Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyalakan Dupa

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, :Imaji di layar yang disemprotkan dari proyektor menunjukkan gambar-gambar demonstrasi mahasiswa pada 1998. Suara berdendang dalam logat Sunda menjelaskan bahwa situasi negeri sedang sakit. Ada kabar burung yang beredar soal pergantian pemimpin. Pentas dibuka dengan suara menggelora diikuti petikan alat musik Sunda. Lampu kuning bercampur merah tersemburat di panggung yang telah diset layaknya kuburan dengan beberapa batu nisan berbagai ukuran dan bentuk. Selanjutnya adalah lakon seorang bapak tua berpakaian serba hitam yang menyalakan dupa di depan sebuah makam. Ia berkomunikasi dengan suara gaib seorang perempuan. "Negeri sedang bergejolak, petinggi negeri lupa diri, pejabat cuma menyengsarakan rakyat. Pejabat sendiri yang menjarah kekayaan negara," ujar Ki Kuncen ketika ditanyai soal kegelisahannya. Itu adalah cuplikan awal penampilan kelompok teater Mainteater di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Selasa malam lalu. Mereka mementaskan pertunjukan berjudul Sandekala, yang diangkat dari novel karya Godhi Suwarna dengan judul sama. Ceritanya tentang seorang camat yang korup dan memerintah dengan tangan besi. Si Camat juga berani menebang pohon dari Tabet Surawisesa, tempat keramat kompleks kuburan itu berada. Kisah si Camat (yang diperankan Tohari Yosdollac) beserta para penentangnya dipadu dengan kesaksian peristiwa Mei 1998. Atmosfer pengap itu dirasakan oleh Kuncen (Moel Mhe) di Tabet Surawisesa. Ini menjadi kisah utama dalam lakon Sandekala. Kebetulan cucu si Kuncen, bernama Bagus (Chandra Kudapawana), adalah mantan wartawan yang pernah mengungkap kasus korupsi si Camat. Secara umum, lakon ini menyajikan drama dua dunia, yakni dunia gaib dan dunia nyata. Dunia nyata adalah soal pergolakan politik tersebut. Sementara itu, pada dunia gaib, dikisahkan interaksi Kuncen dengan Dyah Pitaloka (Puti Puspita Hadiati), yang dianggap sebagai titisan korban peristiwa di Tegal Bubat dan kerap menunjukkan diri dalam wujud ular putih raksasa, termasuk juga interaksi Bagus dengan Dyah, yang ternyata memiliki hubungan khusus di kehidupan sebelumnya. Menyaksikan lakon teater ini membutuhkan perhatian yang cermat. Soalnya, adegan beralih dari dunia nyata ke dunia gaib dan sebaliknya dengan cepat. Selain itu, lakon ini bisa dibilang terlalu njelimet. Terlalu banyak subplot. Alur cerita pun berjalan lambat. Total pertunjukan menghabiskan waktu lebih dari 150 menit. Menurut sutradara Wawan Sofwan, perjalanan cerita dalam lakon ini sudah ditekan menjadi lebih padat. "Inilah pilihan kami," ujarnya. Wawan menambahkan, ada berbagai idiom dalam bahasa Sunda yang butuh penjelasan lebih panjang dalam bahasa Indonesia, sehingga memakan waktu lebih lama. Kesulitan lainnya, tutur Wawan, adalah menggabungkan kisah dua dunia itu. "Kalau ada adegan yang dihilangkan, akan mempengaruhi adegan lainnya," kata pria 43 tahun yang sebelumnya menyutradarai pentas Nyai Ontosoroh itu. Setelah pementasan Selasa malam dalam bahasa Indonesia itu, Mainteater kembali membawakannya pada Rabu malam dalam bahasa Sunda. Lakon yang ditampilkan dalam rangka 100 tahun Kebangkitan Nasional ini juga telah dibawakan dua kali di Bandung pada 23 dan 24 Mei lalu. TITO SIANIPAR
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.