Lagu Cinta dari Italia

Reporter

Editor

Selasa, 6 Juni 2006 17:39 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Anitya dan Suhartono terdiam di tribun paling belakang menyaksikan apa yang terjadi di atas panggung. Mereka tak mengerti arti lirik lagu neapolitan yang dibawakan dua artis dari Italia, penyanyi bariton Valerio Auferio dan pianis Luciano Bellini, pada konser bertajuk "Fenesta Vascia" (Jendela Terbawah) yang digelar di Erasmus Huis, Jumat malam lalu. Namun, Anitya dan Suhartono begitu menikmatinya. Terkadang sambil duduk menonton pertunjukan itu, kaki mereka ikut bergoyang menikmati beberapa lagu yang terdengar ringan. Misalnya saat lagu Come Faccete Mammeta (Apa yang Ibumu Lakukan Padamu), yang berirama cepat, gembira, dan terdengar jenaka. Dalam lagu itu, komposer Italia, S. Gambardella, menyebut-nyebut susu, mawar, stroberi, madu, gula, dan kayu manis. Namun, lagu yang diciptakan pada 1906 itu bukan lagu yang berisi racikan resep makanan, melainkan sebuah lagu dengan lirik seperti pantun yang bercerita tentang kisah keseharian seorang bernama Cunc. Sesekali mereka juga bertepuk tangan seirama dengan lagu yang dimainkan. Misalnya ketika Auferio dan Bellini membawakan lagu gembira Funiculi Funicula, karangan komponis P. Turco L. Denza. Lagu ini tercipta saat pembangunan lajur kereta api di Pegunungan Vesuvius pada 1880 dan menjadi lagu yang cukup populer di Italia. Anitya dan Suhartono hanya dua di antara sekitar 300 penonton yang menyaksikan pertunjukan itu. Boleh jadi, sebagian besar penonton itu tak mengerti bahasa Italia, tapi mereka tampak menikmati pertunjukan tersebut. Bahkan, tiga kali penonton meminta tambahan lagu hingga melibatkan artis Italia lainnya, penyanyi Sopran Antonella Cesari, yang bernyanyi secara spontan. Penonton yang hadir di Erasmus Huis malam itu juga disuguhi lagu-lagu cinta, yang beberapa di antaranya cenderung bertema sedih, seperti Fenesta Vascia, A Canzone Napule, Parlami d' Amore Mariu, dan Vierno. "Tema lagu yang kami bawakan malam ini kebanyakan memang bercerita tentang cinta," ujar penyanyi bariton Valerio Auferio seusai acara. Tema-tema lagu neapolitan memang bercerita tentang keseharian masyarakat Napoli, termasuk tradisi mereka, suasana lingkungan kota, dan drama yang terjadi di lingkungannya. Di beberapa dekade pada pergantian abad ke-20, banyak masyarakat Italia yang meninggalkan negara mereka untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Banyak di antara mereka yang pergi berlayar dengan membawa kenangan, tradisi, sekaligus cita rasa lagu-lagu dari daerah asal. Itu pula yang menyebabkan lagu neapolitan dengan melodi-melodinya yang manis cukup terkenal di Eropa dan Amerika, bahkan cukup ramah dengan telinga kita. Misalnya lagu O Sole Mio karangan komponis E. Di Capua, yang malam itu menjadi salah satu lagu encore (tambahan) yang dipersembahkan oleh Auferio dan Bellini. Konser yang digelar untuk memperingati hari kemerdekaan Italia yang jatuh pada 2 Juni malam itu memang cukup menghibur penonton Indonesia. Dan bagi Auferio, sang penyanyi bariton, lagu-lagu neapolitan yang dibawakan memiliki arti yang sangat personal. Ia selalu terkesan dengan negara-negara yang ia kunjungi bila melakukan konser, termasuk Indonesia. Namun, ia tak akan bisa melupakan tanah airnya. "Saya akan selalu kembali ke tempat asal saya," ujarnya. Seperti juga lirik yang ia nyanyikan pada A Canzone Napule (Sebuah Lagu dari Napoli). INDRA DARMAWAN

Berita terkait

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

3 menit lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

9 menit lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

9 menit lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

13 menit lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Surya Paloh Mengaku Tidak Tahu

15 menit lalu

Tak Hadiri Pembubaran Timnas Amin, Surya Paloh Mengaku Tidak Tahu

Surya Paloh tidak tampak dalam acara yang digelar di kediaman Anies di Lebak Bulus itu.

Baca Selengkapnya

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

21 menit lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

38 menit lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

38 menit lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi, Manado belum aman untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Kehidupan Warga Gaza Hancur Gara-gara Serangan Israel, Ini Detailnya

38 menit lalu

Kehidupan Warga Gaza Hancur Gara-gara Serangan Israel, Ini Detailnya

Jalur Gaza mengalami bencana kemanusiaan selama hampir tujuh bulan sejak serangan Israel sebagai balasan serangan Hamas 7 Oktober ke wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

45 menit lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya