Tradisional dan Modern Berpadu di Bali Tattoo Expo

Reporter

Editor

Zed abidien

Minggu, 19 Juni 2016 17:49 WIB

David Hornbill seniman tato asal Balikpapan, Kalimantan Timur sedang membuat sketsa tato untuk kliennya di acara Bali Tattoo Expo, 18 Juni 2016. TEMPO/Bram Setiawan

TEMPO.CO, Denpasar - Puluhan seniman tato mengikuti acara Bali Tattoo Expo 2016 di Balai Diklat Industri, Denpasar, Sabtu-Minggu, 18-19 Juni 2016. Berbagai macam model tato disuguhkan para seniman tato, termasuk tato tradisional (etnik) khas Nusantara.

David Hornbill, seniman tato etnik asal Balikpapan, Kalimantan Timur, mengatakan di Bali Tattoo Expo ini dia membawa misi pelestarian dan kebangkitan tato tradisional. "Setiap diundang hadir di acara tato, saya punya harapan supaya anak-anak muda sadar bahwa tato itu budaya bangsa. Kalau ada yang bilang tato kriminal, itu era Soeharto," katanya kepada Tempo, di Denpasar, Sabtu, 18 Juni 2016.

Menurut David, tato adalah sebuah kebudayaan yang tidak lepas dari kepercayaan suku bangsa di Indonesia. Ia mengatakan, saat ini tato sudah digandrungi oleh banyak remaja di Indonesia, namun sangat sedikit yang memahami makna tato. "Anak muda zaman sekarang lebih suka bikin tato yang asal keren saja, tapi maknanya enggak dapat," tuturnya.

David yang merupakan keturunan suku Dayak Paser mulai menggeluti dunia tato sejak 2004. Saat itu ia sudah mulai merajah tubuh, namun masih menggunakan mesin tato manual. Pada 2012 pria berusia 30 tahun itu konsisten merajah tubuh dengan gaya tradisional teknik hand tapping. "Dari dulu saya senang membuat tato motif tradisional tribal," ujarnya.

Menurut David, selama membuat tato dengan teknik hand tapping, motif yang paling diminati klien adalah bunga terong. Tato khas suku Dayak itu lazimnya berada di pundak depan sisi kanan dan kiri. "Motif bunga terong sudah terkenal di tingkat internasional," tuturnya.

Ia menjelaskan, membuat tato dengan teknik hand tapping cukup mengocek dalam kantong kliennya. Sebab, kata dia, membuat tato dengan teknik tersebut membutuhkan waktu lebih lama. Selain itu, pengerjaannya dibutuhkan dua orang. Satu orang untuk menarik kulit, satu orang lagi untuk mengetuk jarum. "Saya biasa mematok biaya per-jam 100 dollar, ya nilainya Rp. 1,3 juta," katanya.

Bagus Ferry, salah satu perwakilan penyelenggara Bali Tattoo Expo 2016 mengatakan acara tato expo di Bali belum pernah diselenggarakan. "Expo itu pameran, jadi seperti studio artis tato itu pindah ke sini, untuk desain booths dan kliennya mereka cari sendiri," tuturnya.

Selama ini, Bali biasanya hanya menggelar kontes tato. "Di dalam event ini juga tetap ada kontes tato tapi enggak wajib. Di event ini total 68 booths,"kata Bagus.

Pria yang akrab disapa Meq itu berharap ke depannya Bali Tattoo Expo bisa menjadi even reguler. "Entah setiap satu tahun atau dua tahun," kata Meq yang juga mengelola media komunitas khusus tato, Magic Ink Tattoo Magazine. "Saya ingin acara ini bisa jadi daya tarik semua orang penggemar tato supaya banyak yang datang ikut di acara ini."

BRAM SETIAWAN

Berita terkait

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

9 hari lalu

Gubernur Sumbar Apresiasi Festival Rakyat Muaro Padang

Festival yang menggelar beragam atraksi budaya diyakini mampu menghasilkan dampak positif untuk perekonomian.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

13 hari lalu

Wali Kota Padang Mensyukuri Suksesnya Festival Rakyat Muaro Padang

Sederet pertunjukan seni budaya dipertontonkan selama tiga hari. Diharapkan generasi muda bisa melestarikan warisan budaya.

Baca Selengkapnya

3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

59 hari lalu

3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.

Baca Selengkapnya

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.

Baca Selengkapnya

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa

Baca Selengkapnya

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda

Baca Selengkapnya

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.

Baca Selengkapnya

Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.

Baca Selengkapnya

Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

24 September 2023

Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.

Baca Selengkapnya

Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

27 Agustus 2023

Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.

Baca Selengkapnya