TEMPO.CO, Jakarta - Padepokan Brajamusti, yang terletak di Sukabumi, Jawa Barat, mendadak tersohor pada akhir 2005 setelah dijadikan tempat "persembunyian" oleh Reza Artamevia, yang kala itu sedang mengalami badai rumah tangga. Sosok Gatot Brajamusti, sang pemilik padepokan, juga mencuat dan mulai dikenal publik sebagai guru spiritual artis.
Penangkapan Gatot di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu malam, 28 Agustus 2016, akibat tersandung kasus penyalahgunaan narkoba membuka banyak cerita. Bukan hanya soal kehidupan pribadi Gatot, tapi juga aktivitas terlarang yang diduga terjadi di Padepokan Brajamusti.
Elma Theana, yang pernah tinggal di Padepokan Brajamusti selama sembilan tahun, tak mau menyinggung masalah narkoba. Namun Elma sedikit mengungkapkan hal negatif yang pernah ia rasakan. "Dulu saya berpikir, biarkan aja orang mau ngomong apa. Dulu saya tetap enggak berpikir Aa (Gatot) pakai narkoba," katanya dalam video pengakuan yang diunggah di YouTube, Kamis, 1 September 2016.
Salah satu hal yang membuat Elma tak nyaman di padepokan adalah banyaknya perlakuan ganjil yang dilakukan Gatot kepada murid-muridnya. "Saya enggak bisa di dalam karena ada intrik-intrik, kadang adu domba, kami dibikin saling enggak percaya satu sama lain."
Di padepokan tersebut terdapat banyak orang. Namun, menurut Elma, penghuninya dibuat enggak mau tahu urusan satu sama lain. Elma bersyukur bisa keluar dari Padepokan Brajamusti. Dia mengaku sangat bahagia akan kehidupannya yang sekarang tanpa harus bergantung pada guru spiritual mana pun.