Bermula dari Bamboo Theater

Reporter

Editor

Kamis, 31 Agustus 2006 13:37 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Gedung tua dengan artistik zaman kolonial ini bakal berulang tahun. Pada September nanti Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) akan berulang tahun ke-19. Penetapan tanggal ini berdasarkan perubahan nama Gedung Kesenian Pasar Baru menjadi Gedung Kesenian Jakarta pada 1987.Memperingati ulang tahun ini, pihak GKJ menggelar Gedung Kesenian Jakarta International Festival VIII, yang berlangsung pada 2 September-5 Oktober 2006. Seharusnya acara sudah dimulai pada 1 September, tapi mundur satu hari. "Ini dikarenakan satu penampil dari Uni Soviet batal hadir," kata Edy Kusuma, juru bicara GKJ. Ajang festival dua tahunan ini melibatkan seniman dalam dan luar negeri. Festival ini bakal menampilkan ragam corak seni pertunjukan modern dan kontemporer. Ada sembilan grup dalam negeri yang bakal tampil, antara lain Kreativitat Dance Company (2 September), Teater Bintang Batavia (7/9), Sixth Element (9/9), Rieka Roeslan & Friends ((9/9), Balet IPPB (10/9), Teater Populer (15/9), Wayang Orang Satya Budaya (19/9), Ketoprak Saijah dan Adinda (20/9), Konser musik YPM (21/9), dan konser musik Tompi (1/10). Untuk penampil dari luar negeri, ada resital piano Geofrey Saba Australia (4/9), konser piano klarinet Duo Campagnolo Itali (6/9), sirkus kontemporer Confergence Prancis (13/9), gitar Fransisco Bibriesca Mexico (25/9), dan Bangkok Symphony Orchestra dari Thailand (5/10). "Bedanya, tahun ini ada tampilan dari Tompi dan Aksan Syuman," ujar Edi. Rupanya festival kali ini ingin meraih lebih banyak penonton dari kalangan generasi muda. Festival dua tahunan untuk memperingati ulang tahun GKJ ini mulai dirintis pada 1990. Waktu itu acara ini memiliki nama Jakarta International if the Performing Arts. Nah, mulai 2000 kegiatan ini diubah namanya menjadi Gedung Kesenian Jakarta International Festival, Sebuah event yang menjadi tulang punggung kegiatan GKJ itu sendiri. Kilas balik pada periode kolonialisasi menjadi titik penting bagi berdirinya GKJ. Sir Thomas Raffles yang memiliki ketertarikan mendalam untuk melakukan studi dan memelihara budaya lokal menjadi jalan pembuka dibangunnya Gedung Kesenian Jakarta. Lalu sebuah bangunan sederhana dari bahan bambu dibangun dan diberi nama Military Theater Venue. Lantas pada 1821, dengan sponsor pemerintah kolonial Belanda, bamboo theater ini digantikan bangunan permanen dengan sebutan Schowburg Waltervreden. Pada perkembangannya, gedung ini mengalami beberapa kali pergantian nama, dari Gedung Komidi (Comedie Gebow), Gedung Kesenian Pasar Baru, hingga pada 1987 berubah menjadi Gedung Kesenian Jakarta. Ingin tahu bagaimana lampu pertunjukan di masa lampau? Sejak awal berdiri, gedung ini sangat mengutamakan suasana romantis dengan menggunakan lilin dan lampu kerison. Pada 1864, bangunan tersebut mulai menggunakan lampu gas. Penggunaan listrik baru ada pada 1882 di dalam gedung, tapi di luar gedung masih menggunakan pencahayaan gas hingga 1910. ANDI DEWANTO

Berita terkait

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

5 hari lalu

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

Festival yang menggelar beragam atraksi budaya diyakini mampu menghasilkan dampak positif untuk perekonomian.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

9 hari lalu

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

Sederet pertunjukan seni budaya dipertontonkan selama tiga hari. Diharapkan generasi muda bisa melestarikan warisan budaya.

Baca Selengkapnya

3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

55 hari lalu

3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.

Baca Selengkapnya

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.

Baca Selengkapnya

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa

Baca Selengkapnya

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda

Baca Selengkapnya

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.

Baca Selengkapnya

Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.

Baca Selengkapnya

Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

24 September 2023

Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.

Baca Selengkapnya

Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

27 Agustus 2023

Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.

Baca Selengkapnya