era 1970-an, membutuhkan kerja keras dan sebuah revolusi baru. Nah, genre yang diusung Ridho dengan grup band ini adalah pop dangdut. Pukulan drum dan petikan bass serta permainan melodi membungkus lagu-lagu dangdut yang Ridho dendangkan.
Belum banyak asam dan garam yang Ridho rasakan diblantika musik dangdut. Anak Rhoma dari istri Rica Rachim, istri kedua setelah Veronica Agustina (almarhumah), itu pun baru "pemanasan" beraksi di panggung.
Namun, tidak berarti ia aji mumpung untuk menjadi pangeran dangdut. Sejak du bangku kelas tiga SMP, sudah keranjingan main musik. Kerap pula membuntuti ayahnya konser keliling kota di Indonesia. "Papa banyak mengajarkan teknik vokal, bagaimana menguasai penonton. Papa orangnya disiplin," kata Ridho mengenai sikap sang raja yang sekaligus gurunya.
Cita-cita menjadi pedangdut akan dirainya dengan bekal ilmu. Ridho setelah menamatkan sekolah menengah atas ia berencana kuliah. Bidang studi yang diincar, yakni psikologi dan sastra Inggris. Alasannya, menjadi penyanyi tak cukup modal kebesaran ayah dan tampang ganteng. "Agar menjadi penyanyi sukses harus belajar supaya pintar."
Tampang Ridho yang rupawan dan suara melankolis mendapat sanjungan pedangdut senior Camelia Malik. “Dia memang punya modal dan pengemasannya cukup profesional,” kata Mia, sapaan akrab Camelia. Agar tak selalu di bawah bayang-bayang raja, ia menyarankan, Ridho mesti banyak belajar dan belajar.
AGUSLIA HIDAYAH