Puisi Rupa dari Sanur

Reporter

Editor

Selasa, 23 Januari 2007 14:36 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Tak banyak perupa (seniman) Bali di Bali yang mengungkapkan kegelisahan atas carut-marut dunia pariwisata, yang selama ini menghidupinya, melalui karya seni. Dan karya-karya Ida Bagus Putu Gede Sutama yang dipamerkan di Santrian Gallery, Denpasar, pada 13 Januari-25 Februari, ini adalah satu dari yang sedikit tadi.Tiada lagu-lagu beralaskan gelombangTidur berbantalkan ombakTidur berselimutkan anginSemua itu ada di masa laluSekarang hanya ada $ dalam angan-anganBait puisi di atas dituliskan Sutama pada salah satu dayung bekas yang ditinggalkan nelayan di Pantai Sanur, Denpasar. Dayung-dayung tersebut kemudian disusun, digubah menjadi karya trimatra. Sebuah karya seni yang menyiratkan kegundahan hati sang perupa terhadap rusaknya kondisi lingkungan sosial di sekelilingnya. Pengamat seni Thomas U. Freitag dari Jerman, yang menjadi kurator dalam pameran ini, mengategorikan karya Sutama sebagai suatu karya berbeda dari umumnya karya-karya patung di Bali. Perbedaan itu lebih pada sikap dasar dalam berkarya. Sebab, sangat jarang, misalnya, perupa Bali di Bali melakukan eksplorasi tematis. Menurut dia, sebelumnya olah kreatif seniman Bali lebih banyak pada pengayaan bentuk semata, untuk meningkatkan nilai artistik. Proses kreatif pada patung-patung Sutama berbeda. Dalam berkarya, Sutama tampak didasari justru oleh unsur di luar elemen-elemen rupa (bentuk, warna, dan komposisi). Ia banyak terusik dan bereaksi atas kondisi sosial-politik yang ada di lingkungan sekitar. Industri pariwisata, yang banyak mengubah watak dan perilaku nelayan di Sanur, menjadi titik berangkat berkarya. Perupa yang lahir dan dibesarkan di Sanur setengah abad lalu ini melihat dan mengamati bagaimana nelayan telah meninggalkan perahu dan mengubah diri menjadi pekerja hotel dan restoran. Ia juga melihat ketika mereka, para nelayan itu, kebingungan setelah Bali mengalami krisis turis padahal mereka sudah lupa cara melaut. Fenomena itu sungguh mencemaskan dirinya. Puisi yang menjadi bagian dari karya trimatra tersebut menjadi penting sebagai "pintu masuk" dalam menikmati karya-karya patungnya. Tentu saja, selain melalui bentuk serta pilihan material karya patung itu sendiri. Dengan puisi-puisi itu, ia merasa yakin karyanya lebih dapat berdialog dengan publik yang lebih luas.Freitag melihat puisi yang ada dan menjadi bagian dari karya itu tidak mengurangi mutu keutuhan karya Sutama. Sutama dinilai dapat menjaga proporsi antara puisi dan patung sehingga ada keharmonisan antara keduanya. Meski demikian, Freitag sepenuhnya tetap menyerahkan penilaian kepada publik penikmat seni.Menurut Freitag, yang sudah memiliki nama Bali, I Wayan Sukra, kreativitas Sutama yang "menyimpang" ini dimungkinkan karena latar belakang si perupa bukanlah seorang pematung yang hidup dari berjualan karya. Sutama bekerja sebagai seorang wiraswasta. Karena itu, Sutama tidak dibebani kekhawatiran bahwa karyanya tidak akan diterima oleh pasar. "Secara teknis, kualitas karyanya tidak kalah dengan pematung profesional," Freitag menegaskan.Sutama juga mengeksplorasi penggunaan bahan alternatif dalam pembuatan patung, seperti patung dari tulang ikan dan batu karang. Ia berusaha memanfaatkan semua benda yang ada di sekitar Sanur sebagai inspirasi untuk karyanya. ROFIQI HASAN

Berita terkait

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

3 menit lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

Respons Penolakan Partai Gelora, Mardani Ali Sera Ingin PKS Tetap Jadi Oposisi

4 menit lalu

Respons Penolakan Partai Gelora, Mardani Ali Sera Ingin PKS Tetap Jadi Oposisi

Mardani Ali Sera menyarankan PKS berada di luar pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Aksi Pemadaman Lampu Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

6 menit lalu

Aksi Pemadaman Lampu Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, melalui Dinas Lingkungan Hidup, kembali menggelar aksi hemat energi dan pengurangan emisi karbon dengan memadamkan lampu di sejumlah titik dan gedung di wilayah Jakarta.

Baca Selengkapnya

UI Open Days 2024 Dihadiri Ribuan Pengunjung, Ada Tur Kampus dengan Bus Kuning

7 menit lalu

UI Open Days 2024 Dihadiri Ribuan Pengunjung, Ada Tur Kampus dengan Bus Kuning

UI berupaya memberikan penguatan dalam perjalanan para siswa SMA/SMK/sederajat untuk menyongsong masa depan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Operasi Batu Ginjal Sebesar Kepala di Indonesia, Kasus Langka namun Tak Masuk Rekor Dunia

8 menit lalu

Kilas Balik Operasi Batu Ginjal Sebesar Kepala di Indonesia, Kasus Langka namun Tak Masuk Rekor Dunia

Di Indonesia pernah ditemukan kasus batu ginjal langka. Ukurannya sebesar kepala manusia.

Baca Selengkapnya

Diprotes karena Bea Masuk Kemahalan, Bea Cukai Jelaskan Prosedur Barang Impor

10 menit lalu

Diprotes karena Bea Masuk Kemahalan, Bea Cukai Jelaskan Prosedur Barang Impor

Bea Cukai jelaskan prosedur pemilahan barang dari luar negeri menurutnya barang yang dicurigai akan masuk jalur merah dan dilakukan pengecekan secara mendetail. Sedangkan, barang yang aman masuk ke jalur hijau dan bisa langsung dikirim ke konsumen.

Baca Selengkapnya

Israel Ketar-ketir ICC Bakal Terbitkan Surat Penangkapan Netanyahu

14 menit lalu

Israel Ketar-ketir ICC Bakal Terbitkan Surat Penangkapan Netanyahu

Israel sedang menyiapkan skenario ihwal ICC yang dikabarkan berencana menangkap Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

14 menit lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Sebagai Orang Korea, Suami Maudy Ayunda Ingin Timnas U-23 Masuk Final dan Membanggakan

21 menit lalu

Sebagai Orang Korea, Suami Maudy Ayunda Ingin Timnas U-23 Masuk Final dan Membanggakan

Jesse Choi yang menikahi Maudy Ayunda pada 22 Mei 2022 itu menuliskan, kebanggaan itu juga dirasakan ketika Timnas U-23 dapat mengalahkan Korea.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

23 menit lalu

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

Jika Anda tak ingin menerima SMS spam atau penipuan, lakukan ikuti langkah berikut.

Baca Selengkapnya