Seniman Bali Bahas Korban Jiwa di Tari Rangda  

Reporter

Senin, 28 Maret 2016 08:00 WIB

Seorang pria umat Hindu Bali melakukan aksi Ngurek, atau menusukkan sebuah keris di dadanya dengan keadaan tidak sadar atau kerasukan dalam sebuah ritual Ngerebong di kuil Petilan di Denpasar, Bali, 2 AGustus 2015. Ritual tersebut dipercaya mampu mencapai keselarasan antara manusia, alam dan Tuhan. (Agung Parameswara/Getty Images)

TEMPO.CO, Denpasar - Seminar tentang Tari Rangda digelar di Rumah Topeng dan Wayang Setiadharma, Ubud, Bali, Minggu, 27 Maret 2016. Alasan diselenggarakannya seminar ini adalah adanya keresahan di antara para seniman tari dan perkumpulan seni tradisi atas peristiwa jatuhnya korban jiwa saat membawakan tari yang biasanya menjadi bagian drama Calon Arang itu.

“Kami ingin mengetahui etika dan aturan apa yang semestinya dipenuhi agar taksu (energi spiritual) tarian ini tidak ternoda oleh jatuhnya korban,” kata Made Pria Dharsana dari Yayasan Capung Mas yang menggagas acara itu.

Dharsana menyebutkan, sedikitnya ada dua korban jiwa, yakni di Karangasem dan Jembrana, akibat tarian ini sepanjang 2015. Mereka tewas karena tergores keris saat adegan Ngurek atau menusuk diri dengan keris.

Penari senior Calon Arang, Ketut Kodi, mengatakan tarian itu sejak diciptakan memang banyak mengandung unsur magis yang berbahaya. “Malah biasanya menjadi medan pertarungan dari orang-orang yang mempelajari Ilmu Pengiwa,” ujar Kodi.

Ilmu itu, Kodi menerangkan, adalah ilmu yang mempelajari dunia gaib dengan berbagai kekuatan magis, yang lebih populer disebut sebagai ilmu pengleakan. Secara spiritual, Kodi menambahkan, tarian itu mengandung unsur pemujaan Bethari Durga sehingga semestinya hanya dipentaskan di Pura Dalem sebagai tempat bersemayamnya sang bethari.

“Selain itu, semestinya ada penari khusus yang sudah diupacarai dan diberi kekuatan agar mampu memikul taksu dari topeng rangda,” kata Kodi. Dia menambahkan, ada kepercayaan bahwa hanya para penari yang dipilih sendiri oleh para Dewa yang akan mampu menari dengan baik.

Penari senior lainnya, Made Jimat, menyebutkan setiap penari harus melakukan upacara mawinten atau pembersihan diri sebelum menyajikan tarian ini sekalipun dengan cara yang paling sederhana. “Misalnya dengan menghaturkan bunga,” ujarnya.

Jimat mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan adegan bangke-bangkean (membawa mayat ke kuburan) yang saat ini justru paling diminati masyarakat dalam rangkaian adegan Calon Arang.

Sayang, seminar ini belum bisa merumuskan kesepakatan. Seminar yang dihadiri puluhan penari dan perkumpulan seni tradisi itu kemudian hanya merekomendasikan pengkajian lebih lanjut agar dapat dirumuskan etika dan pakem dalam melakukan Tari Rangda.

ROFIQI HASAN

Berita terkait

Cara Kota Yogyakarta Jadi Kawasan tanpa Rokok: Mau Merokok, Silakan ke Kuburan

15 Agustus 2021

Cara Kota Yogyakarta Jadi Kawasan tanpa Rokok: Mau Merokok, Silakan ke Kuburan

Simak bagaimana Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Denpasar, dan Sawahlunto menciptakan kawasan tanpa rokok demi menjadi kota/kabupaten layak anak.

Baca Selengkapnya

Bali Satu-satunya Provinsi Dinilai Baik Kurangi Sampah

25 Februari 2021

Bali Satu-satunya Provinsi Dinilai Baik Kurangi Sampah

Bali berhak memperoleh dana insentif khusus kategori pengelolaan sampah sebesar Rp 5,65 miliar. Simak dasar penilaian di Hari Peduli Sampah Nasional.

Baca Selengkapnya

Ada Rumah Bisabilitas Buat Disabilitas di Denpasar Bali

27 Februari 2020

Ada Rumah Bisabilitas Buat Disabilitas di Denpasar Bali

Rumah Bisabilitas yang merupakan rumah kreatif disabilitas menjadi wadah untuk mengembangkan kreativitas difabel.

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha BPR Legian Denpasar

24 Juni 2019

OJK Cabut Izin Usaha BPR Legian Denpasar

OJK mengimbau kepada nasabah BPR Legian agar tetap tenang.

Baca Selengkapnya

Usai Lebaran, Nirina Zubir Gowes Sepeda dari Jakarta ke Denpasar

19 Juni 2019

Usai Lebaran, Nirina Zubir Gowes Sepeda dari Jakarta ke Denpasar

Melalui tagar #suami_istri_ride Nirina Zubir membagikan perjalanan bersepeda dari Jakarta menuju Denpasar, Bali

Baca Selengkapnya

Es Blewah, Minuman Buka Puasa Favorit di Denpasar

20 Mei 2019

Es Blewah, Minuman Buka Puasa Favorit di Denpasar

Es blewah yang hanya dapat dijumpai saat Ramadan menjadi minuman buka puasa khas untuk menyemarakkan Pasar Ramadan di Kampung Jawa, Denpasar Barat.

Baca Selengkapnya

Dibuka 24 Februari 2019, Pasar Badung Terapkan Transaksi Nontunai

19 Februari 2019

Dibuka 24 Februari 2019, Pasar Badung Terapkan Transaksi Nontunai

Pasar Badung akan beroperasi pada 24 Februari 2019 mendatang dengan menerapkan sistem transaksi nontunai atau online.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan di Denpasar, Ada Pesta Kuliner di Kreatif Food Truck

9 Februari 2019

Akhir Pekan di Denpasar, Ada Pesta Kuliner di Kreatif Food Truck

Ada kreatif food Truck di lapangan parkir Taman Kota Lumintang di Kota Denpasar. Mulai pukul 13.00 waktu Indonesia bagian tengah. Coba kulinernya

Baca Selengkapnya

Daftar 10 Kota Paling Sehat Dunia, Kota Denpasar Masuk

12 Januari 2019

Daftar 10 Kota Paling Sehat Dunia, Kota Denpasar Masuk

Kota Denpasar adalah satu-satunya kota di Indonesia yang masuk dalam daftar 10 kota tersehat versi TravelSupermarket.

Baca Selengkapnya

Cerita Bos Tokopedia Ihwal 30 Kreator dan UMKM di MakerFest 2018

5 November 2018

Cerita Bos Tokopedia Ihwal 30 Kreator dan UMKM di MakerFest 2018

Untuk mendorong UMKM terus berkembang, sebanyak 30 kreator Bali memaparkan ide uniknya dalam ajang MakerFest 2018 di Kota Denpasar.

Baca Selengkapnya