Festival Sangasari di Leiden, Sedot Perhatian Warga Belanda

Reporter

Selasa, 25 Oktober 2016 07:42 WIB

Tiga orang penari menampilkan Tari Legong yang tergolong tari Bali-Balihan dalam rangka perayaan penetapan sembilan tarian Bali oleh UNESCO di Taman Budaya Denpasar, Bali, 30 Desember 2015. Sebanyak 9 tari Bali dipagelarkan kembali sekaligus apresiasi terhadap para seniman menyusul ditetapkannya tari-tari Bali tersebut sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada awal Desember 2015. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda, yang bekerja sama dengan Dwibhumi menggelar Festival ‘Sangasari’ di Museum Volkenkunde, Leiden, selama dua hari, yakni Sabtu-Ahad, 22-23 Oktober lalu. Festival Budaya Bali ini telah mengundang banyak pengunjung dari masyarakat Belanda, khususnya pada tarian khas Bali.

Sesuai namanya, Festival Sangasari ini menampilkan sembilan gaya tari Bali. Tarian tersebut belum lama ini telah masuk ke dalam inskripsi The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization ( UNESCO) sebagai warisan dunia kebudayaan tak benda atau intangible cultural world heritage. Melalui program Rumah Budaya Indonesia di Belanda, yang didukung oleh Sanggar Tari Ayu Bulan, festival ini dipimpin oleh seorang maestro tari Bali, Anak Agung Ayu Bulantrisna Djelantik.

Bulantrisna dibantu oleh beberapa penari profesional dari Bali, di antaranya Ni Ketut Putri Minangsari, Putu Evie Suyadnyani, dan Ida Bagus Gede Surya Peradantha. Selama penyelenggaraan festival, ia tidak hanya tampil dengan sejumlah tarian Bali, namun juga memberikan ceramah, presentasi dan diskusi, serta workshop tari.

Perwakilan Manajemen Museum Volkenkunde, Anne Marie Woerle menyampaikan penghargaan atas inisiatif penyelenggaraan festival yang memperkaya khasanah seni-budaya yang disajikan di Museum Volkenkunde. Museum itu menjadi salah satu museum di Belanda yang memiliki cukup banyak koleksi tentang Indonesia.

“Di museum ini pula setiap hari minggu pagi dilakukan latihan gamelan Bali oleh masyarakat Belanda, dan menjadi daya tarik yang khas bagi pengunjung museum,” kata dia dala sambutannya pada Sabtu, 22 Oktober 2016.

Sementara itu, Duta Besar RI Den Haag, I Gusti Agung Wesaka Puja turut menyampaikan kegembiraannya melihat antusiasme masyarakat Belanda yang bergabung dalam berbagai kegiatan festival "Sangasari". Sebagai duta besar yang berasal dari Bali, ia mengaku turut merasakan bahwa tari Bali merupakan sesuatu yang melekat dalam kehidupannya.

“Meskipun ketika masih kecil dulu saya merasa terpaksa atau seperti mendapat hukuman dengan disuruh berlatih menari oleh kakek saya, namun kini saya merasa beruntung dapat mengapresiasi nilai-nilai seni yang luar biasa,” ujar Puja.

Festival itu dibuka dengan Gamelan Baleganjur oleh Banjar Suka-Duka, salah satu kelompok seni budaya Bali yang cukup aktif di Belanda. Gamelan Baleganjur yang dahulunya berfungsi sebagai pengiring upacara atau pawai adat dan acara keagamaan, kini memiliki fungsi yang lebih umum. Pada pembukaan festival, kegiatan pawai keliling aula pun menjadi lebih meriah ketika diikuti oleh seluruh pengunjung festival.

Pengunjung juga disuguhkan serangkaian workshop, baik berupa latihan tari, maupun berbagai bentuk kerajinan tangan khas Bali, dan pemutaran film dokumenter. Pengunjung yang semula hanya tertarik untuk menghadiri festival untuk menyaksikan pertunjukan tari Bali, namun perlahan turut memadati berbagai workhshop yang tersedia. “Para pengunjung pun sebagian besar kembali hadir pada hari kedua untuk mengikuti beberapa workshop lain," tutur Arjanti, perwakilan dari Dwibhumi.

Festival diakhiri dengan penampilan serangkaian tarian Bali, yaitu Sangasari, yang merupakan kompilasi 9 macam tarian. Tarian tersebut di antaranya, Tari Topeng Tua, Puspa Mekar karya Guruh Soekarnoputra, Jauk Keras, Legong Kupu-kupu Tarum, dan Topeng Sitayana. Sebagian tarian diiringi gamelan yang dimainkan oleh Sekar Alit, pimpinan Henry Nagelberg.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Den Haag, Bambang Hari Wibisono mengatakan pada kegiatan serupa nantinya harus melibatkan siswa sekolah di Belanda. Pasalnya, selain sebagai promosi kebudayaan Indonesia, festival tersebut juga memiliki makna edukatif. “Agar generasi muda Belanda pun mengenal lebih baik dan mencintai seni-budaya Indonesia," ujar Bambang.

LARISSA HUDA

Berita terkait

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

16 jam lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

20 jam lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

9 hari lalu

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.

Baca Selengkapnya

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

9 hari lalu

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

Festival yang menggelar beragam atraksi budaya diyakini mampu menghasilkan dampak positif untuk perekonomian.

Baca Selengkapnya

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

12 hari lalu

Amsterdam Larang Hotel Baru untuk Mengatasi Overtourism

Tahun ini Amsterdam juga menaikkan pajak turis menjadi 12,5 persen untuk wisatawan yang menginap dan penumpang kapal pesiar.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

13 hari lalu

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

Sederet pertunjukan seni budaya dipertontonkan selama tiga hari. Diharapkan generasi muda bisa melestarikan warisan budaya.

Baca Selengkapnya

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

24 hari lalu

Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

Para pegawai pemerintah menyerukan Jerman dan Belanda untuk menghentikan pengiriman senjata karena masalah hak asasi manusia di Gaza

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

25 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya

Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

26 hari lalu

Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

Frustasi dengan masalah kesehatan mentalnya yang tak ada perbaikan, wanita muda di Belanda ini akan mengakhiri hidupnya lewat eutanasia.

Baca Selengkapnya

4 Peristiwa Proses Perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang Terjadi saat Ramadan

31 hari lalu

4 Peristiwa Proses Perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang Terjadi saat Ramadan

serangkaian proses perjuangan kemerdekaan Indonesia terjadi di bulan Ramadan

Baca Selengkapnya