Mencari Makna Cinta

Reporter

Editor

Rabu, 27 September 2006 13:49 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Bauran warna putih-kuning dan sedikit cipratan merah menghiasi bidang hitam tak polos. Di sana-sini masih terlihat deretan angka dan huruf kapital di balik ruapan warna-warni. Namun, di tengah itu semua, sebuah kalimat seakan menohok mata siapa pun. Love is all we need.Lukisan yang dibuat pada 2006 itu memang memiliki tajuk sama dengan kalimat yang tertoreh di atas kanvas. Namun, pengunjung pameran "True Lies" karya perupa Irawan Karseno di Galeri Soka, Kemang, Jakarta, mulai 11 September hingga 11 Oktober 2006, itu juga akan menemukan kalimat yang sama pada lukisan-lukisan lain.Tak hanya itu. Pengunjung juga akan disuguhi adegan persetubuhan ala blue film dan potongan-potongan gambar Kamasutra di antara 60 lukisan abstrak yang dipamerkan.Seks, menurut Irawan, sering kali diidentikkan dengan cinta. Citra cinta dalam masyarakat metropolitan seakan dinafikan menjadi sekadar hubungan antara dua jenis kelamin, lelaki dan perempuan, serta segala hasrat syahwatnya. "Padahal cinta memiliki banyak aspek. Cinta terhadap sesama, terhadap orang tua, hingga Tuhan," kata Irawan kepada wartawan, Kamis malam lalu.Pada pameran tunggal kedelapan ini, Irawan rupanya tengah bergulat dengan makna cinta yang asasi. Suatu kali, ketika berada di Vermont, Amerika Serikat, perupa kelahiran Surabaya, 5 Desember, 46 tahun lalu ini menghadapi pertanyaan rumit. Seorang temannya yang asli Amerika bertanya mengapa masyarakat Indonesia sering bertengkar, baik secara fisik ataupun debat kusir.Ia pun merujuk pada pendapat Nurcholish Madjid untuk menjawab pertanyaan itu: Indonesia adalah sebuah keluarga. "Namanya keluarga, ya berantem-nya seperti itu," ungkapnya.Namun, sang rekan tak setuju dengan pendapat itu. "Saya tertegun ketika dia bilang, bukankah sebagai keluarga mestinya penuh dengan cinta sehingga tak perlu bertengkar. Sejak itu saya terus memikirkan pendapatnya," katanya. Dan pergulatan batin Irawan pun mengarah pada satu hal bahwa yang kita butuhkan adalah cinta.Bila akhirnya dia menuangkan ke dalam kanvas dalam bentuk persetubuhan, bagi Irawan, hal ini sesuatu yang lumrah. "Lebih baik bila seks dipampangkan apa adanya. Jika ada yang bertanya kepada saya, bagaimana bila anak saya melihat lukisan ini? Saya jawab, jelaskan tentang seks apa adanya saja karena seks lebih murni dan jujur serta manusiawi," paparnya.Bentuk dan wacana seks muncul pada karya Love in Black, Love in Red serta Love in Composition. Adapun tema utama cinta dusta muncul pada karya medium drawing charcoal Love on the Beach, In the Bottom of My Garden, dan Sleep on the Beach.Menurut kurator pameran, Bambang Asrini Widjanarko, lukisan-lukisan abstrak Irawan yang tak mengandung bentuk figuratif seakan mencerminkan ketegangan yang harus dihadapi oleh masyarakat urban dalam menghadapi dusta dalam kehidupan mereka. Warna merah, kuning, hijau, biru, dan cokelat bercipratan, saling membaur, dan bertabrakan.Dusta bagi alumnus seni rupa dan desain Institut Teknologi Bandung angkatan 1986 ini, Bambang melanjutkan, memang menyimpan sebuah makna yang laten. Apalagi dalam masyarakat urban seperti Jakarta. Sering kali dusta tak lagi relevan dengan kebohongan secara esensi atau justru sebaliknya: sebuah kata yang direduksi oleh otoritas tertentu demi kepentingan mereka.SITA PLANASARI A

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

42 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

49 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya