Maudy Koesnaedi berjalan diatas catwalk dalam Fashion Nation Tenth Edition 10 Iconic Women di Senayan City, Jakarta, 20 April 2016. The Iconic Women sekaligus memperingati hari Kartini memberikan penghargaan kepada 10 kartini masa kini. TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Jakarta -Banyak alasan mengapa anak muda saat ini tidak menggunakan sesuatu yang berbau budaya etnik Indonesia. Ada yang menganggap budaya etnik itu kolot, ada juga yang memang tidak mengetahuinya.
"Saya selalu bilang, jangan menyalahkan anak muda. Kita sendiri yang harus mengikuti selera mereka," kata Maudy Koesnaedi saat ditemui di Pelataran Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 16/5.
Menurut Maudy masyarakat saat ini khususnya generasi muda menyukai hal modern. Ia mencontohkan sebuah perhiasan yang dulu dianggap tua dan kuno bisa didesain ulang menjadi lebih modern. "Sekarang kita yang jemput mereka."
Ia senang karena saat ini ada beberapa produsen yang menciptakan produk budaya tradisional yang dikemas dengan gaya modern seperti coat atau jas yang terbuat dari kain songket Bali.
Adapun, menurut Maudy, cara memperkenalkan produk budaya etnik ini juga berbeda salah satunya melalui media sosial. "Generasi muda kan enggak lepas dari gadget. Apa yang mereka lihat cuma sekilas itu masuk banget buat mereka," katanya.
Dengan menggunakan media yang tepat untuk sasarannya, Maudy percaya generasi muda bisa semakin terbuka dan mengerti akan pentingnya melestarikan budaya tradisional.