Lomba Pentas Barong di Taman Ayun Asah Potensi Pemuda Bali  

Reporter

Jumat, 15 Juli 2016 04:00 WIB

Seniman membawakan Tari Barong Ket saat Barong Festival Regeneration di Pura Taman Ayun, Kabupaten Badung, Bali, 14 Juli 2016. Tarian Barong selain untuk upacara keagamaan juga bertujuan untuk mentralisir aura-aura negatif. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Badung - Penglingsir Puri Agung Mengwi, Anak Agung Gde Agung, menggelar lomba pementasan barong bertajuk Taman Ayun Barong Festival Regeneration. Acara yang digelar di Pura Taman Ayun Mengwi, Kabupaten Badung, berlangsung 3 hari, 14-16 Juli 2016. Jurinya adalah pegiat seni sekaligus akademikus.

Anak Agung Gde Agung mengatakan lomba diadakan untuk melestarikan dan menggali potensi kebudayaan Bali. Lembaga UNESCO, kata dia, menghargai Bali sebagai warisan budaya dunia. Maka, ia menambahkan, kepercayaan dunia itu harus dipertahankan.

"Bali warisan budaya dunia terdiri atas Taman Ayun sebagai parahyangan, Jatiluwih sebagai palemahan, dan Tukad Pakerisan yang berkaitan dengan pawongan. Saya sebagai pewaris Taman Ayun berkewajiban menjaga kepercayaan dunia terhadap Taman Ayun sebagai warisan budaya dunia," katanya di Pura Taman Ayun, Kamis, 14 Juli 2016.

Ia menjelaskan, barong sudah diakui sebagai warisan budaya dunia. Hal itulah yang menjadi landasan lomba pementasan barong di Pura Taman Ayun digelar. "Alangkah cantiknya bila dua warisan budaya kita yang adiluhung, yang sudah diakui dunia melalui UNESCO ini, dikawinkan dalam satu event," ujarnya.

Agung menuturkan Taman Ayun Barong Festival Regeneration digelar untuk menggali potensi anak-anak muda di Bali. Selain itu, ia menambahkan, lomba pementasan barong pertama kali di Pura Taman Ayun bukan sekadar festival.

"Kalau sekadar festival, lomba yang sebagian besar diikuti orang-orang umur 40-an sampai 50-an tahun, mungkin 10 tahun lagi sudah bukan jadi penari barong," tuturnya. "Mari kita gali bibit anak-anak muda yang memang mampu menarikan barong. Makanya saya batasi umur maksimal 25 tahun."

Peserta berjumlah 35 grup. Agung menjelaskan, peserta berasal dari Badung, Denpasar, Tabanan, Gianyar, Klungkung, dan Bangli. “Skala acara ini seluruh Bali, tapi masih ada beberapa kabupaten yang belum ikut," tujtur mantan Bupati Badung ini.

Agung mengatakan, final akan digelar pada 16 Juli 2016. Peserta akan ditantang berpentas dengan tim yang berbeda. "Peserta akan tarung bebas. Penari barongnya tidak satu tim dengan tukang kendangnya. Mereka tidak boleh saling mengenal dan berunding. Jadi baru di arena ini bertemu," ujarnya.

Ia berharap, lomba di Pura Taman Ayun ini bisa menjadi acara berkelanjutan. "Mudah-mudahan bisa masuk kalender acara. Saat ini trofi yang disediakan bukan piala bergilir," tuturnya.

De Buda, 20 tahun, peserta Taman Ayun Barong Festival Regeneration dari Sanggar Semeton Barong, Denpasar, tertarik ikut lomba untuk menyalurkan hobinya. "Saya pentas Barong Ket. Saya tertarik ikut bukan karena hadiahnya, tapi karena bisa berkumpul bersama teman-teman (peserta lain) yang usianya muda," katanya.

Remaja asal Desa Yangbatu ini berharap, minat para pemuda terhadap kesenian barong di bisa bangkit lewat acara tersebut. "Semoga jumlah anak muda peminat barong bisa semakin banyak. Semoga banyak lomba yang diselenggarakan,” ujarnya.

BRAM SETIAWAN


Berita terkait

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

9 hari lalu

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

Festival yang menggelar beragam atraksi budaya diyakini mampu menghasilkan dampak positif untuk perekonomian.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

13 hari lalu

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

Sederet pertunjukan seni budaya dipertontonkan selama tiga hari. Diharapkan generasi muda bisa melestarikan warisan budaya.

Baca Selengkapnya

3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

4 Maret 2024

3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Bujet Rp 15 ribu, di Kota Badung Bali Bisa Dapat Apa?

1 Maret 2024

Makan Siang Gratis Bujet Rp 15 ribu, di Kota Badung Bali Bisa Dapat Apa?

Pemerintah sebut program makan siang gratis akan mulai pada 2025 dengan anggaran Rp 15.000 per anak. Senilai itu di Kota Badung Bali bisa menu apa?

Baca Selengkapnya

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.

Baca Selengkapnya

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa

Baca Selengkapnya

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda

Baca Selengkapnya

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.

Baca Selengkapnya

Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.

Baca Selengkapnya

Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

24 September 2023

Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.

Baca Selengkapnya