Kursi Rotan Indonesia Dipamerkan Di The Triennale of Milan 2016
Editor
Dian Yuliastuti
Jumat, 10 Juni 2016 23:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Sebuah kursi rotan yang berbentuk seperti sofa tanpa busa menjadi salah satu karya yang terpilih dan dipamerkan di The Triennale of Milan 2016. Kursi tersebut didesain oleh desain mebel Abie Abdillah dari Studiohiji, Tangerang. Karyanya dipajang bersama karya arsitek Cosmas Gozali dan Alvin Tjitrowirjo.
Helatan yang sudah dimulai sejak 12 April- 12 Septemper 2016, mengambil tema 21th Century: Design After Design diselenggarakan di kota Milan, memamerkan hasil seni desain, arsitektur, fashion, film dan komunikasi serta berbagai acara lain.
Dalam acara ini Abie Abdillah memamerkan karya dari rotan yang merupakan karya 2010 lalu berjudul ‘Doeloe Lounge Chair’. “Terinspirasi dari suasana kota Jakarta pada 1970 yang masih lengang, asri, kontras dengan keadaan sekaran yang padat-macet, hiruk pikuk metropolitan,” ujar Abie melalui emailnya kepada Tempo, Rabu,8 Juni 2016.
Abie sebelumnya diundang dari tim kurator yang merupakan peneliti dan pengajar di jurusan desain dan arsitektur di kampus Politecnico di Milano. Dia diundang berpameran bertema ‘Sempering’—sebuah presentasi untuk proses perancangan desain dan arsitektur yang dipecah dalam berbagai segmen (weaving, stacking, blowing, engraving, moulding, tiling, connecting, folding).
Karyanya dari rotan, masuk dalam segemen Weaving. Karya yang ditampilkan disejajarkan dengan karya desain- arsitektur dari belahan dunia lain dikuratori oleh Luisa Collina dan Cino Zucchi. Abie terpilih sebagai satu-satunya desainer dari Asia Tenggara, tampil bersama desainer dan arsitek dunia seperti Patricia Urquiola (Spanyol), Ronan & Erwan Bouroullec (Perancis), Marcel Wanders (Belanda), Kengo Kuma (Jepang), Shigeru Ban (Jepang).
Para desainer dan arsitek ini memamerkan karya mereka dengan dukungan dari Kedutaan Besar Italia dan Istituto Italiano di Cultura di Jakarta. “Kami senang bisa mendukung para arsitek dan desainer Indonesia dalam acara yang bergengsi di kancah internasional,” ujar Direktur Istituto Italiano di Cultura, Michela Linda Magri.
DIAN YULIASTUTI