Sebelum Khatib, Ada Wacana Sertifikasi Seniman, Hasilnya...  

Reporter

Selasa, 21 Februari 2017 09:59 WIB

Seorang seniman penari tradisional pria, Didik Nini Thowok mencium seorang penari pria Dariah (85 tahun) saat Didik ingin mendokumentasikan kisah penari lengger lanang tersebut yang masih tersisa, (16/11). Aris Andrianto/Tempo

TEMPO.CO, Surakarta - Jauh sebelum wacana sertifikasi khatib mencuat, kalangan seniman sudah lebih dulu digoyang wacana serupa pada 2012. Namun sertifikasi atau standardisasi secara profesional bagi seniman yang berkompeten di bidang kerjanya itu belum juga terealisasi dan masih menjadi kontroversi.

“Saat menjabat Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (periode 2011 - 2014), Bu Wiendu Nuryanti sempat melempar wacana (sertifikasi seniman) itu. Namun, sampai sekarang masih menuai pro dan kontra,” kata Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus ‘Andre’ Sukmana di Surakarta, Senin, 20 Februari 2017.

Di era globalisasi, menurut Tubagus, profesionalisme, termasuk dalam bidang seni, selalu menjadi tuntutan utama. Ukuran profesionalisme biasa ditandai dengan sertifikat yang diterbitkan suatu organisasi profesional. Dengan sertifikat itu, seseorang dianggap mampu melakukan suatu pekerjaan atau tugas spesifik.

Baca: Hanung Bramantyo Suarakan Bela Negara Lewat Film 'Seteru'

Tubagus menuturkan, beberapa negara maju sudah menerapkan aturan ketat bagi para seniman yang hendak menggelar pertunjukan di gedung-gedung yang bonafid. Salah satu syarat yang diminta dari para seniman adalah bukti sertifikasi. “Maka itu sempat mencuat wacana sertifikasi agar seniman profesional dari Indonesia siap tampil di kancah internasional. Ini sisi positifnya,” kata Tubagus.

Namun, ujar Tubagus, merealisasikan program sertifikasi seniman di Indonesia tidak semudah membalik telapak tangan. Sebab, sertifikasi membutuhkan suatu lembaga atau asosiasi. Sedangkan dari pengamatan dia selama ini, cukup sulit membuat asosiasi seniman di Indonesia. “Membuat asosiasi kurator saja tak kunjung terwujud,” ujar Tubagus sambil tertawa.

Di balik sisi positifnya, Tubagus menambahkan, sisi negatif sertifikasi seniman juga patut diwaspadai. Salah satunya kemungkinan bakal muncul banyak permohonan izin melawat ke luar negeri yang mengatasnamakan misi kesenian. “Tapi pentas atau pamerannya ternyata cuma di kafe-kafe. Maka itu perlu juga diverifikasi,” kata Tubagus.

Simak: Ari-Ari Atawa Interograsi 2 Jadi Pertunjukan Terbaik FTJ 2016

Dosen Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan Bandung Ignatius Bambang Sugiharto menuturkan sertifikasi seniman merupakan pekerjaan dilematis. “Ahli atau tidak itu sekarang tidak jelas batasannya. Kalau dianggap ahli itu sejauh mana,” kata Bambang.

Dia mengatakan, saat ini, banyak seniman non-akademis menghasilkan karya-karya bagus dan bertaraf internasional. “Terlebih sekarang semua orang dimudahkan dengan Internet,” kata Bambang.

Dengan berselancar di dunia maya, dosen yang akrab dijuluki filsuf underground itu menuturkan siapa saja bisa belajar membuat karya yang bagus tanpa harus mengikuti tahapan yang diajarkan di akademi.

Namun, karena terlalu banyak referensi di Internet, si pembuat karya bakal kesulitan menemukan ide orisinalnya. “Ini juga menjadi keluhan di jurusan arsitektur Unpar (Universitas Parahyangan) dan ITB, mahasiswa terlalu mudah menyontek,” kata Bambang.

DINDA LEO LISTY

Berita terkait

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

20 Februari 2020

Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

Forum Seniman ragukan pernyataan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait tak akan mengkomersialisasi kawasan pusat kesenian itu usai revitalisasi TIM.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

1 Mei 2019

Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

Serikat pekerja media dan industri kreatif atau Sindikasi mendorong ekosistem kerja yang berkeadilan di peringatan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

23 Oktober 2018

Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

Seniman muda Bandung, Etza Meisyara, menyumbangkan seluruh hasil karyanya yang terjual di pameran tunggalnya di Prancis untukkorban gempa Palu.

Baca Selengkapnya

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

9 Oktober 2018

Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

Sejumlah seniman di Yogyakarta punya cara sendiri untuk menyikapi kasus Ratna Sarumpaet dan berbagai kabar hoax yang beredar di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

7 Oktober 2018

Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

Gitaris grup band punk Marjinal, Mike, bersama sejumlah aktivis dan seniman ikut memantau pertemuan IMF - World Bank di Bali.

Baca Selengkapnya

Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

26 Juli 2018

Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

Upaya cepat yang dilakukan Anies Baswedan menangani Kali Item mendapat respons beberapa pihak salah satunya seniman mural

Baca Selengkapnya

Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

11 Januari 2018

Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

Beberapa orang akan berpikir bahwa seorang seniman tidak akan mendapatkan pekerjaan dan tidak bisa bertahan. Simak pengalaman pelukis Naudal Abshar.

Baca Selengkapnya

Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

17 Oktober 2017

Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

Instalasi seni Teguh Ostenrik yang ketujuh, ditanam untuk mengembalikan keindahan laut Pulau Bangka

Baca Selengkapnya

Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

22 September 2017

Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

Malam ini, Teras Budaya Tempo menggelar kegiatan penggalangan dana bertajuk Simpati untuk sastrawan Hamsad Rangkuti.

Baca Selengkapnya

Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

21 Juli 2017

Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

Seniman Tisna Sanjaya memprotes Panitia Khusus Angket DPR soal KPK dengan melakukan performance art di samping Gedung Merdeka Bandung.

Baca Selengkapnya