Teater Garasi Akan Pentaskan Teater Musik Menara Ingatan di TIM
Editor
Nunuy nurhayatiTNR
Minggu, 14 Mei 2017 16:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Teater Garasi/Garasi Performance Institute dan Bakti Budaya Djarum Foundation, bekerja sama dengan Dewan Kesenian Jakarta mempersembahkan sebuah pertunjukan teater-musik (muziktheater) berjudul Menara Ingatan. Pertunjukan yang dibuat berdasarkan karya komposisi Yennu Ariendra, seniman Teater Garasi dan kelompok musik Melancholic Bitch, ini digelar di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki Jakarta, 24 – 25 Mei 2017.
Menara Ingatan adalah produksi teranyar Teater Garasi/Garasi Performance Institute. Karya ini berangkat dari sejarah dan ingatan atas Indonesia yang dilihat dari sudut pandang sejarah Gandrung Banyuwangi, suatu bentuk pertunjukan tradisi di timur pulau Jawa.
“Proses penciptaan Menara Ingatan saya mulai, ketika saya teringat cerita kakek saya yang menjadi korban tragedi 65. Kalau tidak salah, di tahun 1968, ia dijemput 2 orang tentara. Sejak itu ia tidak kembali lag. Hanya Gara-gara seorang pesaing bisnis menyebar isu kalo kakek saya adalah anggota PKI," kata Yennu Ariendra, dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, pekan lalu.
Cerita ini terus membuat Yeni mengingat beberapa kejadian sejarah kelam di daerah tempat dia dilahirkan, Banyuwangi. Seperti korban petrus di tahun 80-an, pembantaian dukun santet dan isu ninja di akhir 90-an. “Ketika mengolah isu-isu ini, saya bertemu lagi dengan Gandrung, bentuk kesenian Banyuwangi yang sejak lama menarik perhatian saya," katanya.
Dia kemudian mempelajari sejarah perlawanan kerajaan Blambangan yang dari dahulu, abad 14 M, selalu menolak tunduk pada kekuasaan Majapahit, Bali, Mataram hingga VOC. "Saya membaca kembali Suku Osing, penduduk asli Banyuwangi, yang dalam perang puputan (perang penghabisan) melawan Belanda dan Mataram mesti kehilangan 80 persen dari populasinya," kata Yeni.
Refleksi personal komposer dan kolaborator karya kemudian melihat bahwa Gandrung dan masyarakat Osing pendukungnya adalah (juga) perihal perlawanan yang keras kepala dalam menghadapi kekuasaan-kekuasaan yang ingin meringkusnya.
Menara Ingatan melibatkan berbagai seniman lintas disiplin dari khasanah musik tradisi, musik digital, teater, hingga seni rupa kontemporer. Komposisi musik dan pemanggungannya meminjam struktur pertunjukan Gandrung Banyuwangi, yang terbagi dalam 3 babak: Jejer, Paju dan Seblang Subuh. Untuk komposisi dan penampilan musik, Yennu berkolaborasi dengan Andi Meinl, Asa Rahmana, Nadya Hatta, dan Silir Pujiwati
Produser Yudi Ahmad Tajudin menjelaskan, proses penciptaan komposisi musik Menara Ingatan, dan proses pemanggungan serta visualisasinya, bertumpu pada logika kerja, pendekatan serta fungsi-fungsi teater. Bertolak dari pembacaan serta refleksi atau suatu isu atau tema tertentu, Menara Ingatan diterjemahkan dalam komposisi-komposisi musik yang menimbang keterwakilan naratif atas tema tersebut dan efek dramatik yang ingin diciptakan.
Menara Ingatan bisa disaksikan dengan membeli tiket di hari pertunjukan yang tersedia dalam dua kelas, yakni VIP seharga Rp 150 ribu, dan Kelas 1 Rp 75 ribu.
NUNUY NURHAYATI