TEMPO Interaktif,
Jakarta:Apa yang dikorbankan seseorang untuk meraih pekerjaan yang ia inginkan? Andrea Sachs menggadaikan hampir semuanya. Harga diri, kecerdasan, prinsip hidup, bahkan kekasihnya. Muda, cerdas, cantik, dan punya peluang meraih masa depan yang cerah, Andy--begitu ia dipanggil--adalah gambaran umum perempuan masa kini.Tamat dari Jurusan Jurnalistik Northwestern University, tujuannya cuma satu: menjadi jurnalis andal. Ia kemudian terdampar di sebuah penerbitan media terbesar di New York--kota tempat hidup dan menyalanya dunia media Amerika. Apa lacur, awalnya hendak bekerja di media yang bisa memuaskan nafsu menulisnya yang berkobar-kobar, ia justru ditempatkan di majalah mode
Runway, acuan kelas satu di Manhattan.Jabatannya memang mentereng: asisten redaktur pelaksana. Tapi jangan dikira ini pekerjaan bergengsi. Tugasnya sama sekali tidak ada hubungannya dengan kepiawaian menulis--yang amat ia banggakan itu.Pada hari pertama bekerja, Andy--yang lebih suka mengenakan kemeja dan kaus keluaran Banana Republic--harus berhadapan dengan hinaan dan sindiran sang bos, Miranda Priesty. Itu belum seberapa. Hari-hari berikutnya, setiap pagi ia harus mengemasi tas dan jaket milik Miranda, yang ia lempar begitu saja ke meja kerja Andy saat tiba di kantor.Tugas-tugas yang ia hadapi selanjutnya sungguh-sungguh menguji imannya. Dia harus melayani kebutuhan Miranda, dari yang berkaitan dengan mode sampai hal-hal yang tidak masuk akal. Misalnya mencarikan salinan naskah
Harry Potter edisi 7, yang sama sekali belum beredar di pasar, untuk dua putri kembar Miranda!Sanggupkah Andy bertahan dengan cobaan pekerjaan yang sudah mengikis prinsip hidupnya?Drama komedi gelap arahan David Frankel--yang dikenal lewat serial
Sex and the City--ini hendak menggambarkan pertaruhan harga diri untuk meraih pekerjaan yang harus dihadapi Andy. Diperankan oleh aktris muda berwajah cantik dan lugu, Anne Hathaway, penonton digiring untuk menyaksikan Andy yang pelan-pelan ditelan oleh pekerjaan--yang awalnya sangat ia benci.Ia mulai menikmati limpahan fasilitas bekerja di dunia mode: sepatu Jimmy Choo dan Manolo Blahnik serta busana bikinan Chanel dan Prada. Jika awalnya Andy merasa terasing dan putus asa, pelan-pelan ia mulai bisa berkomunikasi lebih akrab dengan tangan kanan Miranda, Nigel.Konflik muncul ketika Andy mulai mengesampingkan kehidupan pribadinya demi pekerjaan. Ia tidak datang pada pesta ulang tahun kekasihnya, Nate, yang berujung pada pertengkaran dan perpisahan. Andy juga meraih obsesi yang selama ini dipendam Emily, asisten pertama Miranda: mendampingi sang bos ke Paris.Film yang memanjakan mata dengan busana kelas satu dunia dan tubuh elok peragawati--Gisele Bunchen dan Heidi Klum, yang muncul sebagai
cameo di salah satu adegan--ini berangkat dari novel Lauren Weisberger. Ia pernah bekerja sebagai asisten redaktur pelaksana majalah mode
Vogue, Anna Wintour.Pengalaman pahitnya bekerja sebagai bawahan Wintour yang kejam itulah yang menelurkan inspirasi untuk menciptakan
The Devil Wears Prada. Sebuah gambaran tentang bos yang kejam, berjiwa iblis, doyan memeras keringat anak buah hingga kering, dan tidak pandai menghargai pekerjaan bawahan.Karakter Miranda Priestly, yang kejam dan mau menempuh segala cara agar keinginannya tercapai, diperankan oleh Meryl Streep. Bukan hal yang sukar bagi Streep untuk memerankan karakter superkejam itu. Tanpa harus meluapkan seluruh energi kemarahannya, Streep cukup mengubah-ubah garis bibir, sorot mata, dan melunak-keraskan gerahamnya untuk menunjukkan naluri iblis dalam dirinya. Sebuah pencapaian sebagai aktor yang tidak semua orang sanggup melakukannya.Di luar karakter Miranda Priestly yang dingin dan kejam itu, film ini biasa-biasa saja. Tidak banyak dialog cerdas yang mengalir dalam film ini. Ironis, karena sesungguhnya dialog satire dan pahit itulah yang selayaknya menjadi kekuatan film ini.Hiburan yang menyenangkan agaknya adalah saat mata menyaksikan kulit porselen Meryl Streep tampil dalam balutan busana pesta karya Valentino. Sungguh sukar berharap bisa menyaksikan Streep--dengan rambut dicat putih dan kulit sangat licin--pada kebanyakan filmnya.ANGELA